First Vinegar

3.9K 564 64
                                    

Xie Lian berjalan hampir sempoyongan menuju apartemen. Pikirannya mengembara. Dia baru saja tahu fakta bahwa San Lang adalah juniornya di kampus walaupun berbeda jurusan. Hal lain yang mengejutkan ialah tetangga San Lang yang mulai dikenalnya hampir tiga minggu lalu juga bukan orang sembarangan. Pemuda yang sering berseru "shizun ini~ shizun itu~" adalah Lou Binghe. Mahasiswa satu angkatan dengannya namun beda jurusan, ia satu jurusan dengan San Lang. Sementara sosok yang selalu dipanggilnya shizun merupakan salah satu dosen di universitas mereka. Lain lagi pemuda bernama Lan Wangji. Dia adalah ketua dewan mahasiswa. Dan pemuda lainnya yang kerap memanggilnya dengan nama Lan Zhan adalah kekasihnya, Wei WuXian. Benang merah di antara mereka adalah keluarga Luo dan Lan merupakan dua dari tiga keluarga paling kaya dan berpengaruh di seantero negri. Ajaibnya lagi kedua pimpinan keluarga adalah teman baik.

Entah kemana saja Xie Lian selama enam bulan ini hingga baru mengetahui semua fakta itu hari ini. Maklum, dia adalah mahasiswa pindahan yang termasuk dalam kategori anti gossip-gossip club. Dia hanya ingin menjalani kehidupan perkuliahan seperti kebanyakan orang. Tapi apa daya, setelah berkenalan dengan San Lang tiba-tiba dia berada di lingkungan sosial kelas atas dengan teman-teman yang super duper kaya.

Xie Lian langsung merebahkan tubuhnya di ranjang begitu masuk ke apartemen. Dipandanginya langit-langit. Tiba-tiba dia merasa bahwa apartemennya sangatlah kecil. Ini bahkan tidak seluas dapur pribadi milik San... Ia menggelengkan kepala beberapa kali. Mengapa dia jadi membanding-bandingkan begitu? Menutupi mata dengan satu lengan kanannya, Xie Lian terlelap sebentar.

Xie Lian meregangkan tubuh begitu bangun dari tidur sebentarnya. Beberapa menit setelahnya dia bangkit dan bergegas mandi.

Segalanya terasa ringan dan segar setelah membersihkan tubuh. Sambil mengeringkan rambut, Xie Lian duduk di sebuah kursi yang terletak dekat dengan meja nakas. Ia mengalihkan atensinya pada ponsel yang sudah berkelip lebih dari sekali. Itu adalah beberapa pesan dari San Lang.

Setelah merapikan diri, Xie Lian bergegas turun. Ketika dia sampai, dilihatnya San Lang sedang duduk dengan tenang di sofa yang memang disediakan untuk pengunjung sambil mengutak-atik ponsel di tangan.

Melihat gegenya telah datang,  San Lang bangkit dan mengikuti Xie Lian yang telah terlebih dahulu berbalik. Apartemen Xie Lian terletak di lantai tiga sehingga mereka harus menggunakan lift untuk sampai.

"Mengapa tidak langsung bertanya kepada security daripada menunggu di lobby?"

"Ah aku terlalu malas ge."

Bukankah menunggu Xie Lian selesai mandi dan membaca pesan darinya juga cukup membosankan untuk pemalas seperti San Lang? Xie Lian ingat dengan pasti ketika dia membaca pesan itu dilihatnya waktu pengiriman sekitar lebih dari tiga puluh menit yang lalu.

"Silahkan masuk. Maaf kalau tempatku tidak senyaman rumah San Lang."

"Apa yang Gege katakan? Dimanapun asal bersama Gege aku pasti merasa nyaman."

Kata-kata itu diucapkan dengan nada yang biasa. Juga dengan mimik wajah yang biasa. Tapi entah kenapa Xie Lian merasa kalimat itu sedikit mengandung unsur kegombalan.

Mereka berdua duduk di sofa yang berada di ruang tamu. Dalam kurun waktu enam bulan, ini adalah pertama kali Xie Lian mendapat kunjungan dari tamu.  Dia tidak pernah menawari teman atau kenalannya untuk sekedar mampir. Lagipula jumlah yang bisa dikatakan teman bagi Xie Lian sangatlah sedikit. Itu memang pada dasarnya karena dia belum sempat memperluas jaringan pertemanannya setelah pindah. Tapi kini dengan lima nama yang dikenalnya, ia merasa sudah lebih dari cukup untuk disebut memiliki teman. San Lang, Lan Wangji, Wei WuXian, Luo Binghe, Dosen Shen. Ah dia lupa tidak menghitung satu orang lagi yaitu...

FIRST THEMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang