41 | Petaka

3.6K 158 12
                                    

Seperti janjinya tadi, Rengga seharian bersama Reta, menuruti kemanapun wanita itu pergi dan apa yang ingin dia lakukan.

Saat ini Reta hanya ingin ditemani menonton film. Genre film yang dipilihnya saat ini adalah fiksi ilmiah berjudul The Maze Runner. Film yang menceritakan sekelompok anak muda yang berupaya mencari jalan keluar dari perangkap labirin raksasa.

Reta semakin bergeser mendekati Rengga, tangannya juga semakin erat memeluk lengan Rengga.

"Takut? Ga serem itu mah" Celetuk Rengga.

"Reta takut kalo jadi dia, ga kenal siapa-siapa mana cewek sendiri." Balas Reta ketika film tersebut menampilkan kedatangan seorang perempuan satu-satunya diantara sekumpulan laki-laki.

Mereka lalu menonton film tersebut sampai selesai. "Kamu mau nerusin nonton itu lagi?" Tanya Rengga karena film tersebut trilogi.

"Enggak." Jawab Reta lalu ndusel di pelukan Rengga. "Mau dielus," Ucapnya.

Rengga mengerti, ia lalu berlutut di depan Reta, menyingkap baju Reta dan mengelus perut buncitnya.

"Hi siapa nih yang nendang?" Rengga mengajak anaknya mengobrol.

"Heh kuat banget ini, ga sabar pengen main sepakbola ya?"

Reta tersenyum haru melihat interaksi Rengga dengan anak di perutnya lalu terkikik ketika Rengga menghujami kecupan di perutnya.

Rengga bangkit, ia duduk di samping Reta dan membawa Reta masuk ke dekapannya "Ga sabar mereka keluar, pengen aku ajak main sepakbola, basket, tenis, voli."

"Yakali baru lahir diajak sepakbola." Cibir Reta.

"Ya gapapa lah, keren."

"Ngawur."

Tiba-tiba Reta beranjak, ia pergi ke kamar lalu tak lama kembali. Ternyata ia tadi mengambil ponselnya

"Kak, Reta pengen ini." Ujar Reta sambil menunjukkan sebuah video yang menampilkan seekor anak cheetah.

"Heh yang bener aja, itu kalo gede kamu di-ngap" Cibir Rengga.

"Ihh ini lucu tau"

"Kalo gede ga lucu lagi itu"

"Ya nanti beliin baby potion."  Ucap Reta.

"Itu apa lagi?" Tanya Rengga kebingungan.

"Ituloh ramuan yang bisa ngembaliin ke bayi lagi, kayak di game pou." Ucap Reta polos.

Rengga menggeram, ia mendekap Reta erat lalu menggigit pipinya yang gembil.

"Ah sakit"

"Ih Kak Rengga jorok" Ucap Reta sambil memberontak.

"Aneh-aneh aja kamu, jadi gemes pengen makan" Ucap Rengga dengan seringaian lebar.

"Ah, awas ah Reta ngambek" Reta mendorong Rengga lalu pergi ke kamar.

"Ngambek kok bilang-bilang." Sindir Rengga.

"DIEM!" Teriak Reta dari dalam kamar.

Sekitar sepuluh menit kemudian, Reta kembali menghampiri Rengga. Pakaiannya telah berganti dengan dress selutut dan jaket jeans.

Not An AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang