Perintah

2.7K 271 33
                                    

Suatu senja di salah satu ruangan pribadi sebuah restoran China, dua sepupu duduk berhadapan.

"Ayolah sepupu bantu aku..." Qi Rong menyodorkan satu kartu berwarna hitam di atas meja.

Sekali lihat Xie Lian tahu itu sebuah kartu kredit. "Apakah Qi Rong berpikir aku kekurangan uang?"

"Memang hanya limit delapan digit. Tapi kamu bisa membeli apapun tanpa sepengetahuan suamimu."

Xie Lian masih terdiam. Sejujurnya dia masih berpikir apakah akan membantu atau tidak.

Merasa belum berhasil membujuk Xie Lian, Qi Rong menambahkan, "Kalau sepupu yang meminta pasti Hua Cheng kepa---" umpatan hampir saja terucap sebelum Qi Rong melanjutkan, "akan mengabulkannya."

Tanpa mereka berdua sadari, seseorang telah masuk ke dalam ruangan dan menyodorkan kartu berwarna hitam berlapis emas di bagian atas di samping kartu yang lebih dulu berada di atas meja.

"Isinya tidak akan habis meskipun kamu membeli sebuah planet."

Xie Lian dan Qi Rong terkejut melihat kedatangan Hua Cheng yang tiba-tiba.

"YA! BAGAIMANA BISA KAU ADA DI SINI!" Qi Rong mengekspresikan keterkejutannya setelah terdiam selama beberapa detik.

Hua Cheng mengangkat alis sebelah kiri. "Apakah aku tidak bisa berada disini?"

"HUA CHENG! APA MAKSUDMU MEMBANTU PERUSAHAAN SAINGANKU HAH?"

Awalnya Hua Cheng tidak memiliki kepala ataupun ekor dari kata-kata yang dilontarkan sepupu istrinya. Tapi menilik beberapa hari lalu, sepertinya perusahaannya memberikan suntikan dana untuk sebuah perusaahan yang sedang berkembang.

"Maksudmu YZ Grup?"

"BRENGSEK! JADI KAMU MEMANG SENGAJA MELAKUKANNYA!"

Hua Cheng sudah kebal terhadap cara berbicara satu orang ini. Jadi dia mengabaikannya dan mengulurkan tangan pada Xie Lian. "Ayo kita pulang Gege."

Sebelum berdiri Xie Lian menatap Qi Rong dengan pandangan menyesal. Tak lupa dia mengambil kartu hitam penawaran sang suami yang masih tergeletak di meja. Hei uang itu penting!

Melihat sepupu dan sepupu iparnya hendak keluar, Qi Rong meraung. "INI BELUM SELESAI! MAU KEMANA KALIAN?"

"Tidak baik bagi seorang istri untuk berduaan dengan orang lain."

"YA! AKU INI SEPUPU XIE LIAN! BUKAN ORANG LAIN!"

Hua Cheng tidak menggubris.

"HUA CHENG SIALAN! JANGAN PERGI! CEPAT CABUT KERJASAMA DENGAN YZ GRUP!"

"KEMBALI! HUA CHENG!"

"BRENGSEK!"
.
.
.
Dalam perjalanan pulang, Xie Lian tidak tahan untuk bertanya pada Hua Cheng. "Apakah kamu tidak akan membantu Qi Rong?"

"Cih. Dia pikir dia siapa berani memberi perintah padaku." Hua Cheng mendengus sebelum melanjutkan,
"Aku paling tidak suka ada orang yang memerintahku."

Xie Lian mengangguk. Suaminya ini memang tidak pantas untuk diperintah-perintah. Dialah orang yang seharusnya memberi perintah.

"Tentu saja akan menjadi cerita berbeda jika Gege yang memerintahku."

"Ah?" Xie Lian tidak merasa dirinya tipe istri yang suka main perintah-perintah. Selama dia membutuhkan Hua Cheng untuk sesuatu, itu lebih seperti meminta tolong daripada memberi perintah.

Melihat ekspresi Xie Lian, Hua Cheng tersenyum. "Hanya perintah dari Gege yang selalu membuatku bahagia."

"???" Xie Lian semakin tidak mengerti arah pembicaraan sang suami.

Kebingungan yang tercetak jelas di wajah seputih giok Xie Lian membuat Hua Cheng segera berbisik di telinga pasangan tercintanya. "Saat Gege memerintahkan San Lang untuk lebih cepat lebih keras dan lebih dalam, itu adalah satu-satunya perintah di dunia ini yang tidak boleh diabaikan."

Wajah Xie Lian merah padam. Dia mengambil jarak dan memukul dada Hua Cheng. "Kamu!!!"

Bagaimana bisa sirkuit otak suaminya malah memikirkan hal itu?






Halo readers sekalian...
Apa kabar?
Lama tidak bertemu (???)
Maklum akhir2 ini lg seneng jadi pembaca saja. Jadi males buat nulis #plak
Jangan lupa vote dan komen yah...
Adakah saran atau ide untuk chapter selanjutnya?

FIRST THEMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang