25

4.6K 941 271
                                    



"EYY BAGAIMANA? PASANGAN BARU KITA!"

Jeno dan Jaemin kini merangkul Jisung sambil terus mengucapkan kata 'pajak jadian' untuk mentraktir keduanya—juga Renjun.

"Kemana Chenle? Tidak berangkat bareng?"

"Hei Jisung! Bagaimana? Apa dia menangis? Menangis bahagia maksudku." tanya Jeno. Dia ingin tau apakah Jisung menyelesaikan lagunya dengan baik mengingat ia adalah gurunya.

"Atau malah kau yang menangis?" goda Jaemin.

"Ah, dia pasti sangat senang mendapat pria yang romantis! Pasti dia tidak menyangka!"

"Hei, bukankah kemarin ulang tahunmu? Kau mendapat hadiah terbaik!"

"Oh ya, aku jadi lupa! Selamat ulang tahun Jisungie!" Jaemin hendak mencubit pipi Jisung namun lelaki itu menepis tangannya. Membuat dua orang itu terdiam.

"Jisung?"

"Hei, kau tak apa-apa?"

Jaemin memegang dagu Jisung dan mengangkatnya, yang selanjutnya mampu membuat kedua orang itu melotot kaget.

"Jisung?!"

"JISUNG KENAPA KAU?!"

Wajah Jisung membengkak—bukan karena dipukul—melainkan karena menangis. Hidung dan matanya memerah, lalu ada kantung mata tebal di bawah matanya. Benar-benar mengenaskan.

"Astaga kenapa kau Jisung?"

"Jangan bilang kau menangis karena terlalu bahagia?"

Jisung menggeleng dan menjauhkan tangan Jaemin dari wajahnya. "Bukan."

"Kenapa? Ibumu berulah lagi? Perlu kuhajar?"

"Jaemin!"

"Apa? Ibunya menyakitinya!"

"Bukan ibuku." Jisung berucap. Ia menunduk, pandangannya kosong. "Aku tidak diterima."

"Diterima apa? Ujian masuk universitas? Kau masih kelas 10 Jisung." ucap Jaemin yang langsung dipukul oleh Jeno. Mungkin karena terlalu bodoh.

"Aku tidak diterima olehnya."

"Olehnya? Oleh..."

Keduanya terdiam. Saling berpandangan bingung sebelum melotot kaget.

"M..MAKSUDMU—"

"EY TIDAK MUNGKIN!"

"JISUNG JANGAN BERCANDA! MANA MUNGKIN! CHENLE BENAR-BENAR JATUH CINTA PADAMU." Ucap Jeno penuh penekanan. Sambil tangannya mengguncang tubuh Jisung yang lemas seperti guling.

"Buktinya aku tidak diterima bukan? Dia tidak menerimaku. Dia tidak menyukaiku."

"Tidak mungkin. Buktinya tatapannya padamu benar-benar penuh cinta. Dia juga menciummu bukan?" tanya Jaemin. Jisung hanya menghela nafas. "Jisung, lebih baik kau bertanya lagi pada Chenle. Pastikan lagi."

"Aku tidak bisa."

"Hei, kau kan laki! Kau dominan bukan? Kau harus kejar pujaan hatimu sekuat yang kau bisa. Ini hanya penolakan yang pertama!"

Jisung akhirnya mengangguk. Mungkin akan kucoba lagi.

.

.

.

"Kudengar dari seseorang kau menolak Jisung."

Chenle melirik Renjun yang kini berdiri di sampingnya dan mengacuhkannya sambil menata barang-barangnya di loker.

strawberries and cigarettes.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang