Cerita Sebelum Hujan

561 95 42
                                    

"Adikmu gimana keadaannya njin?"

Jungmo sedang lari pagi ketika melihat Wonjin akhirnya pulang dari rumah sakit menggunakan taksi. Well, semalam Daseul dilarikan ke rumah sakit karena demam tinggi.

Lalu dengan badan yang masih berkeringat Jungmo memutuskan menghampiri Wonjin yang keliatan lelah bahkan untuk membuka gerbang rumahnya. Tanpa banyak bicara, Jungmo yang membukakannya sembari bertanya keadaan Daseul.

Dilihat dari raut wajah Wonjin yang cukup tenang namun terkesan lelah; mungkin keadaan Daseul sudah membaik.

"Demamnya udah turun, mungkin nanti sore juga udah dibolehin pulang sama dokter." jawabnya.

"Syukur deh kalogitu."

Jungmo yang masih mengekori Wonjin hampir terjengkang karena Wonjin tiba-tiba menghentikan langkahnya lalu berbalik menatapnya tajam. "Ngapain lo ngikutin gue? Badan lo bau!"

Jungmo hampir menjatuhkan rahangnya mendengar ucapan super menyebalkan keluar dari mulut Wonjin. Ia melotot tidak terima dikatai bau, namun ketika ia mulai mengendus badannya; Jungmo seketika meringis. Ia bau keringat.

"Pedes banget tuh mulut!" Jungmo memilih mengomel; terlalu jaim mengakui bahwa ia memang bau keringat.

Kemudian setelah itu Jungmo memutar arah; hendak melanjutkan kegiatan lari paginya yang terhenti, mungkin ia akan lari sekitar 2 putaran sebelum memilih pulang dan mandi.

Namun baru beberapa langkah, Wonjin menahannya. "Lo mau lari pagi lagi?"

Jungmo bergumam sebagai jawaban.

"Tunggu bentar, gue mau ikut lari pagi."

Mungkin sekitar lima menit kemudian, Wonjin muncul dengan hoodie merah muda yang malah membuatnya terlihat super menggemaskan.

"Lelet amat lo ganti baju doang, dasar tuan putri!" omel Jungmo; berusaha menyadarkan dirinya untuk tidak terpesona pada pacar orang.

Mereka kemudian beriringin memutari komplek sebanyak 2 putaran, Jungmo tidak masalah jika Wonjin ingin menambah satu atau dua putaran lagi tapi sepertinya tetangga manisnya itu sudah keliatan kelelahan; huh payah sekali.

Keduanya memutuskan mampir ke minimarket; hendak membeli air minum.

Namun hujan turun tepat setelah mereka sampai di minimarket, "kenapa jadi hujan sih?" gerutu Wonjin.

"Itu tandanya kita harus ngadem disini sembari ngabisin duit." balas Jungmo sembarangan.

Jungmo kemudian mengambil ramyeon buldak carbonara, hoppang, dan susu almond lalu berjalan ke arah kasir.

"Pagi-pagi udah makan mie instan, gak baik buat kesehatan."

"Bukannya udah gua bilang, kalo hujan tuh wajib makan mie instan?"

"Tapi ini masih pagi, dan lo baru olahraga. Lemak nih perut lo lemak semua!" omel Wonjin sembari menepuk-nepuk perut Jungmo.

Jungmo menepis tangan Wonjin. "Jangan sembarangan raba-raba badan gua, entar lo ketagihan!"

Setelah perdebatan konyol tersebut usai, Jungmo melangkahkan kakinya menuju mesin ramyeon sekaligus memasukan hoppang ke dalam microwave dan mengatur waktu selama 2 menit 15 detik.

Wonjin sendiri membeli 2 bungkus roti melon, kimbab instan, sosis, dan susu pisang. Wonjin memasukan sosisnya ke dalam microwave dan mengatur waktu sekitar 2 menit.

Setelah semuanya selesai, keduanya pun duduk menghadap jendela minimarket; memperhatikan hujan yang turun semakin deras.

Jungmo dengan lahap menyantap ramyeonnya, sementara Wonjin sedang menikmati sosis. "Semalem lo tidur di rumah sakit, njin?"

Four Seasons - Winter ( Minkyu X Wonjin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang