Bagian : Lima

511 31 0
                                    

Koridor benar-benar sepi siang itu. Hanya terdapat beberapa murid yang sepertinya tidak berniat ke kantin yang sudah pasti sangat amat penuh dengan manusia yang kelaparan. Di antara murid yang tidak pergi ke kantin, terdapat Saka yang masih setengah jalan menuju kantin. Pria itu di tinggal oleh kedua sahabatnya, katanya mereka sudah lapar. Dan Saka berjalan terlalu lama. Asik berjalan menuju kantin, seseorang tiba-tiba menyejajarkan langkah dengannya.

Ia mendapati Naomi di sampingnya, memerhatikannya dengan senyum merekah. Tidak tahu apa penyebabnya. "Kenapa?" tanya Saka.

"Tumben sendirian, kak."

"Yang lain udah duluan."

"Kenapa di tinggal?"

"Mereka lapar katanya."

Naomi menganggukkan kepalanya. "Oh iya kak, kemarin kakak ulang tahun, ya?"

Saka sebenarnya heran, dari mana Naomi tahu bahwa kemarin adalah ulang tahunnya. Tapi melihat bahwa sepertinya ia akrab dengan Diandra, ia tidak terlalu heran. Walau pun belum tentu juga Naomi mendengarnya dari Diandra, tapi ya sudahlah, anggap saja begitu. Ia mengangguk menanggapi pertanyaan Naomi tersebut.

Naomi menghentikan langkah kakinya, membuat Saka mau tidak mau ikut berhenti. Gadis itu mengulurkan tangannya dengan senyum lebar. Seakan sangat berharap Saka mau membalas uluran tangannya itu.

"Selamat ulang tahun ya, kak." Katanya begitu tangannya di sambut oleh Saka.

Saka tersenyum, "makasih."

"Kakak mau ke kantin, kan?"

"Iya."

"Ya udah, bareng aja kalau gitu."

Saka mengiyakan ajakan itu. Mereka lalu berjalan beriringan menuju kantin, dan tentu saja dalam suasana hening. Saka tidak tahu harus membuka ruang obrolan seperti apa, begitu juga Naomi yang hanya berharap di ajak mengobrol. Hingga akhirnya mereka memasuki area kantin tanpa mengobrol sama sekali. Saka mengedarkan pandangannya, mencari keberadaan Diandra dan Sera. Pandangannya berhenti pada dua sosok yang sedang menyantap makanan mereka di sudut kantin.

"Kak, kakak mau duduk di mana?" tanya Naomi lalu berbalik. Namun ia tidak mendapati Saka di sebelahnya. Pria itu sudah berjalan menghampiri kedua temannya tanpa mengucapkan satu kata pun. Ia yang melihat itu berdecak sebal, kemudian memilih tempat duduknya sendiri.

"Lama banget lo." Ujar Sera begitu melihat Saka duduk di depannya.

"Untung kita nggak tungguin lo." Sahut Diandra dengan mulut penuh mie.

"Telan dulu baru ngomelin gue," cibir Saka kemudian dengan seenaknya meminum es teh milik Diandra.

Melihat itu Diandra langsung memukul tangan Saka, "enak banget lo main comot minum orang! Beli sono!"

"Pelit banget lo!" kata Saka sebal kemudian malah mengambil es teh milik Sera.

"Kayak punya sendiri ya, mas." Sera menekan kata sendiri sambil menatap tajam pada Saka. Sedangkan yang di tatap hanya menyengir.

Setelah meminum sedikit es teh milik kedua sahabatnya, Saka memilih memgedarkan pandangannya. Malas menatap dua gadis yang asik memakan makanan mereka. Percayalah, melihat mereka berdua makan, itu sudah membuatnya kenyang. Pasalnya mereka terlihat sangat menikmati makanan itu.

Saka menjelajahi satu per satu meja kantin yang terisi penuh itu dengan tatapannya. Sama sekali tidak ada meja yang kosong saat itu. Kantin terlihat amat sempit karena tertutupi oleh manusia-manusia yang berburu makanan ini. Matanya kemudian berhenti pasa sosok gadis yang sedang menatapnya dari jauh. Tatapan mereka bertemu, membuat si gadis mengukir senyum. Tidak ingin di sangka sombong, Saka terpaksa membalas senyuman itu. Walaupun tipis sekali.

TERLUPAKAN? || REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang