7 | Berubah

4.9K 239 0
                                    

Satu bulan kemudian...

Sudah satu bulan sejak kejadian di club. Sudah satu bulan juga Reta menyembunyikan kejadian itu dari semua orang. Walau terkadang ada rasa khawatir jika orang orang terdekatnya tahu

Sudah satu bulan juga Reta beraktivitas seperti biasa. Hanya saja menjadi pribadi yang lebih pendiam dan tertutup. Bahkan istirahat saja ia hanya berdiam diri di kelas dan Nevan lah yang selalu membelikan makanan untuk Reta

Berubahnya sikap Reta yang menjadi pendiam itu membuat Nevan bingung. Beberapa kali Nevan bertanya dan jawabannya hanyalah 'gak papa' walaupun sebenarnya sangat penasaran apa yang terjadi pada sahabatnya hingga bersikap demikian, Nevan tahu Reta hanya belum siap menceritakan kepadanya. Cepat atau lambat Reta pasti akan bercerita kepadanya

🍓

Nevan dan Reta sampai di depan rumah Reta. Mereka baru saja pulang dari Sekolah

"Bisa diem gak sih!?" bentak Reta ketika Nevan mengacak acak rambutnya

"Kamu kenapa sih?" tanya Nevan yang bingung dengan sikap sahabatnya ini. Biasanya jika Nevan mengacak Rambut Reta, Reta hanya cemberut dan meniup niup rambutnya yang menjuntai menutupi wajahnya. Namun kali ini berbeda, Reta malah membentak Nevan

Reta merapikan Rambutnya lalu berusaha membuka mobil, namun tidak bisa

"Buka" ucap Reta memandang Nevan dengan sengit

"Gamau" tolak Nevan

"Buka!" ucap Reta dengan nada lebih tinggi

"Gak mau! Wlee" tolak Nevan sambil menjulurkan lidahnya

"BUKA NEVAN!"Bentak Reta yang membuat Nevan terkejut bukan main

"kenapa sih? PMS ya?" tanya Nevan

Reta tercenung sejenak, kapan terakhir kali ia datang bulan? Lalu ia teringat kejadian di club sebulan lalu

Melihat Reta terdiam, membuat Nevan bingung. Tadi Reta marah marah, giliran ditanya lagi PMS eh malah diem

"WOI!" teriak Nevan tepat di samping telinga Reta

Reta segera tersadar dan membuka pintu mobil Nevan yang untungnya sudah tidak terkunci. Reta lalu berlari memasuki rumahnya, meninggalkan Nevan yang dilanda kebingungan

Reta terus berlari dengan mata yang mulai berair. Ia memasuki rumah tanpa memerdulikan bi Mirah yang menyapanya. Reta terus berlari hingga sampai ke kamarnya. Ia segera menutup pintu kamar, menguncinya, dan duduk bersandar di balik pintu kamar

"Gak gak mungkin!" kalimat itu terus diucapkan Reta sambil membenturkan kepala di pintu kamarnya

Dengan tangan yang gemetar, Reta mengutak atik ponselnya. Ia memesan ojek online lalu mengganti pakaiannya dengan celana jeans panjang dan sweater peach. Tak lupa ia menyambar tas kecil yang berisi dompet dan ponselnya.

Reta masih berdiam diri di kamar, ia menunggu ojek online yang dipesannya sampai depan rumah. Ia tak mau menunggu di teras karena sedang tidak ingin bertemu dengan bi Mirah yang akan banyak bertanya

Setelah memastikan ojek online yang dipesannya sampai, Reta segera berlari menuju gerbang rumahnya

"Pak buruan berangkat" ucap Reta tak sabar

"Sabar atuh neng, ini helmnya dipake dulu" ucap ojek online itu lalu memberikan helm pada Reta yang langsung dipakai Reta.

"Buruan pak" desak Reta

"iya iya neng ini berangkat" ucap ojol itu lalu menjalankan motornya

🍓

Not An AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang