32 | Botol minum

3K 159 4
                                    

Rengga mengangguk, ia segera menjalankan mobilnya keluar dari halaman rumah Reta. Sepanjang perjalanan Rengga hanya diam. Reta yang tak suka keheningan mulai membuka suara

"Kak...Kenapa sih?"

Rengga diam

"Jangan diam terus ih" Rengek Reta

Rengga tetap diam

"Reta ada salah ya? Kasih tau Reta di mana salahnya"

Rengga diam, pandangannya tetap lurus kedepan

"Kak, jangan cuekin Reta hiks" Mulai terdengar isakan

Rengga menghela napas

"Lihat papa kamu dek, hiks ga sayang sama mama, hiks ga sayang sama kalian"

Citt

Mobil berhenti di lampu merah. Rengga menoleh kearah Reta yang sedang mengelus perutnya

"Siapa yang bilang gitu?" Tanya Rengga

"Kak Rengga cuekin Reta, Reta ga suka dicuekin, adek sama dedek juga ga suka dicuekin huaa" tangis Reta pecah

Rengga segera menarik Reta ke dalam pelukannya. Walaupun tak bisa memeluk dengan leluasa "maaf"

Reta melepas pelukannya "Reta salah ya? Reta gatau salah di mana tolong kasih tau"

Rengga menatapnya datar "gitu aja masih nanya" cibirnya, "Ada orang yang mau nyium cowo lain di depan suaminya sendiri" sindir Rengga yang kembali menjalankan mobilnya

Reta mengerti, "Kak Rengga cemburu ya?" goda Reta

"Apaan sih?"

"Ih Kak Rengga cemburu" Reta terkikik "cemburu tanda cinta, artinya Kak Rengga cinta sama Reta"

"Siapa yang bilang gitu?" Tanya Rengga

"Reta" jawab Reta polos sambil menunjuk dirinya sendiri

Rengga berdecak, mobilnya saat ini sudah berada di basement apartemen. Rengga turun lalu menurunkan koper Reta

Reta setia mengikutinya di belakang "iya kan? Kak Rengga cemburu"

"Kak Rengga cinta sama Reta yeihh" Ucap Reta sepanjang perjalanan menuju unit apartemen mereka

"Ck! Diem"

"Gabisa diem, wlee" Reta menjulurkan lidahnya. Ia lalu berjalan mendahului Rengga dengan lompat-lompat kecil

"Reta jangan lompat-lompat" Rengga memberi peringatan, ia ngeri dengan perut Reta

"Ck! Iya iya" Reta berdecak kesal. Reta lalu memasukan password apartemen

Rengga masuk, ia langsung duduk di sofa. Reta datang dari dapur, ia membawa air minum untuk Rengga

Rengga meminumnya, sementara Reta memperhatikan wajah Rengga lekat sambil senyum-senyum tak jelas

"Kenapa?" ujar Rengga sok sinis, padahal ia gugup

"Gapapa, kak Rengga udah cinta sama Reta" Reta menoel-noel pipi Rengga. Rengga menghempaskannya

"Apaan sih?!"

"Kak ih, masih marah ya?" Reta cemberut. Rengga diam

"Kak..." Rengek Reta "maafin Reta" ucap Reta lirih

"Cium dulu"

"Hah?"

"Perlu diulang?" Tanya Rengga sarkas

"Engga," Balas Reta, ia meremas jarinya dan menggigit bibirnya sendiri. Reta gugup

"Tutup mata dulu, Reta malu"

Not An AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang