Sebuah Keputusan

849 122 24
                                    

Sejujurnya Minkyu sudah berpikir dari jauh-jauh hari mengenai hubungannya dengan Wonjin yang sudah terjalin lama, dan hubungan semunya dengan Hyungjun yang sudah menginjak satu bulan.

Minkyu amat menyadari resiko apa yang akan ia tanggung jika memilih main hati dengan orang lain, ketika ia sendiri memiliki kekasih. Pemuda itu tahu kalau dirinya akan menyakiti Wonjin dengan perbuatan bodohnya.

Namun sungguh, ia sama sekali tidak pernah berpikir akan berakhir main belakang bersama Hyungjun. Pada awalnya ia hanya menyukai Hyungjun, pemuda itu sangat berbeda dari Wonjin. Pemuda itu seolah bergantung padanya, memberi celah bagi Minkyu untuk memberikan perhatiannya.

Jika bersama Wonjin, Minkyu tidak perlu merisaukan apapun. Pacarnya selalu melakukan yang terbaik demi menggapai masa depannya.

Sedangkan bersama Hyungjun, Minkyu seolah menjadi pemuda yang bisa diandalkan, ia bisa membantu Hyungjun belajar, dan mengatasi beberapa kesulitan yang pemuda gembul itu alami.

Minkyu kemudian menoleh, menatap Hyungjun yang tidur di atas ranjang yang sama dengannya, wajah terlelapnya, dengkuran halusnya, dan bibirnya yang sedikit terbuka. Entah kenapa, Minkyu merasakan hatinya berdenyut nyeri.

Hyungjun tidak pantas diperlakukan seperti ini, oleh siapapun termasuk dirinya.

Perlahan, Minkyu turun dari tempat tidurnya. Melangkah cukup hati-hati menuju ruang tengah, lalu duduk termenung di sofa.

Malam ini, untuk pertama kalinya ada seseorang selain Wonjin, yang menginjakan kakinya disini, bahkan sampai menginap. Mengambil alih tempat biasanya Wonjin tertidur, sambil bergelung manja dipelukannya.

Minkyu menghela nafasnya cukup dalam, menekan semua emosi yang perlahan membunuhnya, mencoba keras untuk tidak menjatuhkan beberapa tetes air mata, namun sayangnya ia tidak mampu menahannya. Minkyu mulai menangis terisak.

Wonjin yang merona malu-malu saat ia menyatakan perasaannya, Wonjin yang tertawa bahagia ketika mereka dinyatakan lolos fakultas kedokteran, Wonjin yang merengut lucu ketika ia menggodanya, dan Wonjin yang menunjukan sorot kekecewaan di kedua mata cantiknya.

Semuanya silih berganti muncul dalam kepalanya.

Dadanya sesak bukan main seolah-olah ada yang mencekiknya, hingga Minkyu kelelahan dan akhirnya terlelap dengan figura berisi foto dirinya dan Wonjin, lengkap dengan perasaan bersalahnya.

....................❄❄


Hyungjun terbangun karena ia ingin buang air, namun ia sedikit terkejut melihat sisi tempat tidurnya kosong, pemuda gembul itu mengangkat bahu; mungkin Minkyu terbangun dan keluar sebentar.

Setelah menyelesaikan urusannya di toilet, ia berjalan hati-hati, hendak mencari keberadaan Minkyu sampai pendengarannya menangkap suara aneh diruang tengah. Matanya jelas melihat Minkyu berusaha meredam suara isakan. Hati Hyungjun mencelos, apa Minkyu tengah menangis?

Hyungjun diam di balik pintu, berusaha mencerna situasi yang terjadi. Tangisan Minkyu terdengar begitu menyayat hati, penuh keputusasaan, dan membuat siapapun yang mendengarnya ikut merasakan kesedihan.

Sampai beberapa menit berlalu Hyungjun tetap berada diposisinya hingga suara tangisan Minkyu tidak terdengar lagi, digantikan dengan suara dengkuran halus. Pemuda bermarga Song tersebut menggigit bibirnya pelan, memutuskan untuk mendekati Minkyu dan benar saja, cowok itu tertidur dengan sisa-sisa air mata diwajahnya yang belum sepenuhnya mengering.

Hyungjun membenarkan posisi tidur Minkyu, lalu tangannya terulur mengambil figura dari tangan Minkyu. Menatapnya cukup dalam, hingga ia mengerti kenapa Minkyu memilih pergi dari kamarnya, dan menyendiri di ruang tengah.

Four Seasons - Winter ( Minkyu X Wonjin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang