04. Altair's past

104 13 160
                                    

(ू•ᴗ•ू❁) haloo ni aku ada backsound di atas (keliatan nggak?) pas baca part awal kan itu flasback pas kecilnya Altair, yak. Jadi sabi banget diputer sambil bacaaa. Itu piano kok, nggak ada suaranya jadi nggak disturbed InsyaAllah, mah. Hehe, bye bye Happy Reading

.
.
.

Altair

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Altair

"Ayah kerja dulu, ya. Altair sama bunda."

"Kenapa aku sama bunda nggak ayah ajak aja?" tanya gue yang waktu itu masih suka minum susu setiap mau tidur.

"Nanti dua bulan sekali ayah pulang. Tuh, ada Capella juga, 'kan yang nemenin kamu ... ayah pamit, ya."

"Tapi Altair nggak mau ditinggal Ayah. Kenapa jauh, kerjanya?"

"Altair sayang, Ayah kan cari uang buat kamu sama Bunda. Nanti juga kan Altair di sini sama Bunda. Ada Capella juga. Ayo, lepas dulu pelukannya sama Ayah."

"Iya, Alta ... nanti Capella temenin kalo lagi bosen. Capella bakal temenin Alta terus nanti."

"Yah, janji pulang cepet, ya."

"Siap, prajurit! Jangan nakal, ya. Dengerin kata Bunda ... Jangan di kamar terus, main juga ke luar sama Capella. Ya?"

"Iya, Yah. Hati-hati juga, Ayah."

Itu ingatan yang akan pernah gue lupain, 2012, ketika gue masih duduk di bangku sekolah sadar. Dia pamit pergi, untuk kerja. Dan gue melaksanakan apa yang dia minta untuk nggak berdiam diri di kamar.

Gue keluar. Seperti apa yang dia inginkan.

Main sama Caca. Meskipun, mainannya masak-masakan. Gue lakuin.

Tiga tahun kemudian, 2015, frekuensi kepulangan ayah mulai nggak setabil. Bukan dua bulan sekali, tetapi berubah jadi empat bulan sekali, lima bulan sekali.

"Bunda, Ayah udah dua bulan lebih nggak pulang. Sibuk banget, ya?"

"Alta, kamu udah besar. Kalau emang ayah belum pulang ngertiin. Kerjaannya berarti banyak, kamu ke kamar dulu. Bunda masih ada kerjaan. Jangan lupa gosok gigi dulu sebelum tidur."

"... Iya, Bunda. Altair, mau ke Caca bentar, ya?"

"Iya."

Di 2016 ayah hanya pulang saat akhir tahun. Gue sering menghubunginya lewat e-mail, tapi beliau selalu bilang, "Bentar, ya, Altair. Ayah belum beres urusannya di sini."

Resonance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang