Xie Lian baru selesai membersihkan diri ketika bel rumah berbunyi. Sudah jam sembilan jadi tidak terlalu pagi jika seseorang datang.
Jangan menganggap Xie Lian orang yang malas karena baru saja bangun di jam segini. Semua kesalahan layak dituduhkan pada pemuda tampan yang semalam tanpa ampun telah mendominasinya.
Dengan sedikit tertatih akibat rasa sakit yang masih terasa di area bawah tubuhnya, Xie Lian membuka pintu. Dia bertanya dalam hati siapa gerangan yang membunyikan bel rumah.
Kejutan terlintas di pandangannya ketika melihat ada begitu banyak kardus di depannya.
Hei bukankah kemarin lusa paketan berisi selimut dan sprei baru saja datang? Lalu apa lagi ini? Dia tidak merasa pernah membeli sesuatu secara online.
"Dengan Saudara Xie Lian?" Kurir bertanya dengan senyum ramah di wajahnya.
Sekali melirik, Xie Lian tahu dia bukan kurir yang biasa mengantar paketan untuknya. Jika itu kurir yang biasa, dia pasti tidak akan bertanya karena sudah hafal dengan wajahnya.
"Saya sendiri."
Setelah menyelesaikan formalitas penerimaan barang, sang kurir pun berlalu.
Xie Lian memandang penuh tanya pada semua paket beraneka ukuran yang hampir memenuhi semua spasi teras rumah. Dari yang terbesar seukuran lemari baju sampai yang terkecil seukuran kotak jam. Dan semua paketan atas nama dirinya sendiri.
Mengesampingkan hal yang belum dia ketahui, Xie Lian membawa masuk paketan yang dia bisa bawa sendiri dan meninggalkan yang berukuran besar di luar. Mungkin nanti dia bisa meminta tolong pada Hua Cheng untuk membawanya.
Meja di ruang tamu sudah penuh dengan berbagai kotak.
Xie Lian berjalan ke dapur untuk mengambil sarapan yang telah dimasakan oleh Hua Cheng sebelum kekasihnya itu pergi kuliah. Jadi Xie Lian hanya perlu memanaskannya sebentar.
Ngomong-ngomong kemampuan Hua Cheng dalam memasak benar-benar baik. Itu seperti memiliki koki pribadi di rumah untuk memanjakan perutnya. Hitung-hitung kompensasi karena dia juga telah memanjakan kekasih mudanya dengan menghangatkan ranjang.
Uhuk. Xie Lian menggelengkan kepala untuk menghentikan pikirannya yang mulai ngelantur.
Dia melewati hari-hari dengan terlalu santai dan damai tanpa perlu melakukan sesuatu yang berarti. Meskipun kadang membosankan, tapi apa daya dia yang harus menuruti keinginan sang kekasih. Mereka memutuskan untuk menikah setelah Hua Cheng menyelesaikan pendidikannya.
Pada awalnya pemuda yang lebih muda dua tahun darinya ingin langsung menaikkan hubungan mereka menjadi suami istri. Tapi Xie Lian menolak dengan alasan pendidikan Hua Cheng yang masih terbengkalai.
Setelah mengisi perut, Xie Lian kembali ke meja di ruang tamu. Dia iseng mengambil satu paketan dengan ukuran paling kecil. Begitu membukanya, dia sedikit terkejut melihat gantungan kunci yang tampak familiar. Meraih kotak kedua, dia juga menemukan barang yang sudah pernah dia lihat sebelumnya.
Xie Lian tergesa mengambil ponsel yang ada di kamar. Begitu dia membuka aplikasi belanja online, dia melihat keranjang belanjanya kosong. Padahal dia masih ingat dengan jelas ada lebih dari empat puluh item dalam keranjangnya. Semua itu berisi barang-barang yang sekejap dia lihat dan berhasil menarik perhatiannya. Tidak benar-benar dibutuhkan dan tidak juga pernah berpikir serius untuk membelinya.
Dia sudah bisa menyimpulkan semua kejadian ini.
Pada malam harinya meskipun di awal Xie Lian bisa mengelak dari agresi Hua Cheng, tapi pada akhirnya tetap dia berbaring dengan pasrah di bawah tubuh maskulin kekasihnya.
Hua Cheng menjadi semakin licik dan tidak terkendali. Seluruh waktu malam Xie Lian bisa bisa dihabiskan untuk melayaninya di atas ranjang. Dia masih heran mengapa kekasihnya itu sama sekali tidak merasa lelah sedikitpun.
"Bisakah Gege tidak terlalu erat mencengkeramku?" Hua Cheng bertanya dengan nada cabul. Jelas saja dia sangat menyukai saat miliknya yang tertanam di dalam tubuh sang kekasih dijepit begitu ketat dan nikmat.
Xie Lian tidak bisa membantu tapi telinganya merah padam. Bisakah pemuda di atasnya berhenti berbicara hal yang mesum saat mereka sedang melakukan hal mesum yang dimaksud?
"Aku masih ingin berlama-lama bermain denganmu. Jika Gege terus mengetatkan lubang seperti itu, aku yakin aku tidak bisa bertahan."
Pria ini! Begitu tidak tahu malu!
Omong kosong macam apa itu! Dia sudah melakukannya hampir satu jam dan itu masih belum cukup?
Dirinya sudah keluar lebih dari sekali sementara pria di atasnya entah bagaimana bisa belum ada tanda-tanda akan berhenti. Masih begitu semangat menungganginya.
"Kamu ingin membuatku pingsan?" Xie Lian bertanya ketika Hua Cheng dengan sekali sentak membalik tubuhnya dan menekuk kedua kakinya sehingga menampilkan sepasang bongkahan pantat putihnya yang telah memerah akibat remasan tangan nakal Hua Cheng.
Hua Cheng dengan cepat menghujam kejantanannya yang semakin keras. Dia memegangi kedua pinggul Xie Lian dan mulai menyodok dengan gila. Mengejar kenikmatannya sendiri. Meskipun sudah berkali kali menikmati tubuh indah Xie Lian, tapi rasanya tidak akan pernah cukup.
Xie Lian hanya bisa mengerang lagi dan lagi. Sungguh dia akan pingsan jika Hua Cheng tidak segera menyelesaikan sesi bercinta kali ini.
Untunglah dengan satu sodokan terakhir yang kasar dan dalam, benih Hua Cheng menyembur jauh ke dalam tubuh Xie Lian.
Setelah menikmati detik-detik klimaksnya, Hua Cheng membalik kembali tubuh Xie Lian lalu menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka. Dia mencium dahi Xie Lian, "Istri sudah melakukan tugas dengan sangat baik. Akan lebih baik lagi jika ada ronde berikutnya."
Xie Lian memberikan tatapan mematikan. "Jangan mencoba!"
Hua Cheng tersenyum simpul dan mencium sekilas bibir yang agak membengkak milik Xie Lian.
Mata Xie Lian terasa semakin berat tapi di detik terakhir dia membuka lagi teringat paketan yang belum dibuka. "Mengapa kamu membayar semua barang di dalam keranjangku?"
"Bukankah sudah tugas suami untuk menyenangkan istrinya?"
Xie Lian hanya sekadar acak mengisi keranjang belanjanya. Beberapa barang itu bahkan tidak benar-benar dia butuhkan. Tapi San Lang-nya dengan enteng telah membayar semua itu.
Betapa sebuah pemborosan. Xie Lian menggelengkan kepala. Dia membuat catatan mental untuk tidak sembarangan menambahkan item apapun yang dia suka ke dalam keranjang.
"Hanya sedikit uang. Tidak sebanding dengan kesenanganmu."
Dia tidak tahu harus tertawa atau menangis.
Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca ya dear...
11/01/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST THEME
RomanceSegala sesuatu untuk yang pertama kalinya bagi Xie Lian dan Hua Cheng. Disclaimer : semua karakter ciptaan Mbak MXTX. Gambar juga bukan milik saya. Saya hanya mengambil dari Mbah Google.