Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"sial sial sial sial sial,"
hyunjin menggumam dengan panik. tangannya bergetar kala ia menatap layar ponselnya.
Chris. incoming call...
dirinya tengah berperang. haruskah ia mengangkat telpon dari kakak tingkat itu atau tidak? jika iya, hyunjin takut dan bingung akan membicarakan apa. jika tidak, hyunjin juga takut akan menyesali pilihan itu.
"bodo amat ah udah, gue angkat." dengan jemari yang bergetar, dia menggeser tombol telpon dan menempelkan ponselnya di telinga kanannya.
setelah mengatur napasnya, hyunjin akhirnya bersuara. "h-halo?" dan ia langsung menyesalinya. hyunjin pikir suaranya akan terdengar cukup tegas, tapi ia malah terdengar seperti kambing yang mengembik.
"evan,"
suara bangchan terdengar datar. hyunjin menautkan kedua alisnya. ia hanya menggumam kecil sebagai jawaban sebelum bangchan lanjut berbicara.
"kamubesokkelas?"
hyunjin mengangguk walaupun bangchan tidak bisa melihatnya. "kelas, sih. tapi sore." ia memainkan ujung kausnya gugup. "kenapa kak?"
"kamuasrama gedung berapa?"
hyunjin langsung menjawab. "gedung 2,"
suara berisik terdengar di seberang sana. hyunjin berpikir bahwa bangchan sedang membereskan barang-barangnya. kemudian satu kalimat dari bangchan setelah itu membuatnya terkejut bukan main.
"siap-siap, kakak ke sana."
sambungan telepon terputus begitu saja sebelum hyunjin sempat mengatakan apa-apa. ia melirik arloji yang melingkari pergelangan tangan kirinya, pukul setengah sembilan malam. hyunjin langsung beranjak dari ranjang dan melangkah ke lemari dengan terburu-buru.
ia langsung meraih hoodie berwarna maroon dan ripped jeans di lemari pakaiannya, dan dengan tergesa-gesa mengganti pakaian yang tadi dikenakannya dengan yang baru saja ia ambil.
ia menatap pantulan dirinya di cermin dan merapikan sedikit rambutnya. setelah dirasanya cukup, ia mengambil parfum dan menyemprotkannya di tubuhnya.
hyunjin kembali duduk di ranjangnya, gelisah. kenapa bangchan tiba-tiba mengajaknya pergi? terlebih lagi sekarang sudah malam. apakah bangchan mengajaknya pergi karena lelaki itu butuh pengalihan dari kesedihannya karena ia baru saja putus dengan saerom?
hyunjin tidak tahu, mungkin ia akan bertanya nanti dan mungkin tidak.
tapi hyunjin tidak bisa menyangkal bahwa ia senang bangchan akan mengajaknya keluar malam ini.
hyunjin melangkah menuju rak sepatu dan mengenakan leather boots-nya. beberapa detik setelahnya, notifikasi line dari bangchan membuatnya berjengit.