13 | makan malam

3.5K 164 2
                                    

Reta membersihkan badannya lalu memakai bajunya. Tak lupa ia menyemprotkan parfum strawberrynya.

Reta lalu duduk di meja makan menunggu Rengga pulang. Sesekali menatap bangga hasil masakannya itu

Jam sudah menunjukan pukul delapan malam. Namun, Rengga belum juga menampakan batang hidungnya. Beberapa kali juga Reta menelepon Rengga, namun hanya ada jawaban dari operator yang mengatakan nomor Rengga tidak aktif

Reta memustuskan berpindah ke sofa untuk menunggu Rengga pulang. Tangannya terulur mengusap perutnya yang masih rata

"papa kamu kemana ya" gumam Reta

Jam menunjukan pukul sepuluh malam, namun Rengga belum juga kembali padahal perut Reta telah keroncongan sejak tadi. Dan mungkin janinnya pun meminta jatah

Reta mulai lelah dan mengantuk. Hingga ada seseorang membuka pintu apartemennya dari luar

"kak Reng—"

Rengga masuk dengan berjalan sedikit sempoyongan, dan yang lebih mencengangkan adalah keberadaan Lena yang memakai baju kurang bahannya

"heh ambilin minum sana" ucap Rengga pada Reta yang berdiri di depannya

"makasih kak Lena udah nganterin kak Rengga, sekarang kak Lena bisa pulang" ucap Reta

"Heh gak sopan banget sih ngusir tamu" sentak Rengga

"gak papa gue juga mau langsung pulang" ucap Lena menengahi

"gak boleh, lo disini dulu" ucap Rengga lalu bangun dari duduknya dan menyeret Reta menuju dapur

"heh lo jadi orang gak punya sopan santun apa?" sentak Rengga

"lebih gak punya sopan santun mana dari perempuan yang malem malem pergi sama suami orang?"

"oh berani ngelawan lo hah?!" Rengga mencengkram kuat rahang Reta

"mau lo apa hah? Lo udah dapet status istri gue, sekarang lo mau apa hah?!" Rengga melepas kasar cengramannya

"R-reta cuma mau kak Rengga menerima dan sayang Reta sama anak dikandungan Reta bisa?" lirih Reta

"lo kalo udah dibaikin malah ngelunjak ya" Rengga kembali mencengkram rahang Reta, tak peduli pada Reta yang mulai mengeluarkan air mata

"dengerin gue baik baik, gue tanggung jawab cuma sebatas status, lebih dari itu? Kita ga ada apa apa" Rengga melepas kasar cengkramannya "satu lagi, jangan pernah lo berani ngadu" Rengga mendekatkan wajahnya "kalo nggak, lo bakal tau akibatnya" tangan Rengga turun ke perut Reta dan mencengkramnya

"j-jangan"

Rengga melepas cengkramannya lalu menegakkan tubuhnya "yang perlu lo tau Lena itu pacar gue. Gue ingetin sekali lagi, jangan pernah berani ngadu, ngerti?"

"ng-ngerti hiks"

Rengga menepuk pelan kepala Reta "good girl" lalu pergi meninggalkan Reta yang terduduk lemas di kursi, menangis sambil menatap makanannya sendu

Reta telah kehilangan napsu makannya, ia lalu beranjak hendak ke kamarnya, namun pemandangan menyedihkan kembali menyapanya. Di sana di sofa, Reta melihat Rengga dan Lena tengah bermesraan sembari menonton televisi yang menayangkan film

Reta memutuskan berjalan cepat melewati belakang Rengga dan Lena, lalu masuk ke dalam kamarnya sendiri

Di dalam kamar, Reta kembali menangis, ia mengelus perutnya "maafin papa hiks kamu yang nggak hiks menginginkan kamu nak hiks"

Reta terus menangis hingga jatuh terlelap

Pukul 02.00

Reta terbangun dari tidurnya karena rasa lapar melanda

"maafin mama sayang, kamu juga lapar ya?"

Reta lalu bangkit dan keluar dari kamarnya. Ia melihat sofa penuh dengan bungkus makanan ringan, namun Rengga dan Lena entah kemana. Untuk saat ini Reta tak mau memikirkan itu, urusan perutnya jauh lebih dipentingkan

Reta duduk di meja makan dan memakan masakannya sendiri yang sebelumnya hendak ia makan bersama Rengga

"enak juga" gumam Reta lalu tersenyum. Namun, senyumannya seketika menghilang ketika mengingat kejadian tadi

Tak ingin berlarut-larut, Reta segera menghabiskan makanannya. Reta lalu memutuskan untuk kembali tidur di kamarnya

🍓

Pukul 10.00

Reta terbangun dan terkejut melihat jam di dinding kamarnya? Ah iya ia baru ingat ini kamarnya di apartemen Rengga

Keadaannya sungguh kacau, matanya membengkak karena terlalu lama menangis

Dengan malas Reta turun dari tempat tidurnya dan masuk ke kamar mandi. Setelah selesai melakukan ritual mandinya, Reta segera berganti pakaian memakai celana pendek diatas lutut dan kaos putihnya

Ia dan Rengga memang diizinkan tidak masuk sekolah selama tiga hari. Kata ibu mertuanya sih, agar bisa punya waktu berdua lebih lama. Tapi—ah sudahlah

Saat Reta keluar kamar, ia melihat Rengga yang duduk di sofa sembari menonton televisi

"baru bangun lo, berasa nyonya gitu?" celetuk Rengga tanpa menolehkan kepalanya menghadap Reta

"m-maaf"

"ck! Buruan pergi ke dapur sana, belajar masak, jangan mau jadi nyonya doang"

mendengar perkataan Rengga, mata Reta seketika berkaca kaca. Selama ini ia tak pernah mendapat perkataan tajam seperti itu, selama ini ia selalu dimanja. Namun apa ini? Apakah ia mendapat karma?

Reta berlari ke dapur dan melihat bi Eri sedang mencuci piring

"bi"

"eh non Reta udah bangun" ucap bi Eri "eh? Kok mau nangis? Kenapa?" tanya bi Eri yang terkejut melihat mata Reta yang berkaca kaca

"bi hiks kenapa kak Rengga jahat sama Reta? Reta ada salah ya? Kak Rengga benci banget sama Reta sama anak di perut Reta" runtuhlah seketika tembok yang tadi dibangunnya

"hei, dengerin bibi ya" ucap bi Eri sambil membantu Reta duduk di kursi makan "den Rengga nggak jahat, dia cuma belum menerima aja, bukan benci" ucap bi Eri "lama kelamaan aden juga bakalan nerima bahkan sayang banget sama non dan debaynya"

"t-tapi—"

"ssht—rasa cinta itu datengnya karena terbiasa. Non mau kan perjuangin cinta den Rengga buat non sendiri sama debaynya?"

"tapi caranya gimana?"

Bi Eri tersenyum tipis

🍓

Misi, vote nya dong mniezz


Not An AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang