5 | Kebohongan dan tangisan

6.3K 264 7
                                    

"hiks kenapa kakak hiks lakuin itu?" Reta bertanya sambil terisak hebat. Kedua tangannya mencengkram kuat selimut yang menutupi tubuhnya

"KENAPA KAK? KENAPA?" tanya Reta dengan suara yang mulai meninggi. Namun yang diajak bicara hanya diam saja

"hiks kak Rengga jahat hiks" ucap Reta dengan suara melemah dan diiringi isakan

Rengga hanya diam dan memakai pakaiannya kembali. Ia kemudian berjalan keluar kamar itu tanpa sepatah katapun meninggalkan Reta bersama tangisan pilunya

Setelah tangisnya mulai mereda, Reta kemudian memunguti pakaiannya yang berceceran lalu memakainya kembali. Ia melihat dressnya sobek di bagian lengan

Reta kemudian berjalan keluar, meninggalkan kamar yang menjadi saksi bisu ia kehilangan sesuatu yang selama ini ia jaga baik baik

Dengan tertatih, Reta berjalan menuju tempat dimana ia tadi meninggalkan Nevan. Rasanya sangat sakit ketika ia berjalan, begitu pula hatinya, dan jangan lupakan mata sembabnya

Reta mampir toilet sebentar untuk membasuh wajahnya lalu melanjutkan berjalan menuju ruangan tempat pesta Lena diadakan

Ia mendekati Nevan yang ternyata masih berada di tempat yang sama saat Reta meninggalkannya tadi

"Kenapa lama ke toiletnya?" tanya Nevan

"kamu kenapa jalannya susah gitu?"

"kaki kamu sakit?" tanya Nevan dengan nada khawatir

"terus itu matanya kenapa? Abis nangis?" tanya Nevan bertubi tubi

Reta terkekeh melihat kekhawatiran sahabatnya itu. Sedikit memperbaiki moodnya "satu satu napa tanyanya?" tanya Reta balik dan dibalas tatapan tajam oleh Nevan

"oke oke aku jawab" ucap Reta pasrah setelah ditatap demikian

"pertama, iya lama antrinya banyak"

"kedua, tadi abis kepeleset di toilet"

"ketiga, iya kakinya sakit, makanya jalannya agak susah. Terus aku nangis sampe sembab gini" alibi Reta

"tapi ini lama banget loh Ret, lebih dari satu jam. Kamu dimana? Aku tadi cari di toilet ga ada, aku telpon juga percuma hape kamu ada di aku" tanya Nevan

"Emang kamu masuk toilet cewek? Engga kan?" Tanya balik Reta "perut aku tadi sakit banget jadi lama di toiletnya"

Jika ada kompetisi berbohong, pastilah Reta pemenangnya. Lihatlah saja bagaimana cara ia mengelabuhi Nevan. Tanpa cacat dan gugup sedikitpun

"terus itu bajunya sobek kenapa?" tanya Nevan mengintrogasi

"tadi tersangkut pintu toilet" jawab Reta dengan lantang, seolah itulah yang terjadi sebenarnya

Nevan menghela nafas "sekarang mau pulang?" tanya Nevan yang dibalas anggukan oleh Reta

"tapi gendong ya" pinta Reta manja lalu mengulurkan kedua tangannya. Nevan tersenyum lalu membalikan badan dan berjongkok membiarkan Reta menaiki punggung kokohnya.

kedua bersahabat itu meninggalkan Lena yang terbakar api cemburu.

Meninggalkan tempat yang mengantarkan mereka pada kejadian kejadian tak terduga lainnya

🍓

"kayaknya ayah sama bunda udah tidur" ucap Nevan ketika telah sampai di depan gerbang rumah Reta "mau aku gendong sampe kamar?" tanya Nevan

"udah gausah. Kamu pulang aja" tolak Reta. Reta kemudian turun dari mobil Nevan dan berjalan memasuki gerbang rumahnya dengan tertatih

Reta beberapa kali meringis bahkan sampai menangis saat merasakan sakit ketika ia menaiki tangga menuju kamarnya

Sampai di kamarnya, Reta segera mandi untuk membersihkan diri. Namun berapa pun air yang ia gunakan tetap saja ia merasa kotor. Dan akhirnya Reta kembali menangis tersedu-sedu

Karena sudah merasa kedinginan, Reta memakai handuk kimononya lalu berjalan keluar kamar mandi.

