Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
pukul satu dini hari di restoran cepat saji.
hyunjin fokus mengerjakan tugas nirmananya. menyelupkan kuasnya ke tinta hitam dan membuat garis-garis gelombang di kertas.
di depannya ada jisung, yang sedang melipat lengannya di atas meja. kedua netranya memaku pada hyunjin yang sejak awal tiba di restoran cepat saji ini menolak untuk mengatakan apapun selain makanan yang ingin ia pesan.
lelaki yang lebih tinggi ini bahkan belum menyentuh burger yang sedari tadi ia pesan—yang jelas sudah dingin, dan jisung rasa akan tidak begitu enak untuk disantap. hyunjin masih fokus mengerjakan tugasnya, tidak mempedulikan jisung yang mungkin sudah melotot menatapnya.
"jadi, evano irshad," jisung mencondongkan tubuhnya sedikit. "lo ngajak gue nugas, di burger king, tengah malem—dan yang pasti ini harusnya jam tidur gue, tapi lo dari tadi gak ngomong apa-apa selain minta dipesenin burger."
hyunjin masih diam. akhirnya jisung melanjutkan. "lo ada masalah apa?"
hyunjin melirik jisung sedikit, hendak berbicara sebelum jeongin datang sambil membawa dua burger dan satu gelas kola.
"gibran!" jisung menyahut, protes. "barusan evan mau ngomong tapi karena lo tiba-tiba dateng, dia ga jadi ngomong."
jeongin duduk di samping jisung, ia merengut. "terus kenapa malah jadi salah gue..."
jisung mendengus kemudian menggelengkan kepalanya. ia masih sebal karena hyunjin tak kunjung berbicara dan hanya fokus mengerjakan tugasnya.
"padahal nanti gue gereja pagi. untung gue sayang sama lo van, jadi gue temenin lo di bk jam segini." jisung menggelengkan kepalanya sekali lagi.
tangan hyunjin masih bergerak untuk menggambar nirmananya, matanya melirik jisung dan jeongin sebentar sebelum kembali menatap kertas. walaupun begitu, ia akhirnya bicara.
"kak chris bilang dia suka sama gue."
setelah kalimat barusan diucapkan, sebuah pemandangan lucu dan agak mengerikan dihadiahkan untuk hyunjin: jisung yang menepuk punggung jeongin lantaran lelaki itu tersedak daging burger karena mendengar ucapan hyunjin.
makanan yang berada di mulut jeongin berhasil keluar dan ia akhirnya bisa bernapas lega. kemudian lelaki manis itu menatap hyunjin sebal. "ngomongnya jangan tiba-tiba banget gitu!"
hyunjin meringis. "maaf."
"lo jawab apa?" tanya jisung.
hyunjin terdiam selama beberapa saat, dan setelahnya ia menggelengkan kepalanya singkat.
"lo tolak?!" tanya jisung dan jeongin serempak, dibalas oleh anggukan hyunjin.
baik jisung dan jeongin sama-sama mendesah kecewa. mereka pikir hyunjin akan menjalin hubungan dengan kakak tingkatnya itu, namun ternyata mereka salah.