Unik dan Lucu

781 110 11
                                    

Sudah dua hari Hyungjun tidak bersemangat melakukan apa-apa, ekspresi wajahnya muram sejalan dengan suasana hatinya yang buruk.

Pikirannya dipenuhi oleh presentasi pleno yang akan dilaksanakan kurang dari dua minggu lagi, dan Hyungjun sama sekali tidak memahami materinya. Lebih tepatnya ada beberapa hal yang kurang dipahaminya, dan sekeras apapun Ia mendekam diperpustakaan untuk mencari hal yang Ia risaukan, Hyungjun belum menemukan jawabannya.

Itulah yang membuat hari ceria Hyungjun berubah mendung.

Pemuda berpipi gemuk itu juga berencana meminta bantuan teman-teman satu kelompoknya untuk mengajarkan beberapa hal yang tidak Ia pahami, namun Hyungjun merasa sungkan.

Dikelas, Hyungjun paling dekat dengan Hyunbin. Entahlah, dia juga tidak tahu kenapa mereka bisa sedekat itu tapi yang pasti Hyunbin selalu membantunya jika Hyungjun sedang kesulitan.

Hyungjun juga cukup dekat dengan Minhee dan Junho, namun tentu saja Ia ragu untuk menanyakan kesulitannya pada mereka. Mereka keliatan kurang meyakinkan, dan daripada Hyungjun berujung pusing jadi niat itu selalu Ia urungkan.

"Arrgh.. kenapa gue gengsi banget sih? mereka juga bakalan bantu kalo gue gak paham kan?"

Hyungjun menggerutu tidak jelas, Ia menendang gulingnya dan memutuskan bangkit dari posisi tidur. Pemuda itu mencari ponselnya ditumpukan berbagai buku-buku rumpun ilmu kesehatan.

Setelah mendapatkan ponselnya, Hyungjun kemudian menatap benda persegi panjang itu lekat. Hatinya lagi-lagi bergejolak.

Wonjin dan Minkyu.

Hanya mereka yang mungkin dapat membantunya. Namun pikirannya kembali semerawut, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan.

Jika Hyungjun meminta bantuan Wonjin untuk mengajarinya, Hyungjun ragu kalau pemuda manis pacarnya Minkyu itu akan menyanggupinya, terlebih diantara semua anggota kelompok belajarnya, Hyungjun paling tidak dekat dengan Wonjin. Entahlah, padahal pemuda itu keliatan ramah namun Hyungjun terlalu sungkan untuk mendekatinya.

Lalu jika Hyungjun meminta bantuan Minkyu, dia juga ragu kalau pemuda itu mau membantunya. Tapi Minkyu pernah bilang kalau ada kesulitan, dia bisa menghubunginya bukan? Apa itu benar? Apa Minkyu tidak sedang mengumbar omong kosong ketika mengatakan itu? Entahlah, Hyungjun pusing.

"Bodo amatlah, daripada gue berakhir kemusuhan sama temen kelompok sendiri, mending gue minta bantuan aja."

Pemuda itu membulatkan tekad, jari-jari lentiknya bekerja selama beberapa detik guna mengirim beberapa pesan, kemudian setelah itu Hyungjun melempar ponselnya dan mendekati meja belajarnya untuk kembali berperang; membuat isi kepalanya kebakaran.

...........................❄❄

Minkyu baru saja masuk ke kamarnya setelah Ia makan malam bersama ayah, dan kakak perempuannya. Ibunya sedang kebagian jaga malam sedangkan kakaknya laki-lakinya sedang pergi berkencan dengan kekasihnya sehingga Minkyu makan malam bersama Jaewook dan Yoojung.

Setelah berbincang ringan dengan ayahnya dan mendengarkan keluh kesah kakak perempuannya, Minkyu melangkah kembali ke kamar. Tentu saja bukan untuk tidur melainkan untuk belajar, tidak baik untuk kesehatan jika setelah makan langsung tidur jadi Minkyu memutuskan untuk membaca textbook dan mencatat hal yang tidak dipahaminya untuk menjadi bahan pertanyaan pada Ibunya.

Minkyu merenggangkan badannya yang pegal dan menatap jam dinding. Sudah pukul sebelas, berarti Ia belajar selama dua jam. Pemuda itu mulai membereskan buku-bukunya, dan berjalan menuju tempat tidurnya. Ia menjatuhkan tubuhnya yang lelah, namun Minkyu sama sekali belum mengantuk.

Four Seasons - Winter ( Minkyu X Wonjin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang