Jisung membuka matanya dan merasakan pening hebat di belakang kepala. Ia melihat langit-langit kamarnya, mengingat kejadian semalam.Benar, aku mabuk kemarin.
Ia tidak ingat berapa gelas atau botol yang ia minum namun dengan fakta bahwa kepalanya sangat sakit dan ia tidak mengingat apapun itu cukup memberi tanda ia minum diluar batas toleransinya.
Jisung ingat ia pergi ke club, minum, lalu entah bagaimana ia pulang. Ia berusaha mengingat dan langsung terdiam saat ia mengingat dengan samar ia menelepon Chenle, dan lelaki itu membawanya pulang.
Jisung berusaha mengingat lagi meskipun kepalanya sungguh sakit dan ia mendapat ingatan samar bahwa ia mencium Chenle.
Tapi itu tidak mungkin kan?
Meski begitu, rasanya itu begitu nyata.
"Kau sudah bangun?"
Jisung menoleh seketika dan melihat Jaemin yang kini berdiri di ambang pintu. Ia bangkit dari kasur dan duduk sambil memegangi kepalanya. "Apa yang terjadi?"
"Entah. Aku datang kesini dan melihat kau sudah tidur pulas dengan vas yang sudah jatuh di bawah."
"Oh." Jisung terdiam. Mungkin tidak sengaja menyenggolnya.
"Kau terlihat pucat." ucap Jaemin. "Akan kubuatkan makanan."
"Hei hyung." panggil Jisung sehingga menghentikan langkah Jaemin. Jaemin menoleh dan Jisung terhenti sejenak. Ia ingin memastikan dulu.
"Semalam, aku tidak menciummu kan?"
Jaemin melongo, "Hah? Aku bahkan baru datang 20 menit yang lalu."
"Oh.." Jisung mengangguk. "Semalam, tidak ada.. orang..?"
"Jisung apa yang kau bicarakan?" Jaemin bertanya bingung sebelum berucap kaget. "Jangan bilang kau mabuk kemarin?"
"Kurasa.." Jisung tertawa kecil.
"Dasar! Untuk apa kau mabuk-mabukan?! Itu tidak baik kau tau?!"
"Aku hanya stress oke? Aku banyak pikiran."
"Soal Chenle?"
Jisung tidak menjawab dan Jaemin sudah tau itu. Lelaki itu menghela nafas pelan, "Akan kubuatkan makanan, sebaiknya kau mandi dulu."
Jisung terdiam dan berbaring di ranjangnya lagi. Tangannya meraba bibirnya sambil mengernyit, jika dia hanya berhalusinasi, kenapa ciuman di bibirnya terasa begitu nyata?
***
from : xxx-xxxx-xxxx
Makan malam jam 8 malam di restoran. Sopirmu akan mengantarmu nanti.
Chenle menghela nafas melihat sms yang baru saja masuk di hpnya. Ia mengantonginya di saku celananya sambil berharap apapun itu ia harap makan malamnya tidak membosankan. Ia berjalan menuju taman belakang hingga ia menangkap sosok Renjun yang kini berdiri di depannya. Dengan cepat ia berbalik namun Renjun lebih cepat lagi menangkap tangannya.
"Chenle."
Tak!
Chenle menepis tangan lelaki itu. Tetapi Renjun langsung menangkap tangannya yang lain. "Chenle kumohon bicaralah padaku."
"Zhong Chenle."
Chenle menarik tangannya, melepaskan genggaman tangan Renjun dari pergelangan tangannya.
"Chenle." ucapnya dengan memohon. "Tolong bicaralah padaku. Aku mohon." Renjun kini berdiri di depan lelaki itu. Matanya berkaca-kaca, "Aku sangat menyesal karena telah menuduhmu dan mengatakan kau adalah sampah. Itu semua diluar kesadaranku."
KAMU SEDANG MEMBACA
strawberries and cigarettes.
Fanfictionㅡ 천지 【what happen when the deliquent park jisung meet the model student zhong chenle?】 © 2019, yxriguseul