hyunjin memainkan jemarinya dengan gugup.
ia kini berada di mobil, berdua dengan bangchan. yang lebih tua fokus memperhatikan jalanan di depannya.
setelah pengakuan hyunjin tentang perasaannya, bangchan menyuruhnya untuk menunggu sebentar di luar. dalam waktu dua menit, yang lebih tua sudah berpakaian rapi dan langsung menarik hyunjin ke mobil.
di sini hyunjin dan bangchan sekarang.
"kak?" hyunjin menoleh sedikit untuk menatap bangchan yang masih fokus.
"hm?"
hyunjin memainkan jemarinya lagi dengan gugup. "kita mau ke mana?"
bangchan tidak menjawab—membuat hyunjin semakin gugup dan kebingungan. ia juga takut. bagaimana kalau bangchan hendak membawanya kabur?
"kamu udah makan?" bangchan balas bertanya, membuat hyunjin keheranan.
gelengan kepala diberikan sebagai jawaban. bangchan tersenyum singkat sebelum mengusap pipi gembil hyunjin dan kembali fokus menyetir.
hyunjin menjadi resah. bangchan belum membahas tentang dirinya yang menyatakan perasaan beberapa menit yang lalu di depan kostnya. hyunjin takut jika bangchan akan menolaknya—ya, bangchan memang waktu itu menyatakan perasaan terlebih dahulu, tapi tuhan maha membolak-balikkan hati, bukan?
"jangan mikir yang aneh-aneh, ya, evan."
kalimat barusan membuat hyunjin sedikit terkejut. apakah keresahannya begitu kentara sampai-sampai orang yang disukainya ini menyadari itu?
"kelihatan banget ya, kak?" hyunjin bertanya.
bangchan tersenyum singkat. "lumayan." ia melirik hyunjin sedikit sebelum kembali fokus pada jalanan. "kakak masih suka sama kamu kok, gak mungkin kakak bisa berhenti suka sama kamu secepat itu."
hyunjin hanya mengangguk paham, ia diam-diam tersenyum. pipinya menghangat dan memerah.
ternyata begini rasanya, dicintai oleh orang yang kamu cintai.
"kak chris," hyunjin memanggil, hatinya tergerak untuk mengetahui lebih banyak tentang lelaki di sampingnya ini. "kakak ambil peminatan apa?"
bangchan menaikkan sebelah alisnya, heran karena hyunjin tiba-tiba bertanya soal itu. "multimedia film, kenapa?"
"bisa jelasin ke aku gak, itu nanti kuliahnya kayak gimana?"
"oh, boleh," bangchan tersenyum lebar. "jadi nanti kamu bakal..."
bangchan menjelaskan dengan detail, tanpa melewatkan hal-hal kecil. namun, hyunjin tampaknya tak begitu memerhatikan penjelasan bangchan, ia hanya fokus menatap wajah sempurna kakak tingkatnya.
terlalu tampan, hyunjin sampai harus menahan napas.
"gitu dek, pokoknya asik deh," bangchan menyelesaikan penjelasan panjangnya perihal peminatan yang ia ambil setelah memarkirkan mobilnya di area parkir mcdonald's. begitu ia menoleh untuk melihat hyunjin yang tak kunjung merespon, ia tergelak. adik tingkat kesayangannya itu masih menatapnya dengan pandangan berbinar, lucu sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
muara | chanjin
Fanfic[lokal!au] completed. dan dia menyadari, dirinya tidak akan pernah cukup di mata pasangannya. b.c x h.j