delapan.

1.9K 330 25
                                    

"we need to talk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"we need to talk."

bangchan mengembuskan napasnya kasar. ia menatap gadis di depannya dan mau tak mau menganggukkan kepalanya.

"okay, but not here." bangchan meraih pergelangan tangan saerom dan membawa gadis itu menjauh dari gerbang asrama putra. lelaki itu tidak mengindahkan protes yang dilayangkan oleh gadis seumurannya.

saerom mendengus sebal, terlihat jelas dari wajahnya bahwa gadis itu marah. "lo mau nyeret gue ke mana sih?!"

"diem dulu, naura." beruntung kesabaran bangchan masih ada.

"ya tapi lo gak perlu nyeret gue!"

pengangan bangchan di pergelangan saerom pun terlepas. lelaki itu mengangkat kedua tangannya tanda menyerah sebelum memasukkannya ke dalam saku celana. "udah, seneng? sekarang, ikut aku."

saerom memutar bola matanya malas sambil mengikuti bangchan dari belakang.

di sini mereka sekarang, duduk di kursi kafe gedung kuliah umum yang sudah buka pagi itu. bangchan menyandarkan tubuhnya di kursi sebelum memulai, "what do you want to talk about?"

"chris," saerom menarik napas. "jujur sih, gue gak suka ngedenger lo ngebela adik tingkat segitunya."

"kenapa?"

"ya.. gak suka aja. aneh aja lo ngebela orang yang gak begitu lo kenal dengan seniat itu. terlebih lagi, dia alasan gue sama lo putus, 'kan?"

bangchan menggelengkan kepalanya. "enggak, naura. kita putus karena kamu sendiri yang minta."

saerom meninggikan suaranya. "no, dia salah satu alasan kenapa lo mau putus setelah gue minta, chris. if you really loved me, you wouldn't just agree to break up with me!"

orang-orang yang lewat di sekitar mereka mulai menatap keheranan karena suara saerom yang sudah cukup keras, membuat bangchan menatap mereka semua dan menggumamkan kata maaf.

"naura varischa," bangchan menghela napas. "aku setuju kita putus karena kamu sendiri yang minta. tolong ingat lagi, aku sempet nahan kamu. aku tau waktu itu kamu emosi, tapi kamu tetap pengen putus kan?"

saerom meremat bagian ujung kausnya. ia tidak bisa menyangkal apa yang baru saja bangchan ucapkan. "tapi—"

"sekarang, aku tanya. what's the main point of this conversation? kamu mau nyalahin aku terus, atau kamu sebenarnya mau balikan?"

lagi-lagi, saerom tidak tahu harus menjawab apa.

"kalau kamu mau kita balikan, maaf.. gak bisa, naura." bangchan berdiri dari duduknya. "kamu udah buat keputusan dari awal. kita putus, gak ada yang bisa diubah lagi."

muara | chanjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang