empat belas.🔞

3.6K 294 41
                                    

napas kedua anak adam itu tersengal—terutama yang lebih tua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

napas kedua anak adam itu tersengal—terutama yang lebih tua.

kepala bangchan mendongak dengan matanya yang tertutup rapat. tubuhnya lemas setelah mendapat pelepasannya beberapa saat yang lalu. tak lama, ia kembali menatap hyunjin yang masih berada di bawah meja. keringat memenuhi pelipisnya. mulutnya terbuka, memudahkan bangchan untuk melihat sisa dari pelepasannya tadi di lidah hyunjin. obsidian gelap yang lebih muda memaku pada bangchan.

pemandangan di depannya ini sungguh membuatnya tak tahan.

bangchan kemudian menarik mundur kursi yang ia duduki, membuat hyunjin sedikit kebingungan dan gugup. otaknya bekerja cepat, memikirkan kemungkinan bahwa bangchan ingin melanjutkan—

"sini, sayang," senyuman bangchan berikan, dan wajah hyunjin memerah padam kemudian. "duduk." bangchan menyudahi bicaranya dengan menepuk paha kanannya yang terekspos.

hyunjin menelan ludahnya dengan susah payah. pemandangan di depannya ini entah kenapa membuatnya terangsang.

dengan penuh keraguan, hyunjin akhirnya berdiri di hadapan bangchan. jarinya meremat bagian bawah kaus yang ia kenakan. dirinya masih takut untuk duduk di pangkuan kekasihnya, membuat dirinya memalingkan wajah karena terlalu malu.

"jangan malu, jangan takut juga," bangchan berbicara separuh terkekeh sambil meraih dagu hyunjin, membuat adik tingkatnya itu mau tak mau menatapnya. "percaya sama aku, ya?"

mendengar betapa lembut bangchan berbicara, hyunjin merasa sedikit tenang. anggukan kepala dan senyuman manisnya pun ia berikan, membuat bangchan mengusap pipi gembilnya dengan pelan sebelum menarik pergelangan tangan hyunjin dengan pelan untuk membuatnya duduk di pangkuannya.

hyunjin memposisikan dirinya senyaman mungkin di pangkuan kekasihnya, dengan kedua lengan yang mengalung dengan erat di leher bangchan.

di jarak yang sedekat ini, jantung hyunjin berdegup begitu kencang sampai-sampai dadanya terasa nyeri. wajah kekasihnya terlihat begitu sempurna dilihat dalam jarak seintim itu. hyunjin mengusap rahang bangchan, menatap seluruh bagian wajah bangchan dengan pandangan memuja.

bangchan juga sama, memuja betapa sempurna orang terkasihnya ini.

saat pandangan keduanya akhirnya bertemu, keduanya sama-sama tersenyum. bangchan memiringkan kepalanya sedikit, matanya jatuh pada bibir penuh hyunjin, begitu menggoda untuk dicium. pandangannya naik lagi untuk menatap hyunjin, seakan meminta izin padanya untuk menciumnya. kekasihnya itu tentu saja memberi izin dengan memejamkan matanya dan mengeratkan pelukannya.

terpaan napas hangat bangchan semakin terasa di wajahnya, hingga ia merasakan bibir bangchan menyentuh bibirnya dengan lembut.

hyunjin merasa jantungnya jantuh ke dasar perutnya saat bangchan meletakkan sebelah tangannya di pinggangnya—tentu saja setelah melesak masuk ke dalam kausnya dan membelai tubuhnya dengan ringkas. ciuman yang awalnya lembut berubah menjadi lebih menggairahkan setelah lenguhan halus hyunjin terdengar. hyunjin benci betapa pandainya bangchan membuat dirinya terangsang. sentuhan lembut di tubuh dan ciuman memabukkan yang kekasihnya itu berikan mampu mengacaukan isi otaknya, membuat dirinya mengingingan sentuhan lebih banyak lagi dari kekasihnya.

muara | chanjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang