Bimbang, Bodoh, dan Ego

683 105 21
                                    

Wonjin membunyikan bel beberapa kali hingga Yoojung membukakan gerbang rumahnya lengkap dengan sebuah payung yang melindungi tubuhnya. "Iya ampun Wonjin, ngapain kamu hujan-hujanan kayak gini, sini masuk dulu."

Wonjin menggeleng. "Minkyu ada di rumah kak?"

"Minkyu? dari semalem dia gak pulang ke rumah, memangnya kenapa?" jawab Yoojung.

Wonjin meremat pakaiannya yang basah karena air hujan, lalu ia menggigit bagian dalam bibirnya. "Tadi minkyu gak kuliah kak, aku telepon juga gak diangkat jadi aku pikir minkyu sakit."

"Udah jangan mikirin minkyu dulu, kamu masuk dan ganti baju. Nanti malah kamu yang sakit, ayo.." ujar Yoojung meraih tangan Wonjin; mengajaknya masuk ke rumah.

Namun Wonjin melepas tangan Yoojung begitu lembut kemudian ia tersenyum. "Wonjin mau pulang aja, kak."

"Iya tapi kamu ganti baju dulu ya, hujan juga masih deres, tunggu sampe hujan reda terus kamu pulang. Ya? Nurut sama kakak?"

Wonjin kembali menggeleng. "Gapapa kak, udah kepalang basah juga. Aku pulang ya kak, kalo minkyu pulang tolong kasih tau aku ya, aku khawatir sama Minkyu."

"Kamu tuh bandel banget sih, sama aja kayak minkyu. Iya udah, nih ambil payung kakak, jangan pulang hujan-hujanan gini."

"Gak usah kak, nanti baju kakak basah. Aku pamit pulang ya.."

Wonjin kemudian melangkah pergi dari kediaman rumah Minkyu. Meninggalkan Yoojung yang terpaku mengamati Wonjin yang berjalan semakin menjauh hingga menghilang dari pandangannya. Perempuan itu mengumpat dalam hati 'Kim Minkyu bodoh!'

Disisi lain, Wonjin berjalan dengan pandangan kosong, tubuhnya mulai menggigil kedinginan, namun ia tetap melanjutkan langkahnya; berniat datang ke apartemen studio Minkyu.

Butuh sekitar dua jam hingga Wonjin sampai di apartemen kekasihnya, karena pakaiannya yang basah kuyup membuat Wonjin tidak diperbolehkan menaiki bus dan para supir taksi juga menolaknya hingga ia harus menyusuri jalan demi sampai di apartemen Minkyu.

Sesampainya, ia menekan bel pintu apartemen setelah itu ia menyandarkan kepalanya pada pintu; Wonjin merasa amat pusing, ditambah badannya yang sudah menggigil. Minkyu pasti akan kerepotan, tapi Wonjin benar-benar ingin bertemu; memastikan bahwa pacarnya itu baik-baik saja.

Wonjin mengepalkan tangannya yang sudah mati rasa, pandangannya mengabur dan kepalanya semakin terasa pening.

Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya pintu apartemen dibuka; oleh Minkyu yang wajahnya juga nampak berantakan.

Sekilas Wonjin bisa melihat ekspresi khawatir luar biasa ketika ia datang dengan keadaan menyedihkan seperti ini.

"Wonjin.." ujar Minkyu; nadanya terdengar khawatir.

Pemuda gembul itu memberikan senyumnya sebelum kegelapan akhirnya berhasil menguasainya. Wonjin total limbung ke dalam pelukan Minkyu, dan hal yang ia ingat terakhir kali adalah kekasihnya yang meneriakan namanya.

"HAM WONJIN!!"

...............❄❄


Minkyu menyibak tirai, memperlihatkan kondisi langit Seoul yang mendung tanpa satupun bintang yang terlihat dibalik jendela minimalis apartemennya. Lalu pria itu duduk di sofa kecil yang menghadap jendela, termenung dalam diam; pikirannya melayang.

Malam ketika Minkyu memutuskan untuk menuruti egonya daripada akal sehatnya dengan mencium Hyungjun yang berakhir ia ditampar oleh laki-laki berpipi gemuk itu, lalu Hyungjun meninggalkannya sendirian tanpa mempedulikan semua permintaan maaf yang ia teriakan berulang kali.

Four Seasons - Winter ( Minkyu X Wonjin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang