Bad Feeling

2K 274 32
                                    

Matahari sudah kembali ke peraduannya saat Xie Lian dan San Lang kembali ke villa tempat mereka berdua sudah menginap selama dua hari ini.

Segala hal berkaitan dengan akademi sudah tidak perlu lagi membuat Xie Lian khawatir. Dia hanya perlu menunggu dengan tenang sampai tiba waktunya ia wisuda. Karena hal itulah San Lang mengusulkan agar mereka berlibur dan menikmati suasana baru.

Villa di dekat pantai jelas bukan suatu pilihan yang buruk.

Yah meskipun Xie Lian bisa dikatakan tidak begitu bagus dalam berenang, tentu saja dia tidak sedikitpun keberatan untuk bersenang-senang bermain air. Mengotori diri sendiri dengan berguling-guling di atas pasir. Digendong di punggung San Lang yang membawanya berjalan menuju tengah laut. Berteriak saat kekasihnya itu mengancam akan menjatuhkannya ke dalam air. Pada akhirnya itu bukan omong kosong belaka dan membuat sekujur tubuh mereka basah kuyup. Lalu duduk berdiam diri dalam posisi dipeluk dari belakang di atas hamparan pasir menunggu saat-saat senja menggelayuti cakrawala. Ditutup dengan sebuah ciuman manis ketika kegelapan mulai merambat. Barulah saat itu Xie Lian merasa puas dan setuju untuk kembali.

Keadaan dirinya yang masih setengah basah membuat beberapa lekuk tubuhnya tercetak cukup jelas dari kaos yang dipakainya. Hal itu tidak luput dari pandangan San Lang. Membuatnya susah menelan ludah. Apel adamnya bergerak naik turun. Sungguh suatu cobaan. Dia beberapa kali mensugesti diri agar adik kecilnya tidak terbangun saat ini juga.

Sekarang Xie Lian baru mengerti dengan jelas mengapa San Lang bersikeras untuk mempersiapkan segala keperluan liburan mereka tak terkecuali soal pakaian. Ia begitu terkejut ketika membuka koper untuk mengambil baju ganti dan mendapati kebanyakan pakaian yang dibawa adalah kaos oblong kebesaran dan celana super pendek. Sesungguhnya San Lang benar-benar hanya ingin melihat Xie Lian dalam balutan kain yang sedikit dan tipis. Benar-benar licik. Tapi dia sudah terlanjur terperangkap dalam situasi seperti ini jadi ia hanya bisa mengabaikan setiap tatapan penuh gairah sang kekasih.

Dalam situasi normal tentu saja Xie Lian tidak mau berkeliaran hanya dengan pakaian tipis dan celana pendek seperti itu. Tapi dia berhasil diyakinkan dengan satu kalimat yang diucapkan oleh San Lang. Tidak ada siapapun di sekitar pantai ini kecuali mereka berdua.

Dalam sudut pandang San Lang, ini adalah sebuah kemenangan besar. Kapan lagi ada kesempatan ia melihat kekasihnya berpakaian begitu minim hampir mengekspos seluruh kaki jenjang putihnya. Dia juga kadang berhasil memaksa Xie Lian untuk tidak memakai celana di balik kaos longgarnya. Tapi itu juga ujian ketahanan diri bagi anggota tubuhnya yang paling cepat bereaksi.

San Lang sudah tidak dapat menahan diri lagi saat mereka mengguyur tubuh di bawah shower air hangat. Dua hari ini mereka menghabiskan waktu mandi bersama tanpa melakukan kegiatan tambahan apapun. Hal-hal seperti itu hanya ada dalam imajinasi San Lang, selalu membuatnya membutuhkan waktu ekstra untuk menyelesaikan ritual tambahan.

Tangan San Lang mendekap tubuh Xie Lian dari belakang. Memeluk erat tanpa meninggalkan jarak sedikitpun. Sesuatu dari tubuhnya yang sudah mengeras sengaja ia gesek-gesekan pada bongkahan pantat sang kekasih. Ia mulai mengecupi leher Xie Lian, sedikit menghisap lalu menggigit area kulit itu untuk membuat tanda.

"Ah..."

Erangan kecil lolos dari bibir Xie Lian saat kekasihnya mencium, menjilat, dan menggigit tengkuknya.

Tangan yang semula di pinggang merayap naik sampai bawah lengan lalu melepas kaos yang dikenakan Xie Lian. San Lang menundukkan tubuhnya untuk sekali sentak melepas celana dan pertahanan terakhir kekasihnya. Kemudian ia membalik tubuh telanjang itu. Menikmati pemandangan vulgar yang hanya dapat dilihat olehnya.

"Jangan menatapku seperti itu." Meski bukan pertama kali Xie Lian tidak mengenakan apapun di tubuhnya, namun tetap saja tatapan mata San Lang membuatnya merasa malu. Tatapan penuh dengan pemujaan, gairah, tapi juga seperti pemangsa yang siap menghabisinya kapan saja.

FIRST THEMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang