Bagian : Empat

571 37 0
                                    

Seperti hari-hari sebelumnya, Diandra hari ini kembali menunggu kedatangan Saka untuk menjemputnya. Ia duduk menunggu di kursi meja makan dengan sabar, mengetuk-ngetuk jarinya di meja sambil meneguk segelas susu. Begitu gelas susu itu kosong, suara klakson terdengar dari luar. Menandakan bahwa Saka sudah tiba di depan. Setelah berpamitan pada sang ibu, Diandra berlari kecil menuju mobil Saka.

Tidak terdapat percakapan apa pun saat mereka melaju ke sekolah. Ketika tiba pun mereka hanya berjalan bersisihan dalam diam. Entah kenapa mereka diam sekali hari ini, tidak seperti biasanya. Keduanya menaiki tangga menuju lantai dua saat sebuah suara menginterupsi keheningan di antara mereka.

"Pagi, kak!" seru sebuah suara yang sudah lumayan Diandra kenali.

"Pagi, Naomi," balas Diandra tersenyum ramah pada juniornya itu.

"Kak Saka, kan?" tanya Naomi menatap Saka dengan mata berbinar. Pertanyaannya itu di balas dengan anggukan kecil oleh Saka.

"Makasih ya kak udah nolongin aku kemarin. Kalau nggak ada kakak, aku nggak tau bakal di apain sama mereka."

"Iya. Lain kali jangan lewat jalan sepi sendirian lagi," kata Saka menyarankan.

Naomi mengangguk semangat mendengar perkataan Saka barusan. Sementara Diandra hanya terkekeh pelan melihat antusias Naomi saat mendengarkan Saka berbicara. Ia seperti sangat terkagum dengan penampilan Saka. Ya, harus di akui memang jika Saka itu tampan. Ia lumayan terkenal di kalangan juniornya, belum lagi ia masuk dalam klub basket.

Ketiga orang itu berpisah di depan kelas Naomi, "sampai ketemu lagi, kak!" seru gadis itu sebelum memasuki kelasnya.

Diandra tersenyum mengiyakan, sementara Saka hanya menarik sudut bibirnya tipis. Mereka lalu melanjutkan langkah untuk pergi ke kelas mereka yang masih berjarak beberapa ruang dari kelas Naomi tadi.

"Sak, kayaknya dia suka sama lo tuh." Diandra akhirnya membuka percakapan dengan Saka.

"Siapa? Naomi maksud lo?" tanya Saka mengangkat sebelah alisnya.

"Iyalah, siapa lagi."

"Terus kalau dia suka sama gue kenapa emang? Cemburu lo?"

Diandra memukul lengan Saka, "pede banget lo ngatain gue cemburu!"

"Ya terus, kenapa?"

"Lo nggak tertarik gitu sama dia?" Diandra terlihat antusias saat menanyakan hal itu.

"Cantik sih, tapi nggak dulu ah."

"Dih, kenapa?"

"Nggak apa-apa. Malas aja."

"Sok malas lo," cibir Diandra.

"Suka-suka gue. Lagian, kenapa lo antusias banget?"

"Siapa tau seorang Saka bisa melepas status jomblonya gitu?" kata Diandra kemudian tertawa kecil, membuat Saka merotasikan matanya.

"Sok-sokan lo. Lo aja jomblonya lebih lama dari gue."

Mendengar itu, Diandra menatapnya tajam. Memang ia menyandang status jomblo lebih lama dari Saka. Tapi, itu bukan masalah, kan?

"Ya terus kalau gue lebih lama kenapa?!"

"Cari pacar duluan, nanti baru gue nyusul."

"Lo kira gampang apa cari pacar!"

"Gampanglah, tinggal tembak salah satu," kata Saka menunjuk beberapa orang pria yang sedang duduk di bangku panjang tak jauh dari mereka.

Diandra menatap ngeri pada mereka. "Gila lo!"

TERLUPAKAN? || REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang