Capella
"Udah nggak mencret, nggak mual, pusingnya tinggal dikit ... kangen sama lo-nya yang banyak."
Gue menoleh ke seseorang yang berhasil memancing jantung berdegup lebih cepat dari detik sebelumnya. Terlihat nggak berdosa sambil terus melihat gue diposisi tidurannya di lengan sofa. Dengan sedikit sisa tenaga hari ini gue mencoba menetralkan semuanya, termasuk emosi, pikiran, hati, dan ... desiran aneh di dalam sana. Sadaaar, Ca. Mulutnya Alta emang suka ngomong ngaco.
Sebuah kaki menendang pantat gue. "Apaan dah lo merem mulu begitu, Ca."
"Gue lagi nggak mood bercanda ya, Al."
"Ya, gue juga nggak bercanda," jawabnya dengan cepat dengan tampang datar. Nggak akan pernah bisa damai kalau interaksi sama Altair tu. Nggak lagi sehat, nggak lagi sakit, sama-sama nyebelin. Contohnya liat aja sekarang, kakinya dengan tak berdosa ditimpa ke atas paha gue. Padahal lagi duduk manis begini.
"Kaki, Al ...." Gue memberi peringatan dengan malas.
"Pijit, Caaa." Kurang asem. Tugas kelompok aja dah gue kerjaiin! Jangan rubah saya jadi kanibal Ya Allah.
"Maaf, Tuan. Saya capek."
Jeda lama setelah suara tawa berbalut ejekannya terdengar. Gue masih bersandar sambil mengalihkan atensi ke layar TV yang lagi-lagi menampilkan iklan kopi.
"Ca!"
Kayaknya abis ini gue jadi kanibal beneran.
"Oi."
"Pssst."
Mulai, deh berisik.
"Heh, pstttt. Pssst."
"Caaa."
Kaki Alta sekarang digerakan tak beraturan di atas paha gue. Gue ada dosa besar apa, sih hari ini, Ya Tuhan?
"Ta ...."
"Nah, gitu dong jangan diemin gue."
"Capek gue ngomong sama lo."
"Jangan capek, dong. Belum juga gue apa-apain, Ca." Dia bangkit dari tidurannya. Kalau otaknya mulai nggak beres tandanya udah mau sembuh. Oh, atau tambah sakit? Sakit jiwa misalnya.
Oh, iya. Gue keinget sesuatu yang jadi beban dari tadi. Soal Gian, kenapa juga nggak gue tanyain ke Alta?
"Ta, gue mau nanya."
Dia lagi-lagi membenarkan posisi duduknya. "Gue jawab."
"Emmm, lo ... tahu itu nggak. Soal--"
"Yang bikin capek?" jawabnya dengan tertawa. Apa, sih yang lucu? Heran.
"Ck. Bukan."
"Terus?"
"Itu ... temen lo."
"Lah, nggak jadi jawab kalo lo nanya mereka. Jangan bilang lo naksir sama salah satu temen gue!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Resonance
Ficção AdolescenteAltair x Capella Harinya terserah semesta, santuy seminggu dua kali Young Adult 15+ ______________ Di sini kalian akan bertemu dengan remaja gila yang terluka karena mempertahankan mimpinya, menomor duakan diri mereka sendiri. Mereka adalah wujud d...