Setelah berganti pakaian, Reta lalu membaringkan tubuh letihnya di atas kasur king sizenya. Seketika kejadian di club tadi berputar di otaknya dan Reta pun kembali terisak hebat, meratapi nasib buruknya

Kamar Reta diisi tangisan dan isakan pilu Reta. Untung kamarnya kedap suara, jadi ayah dan bundanya tidak akan mendengar tangisannya

Malam itu, Reta menangis semalaman hingga capek dan tertidur sendiri

🍓

Karena menangis semalaman, alhasil Reta sekarang merasa pusing dan kedinginan

Seperti biasa, bi Mirah datang dan akan menyiapkan segala keperluannya. Namun tidak untuk saat ini

"bibi siapin air mandi ya neng" ijin bi Mirah pada Reta yang masih terbaring di tempat tidurnya

"gausah bi, Reta nggak sekolah" tolak Reta "Reta gak enak badan" ucap Reta

Bi Mirah mendekat dan menyentuh dahi Reta "panas ini neng" ujar bi Mirah "yaudah bibi ambilin air kompresan dulu" pamit bi Sumi lalu pergi keluar kamar Reta

Tak berapa lama terdengar suara langkah kaki. Reta kira bi Mirah namun ia salah, ternyata Nevan yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya

"kata bi Mirah kamu sakit Ret?" tanya Nevan lalu mendekati Reta yang masih terbaring itu

"pusing" adu Reta "ayah,bunda mana?" tanya Reta

"udah ke kantor pagi pagi tadi, ada urusan kali" jawab Nevan

Lalu bi Mirah kembali masuk dengan membawa sebaskom air hangat yang langsung diambil alih Nevan

"bibi lanjutin aja masaknya. Biar Nevan yang jaga Reta" ucap Nevan

"loh Nak Nevan nggak sekolah?" tanya bi Mirah yang dibalas gelengan "Reta sakit bi"

Bi Mirah tersenyum memaklumi dan pergi keluar kamar meninggalkan Reta dan Nevan

"kamu sekolah aja Van, ada ulangan kan" ujar Reta mengingatkan

"bisa ulangan susulan bareng kamu" ujar Nevan lalu berjalan mendekati lemari Reta dan mengambil satu handuk kecil.

Nevan mulai mengompres Reta. Mencelupkan handuk pada air hangat di baskom, memerasnya, dan menempelkannya pada dahi Reta

"dingin Nev" adu Reta, tubuhnya menggigil kedinginan

Nevan lalu mengambil selimut dari lemari Reta dan memakaikannya pada tubuh Reta melapisinya hingga tiga lapis selimut.

Bi Mirah masuk kamar lagi dengan membawa segelas air dan semangkuk bubur

"makan neng, udah bibi siapin bubur ini" ucap bi Mirah

"biar Nevan aja yang nyuapin bi" ucap Nevan lalu mengambil alih semangkuk bubur itu

Bi Mirah lalu keluar kamar untuk menyelesaikan pekerjaannya. Tinggalah Nevan dan Reta. Nevan dengan telatennya menyuapi Reta beberapa kali harus membujuk Reta yang tidak mau makan

"itu kenapa matanya sembab? Abis nangis lagi?" tanya Nevan di sela ia menyuapi Reta

"semalem begadang nonton drakor sampe nangis nangis" ucap Reta dengan kebohongannya yang lain.

Maafin Reta Nev, batin Reta

"dasar. Udah tau paginya sekolah, eh malah begadang nonton Drakor" gerutu Nevan "mana pake acara nangis nangis lagi"

Reta yang mendengar gerutuan sahabatnya itu hanya bisa menampilkan cengiran bodohnya

Selesai makan, yah walaupun hanya memakan setengah Reta lalu meminum obat dengan bantuan Nevan tentunya

Setelah meminum obat, Reta pun tertidur dan membiarkan Nevan yang dengan telaten mengompresnya

🍓

Ah gue gemes sama Rengga masa
Gila aja tuh orang
Pengen gue bejek bejek
Emosi gue
Satu kata buat Rengga?

So gimana sama part ini?
Jangan lupa vomment ya

And see you next part


Not An AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang