Ganjil 05

2.5K 284 24
                                    

Ibu datang.

Ku kira hanya Ajeng dan temannya yang akan datang seperti info Ajeng kemarin. Ternyata eh ternyata.

Mereka sedang duduk manis diteras rumahku ketika aku datang.

Aku menyambutnya dengan rasa kangen dan penasaran. Biasanya ada apa apa ini kalau sampai Ibu maksa datang menemuiku, simpulku.

"Ibu maksa aku mbak, pengen ikut. Kangen lihat mbak Ath katanya.." bisik Ajeng ketika ku lihat Ibu menginspeksi ruangan demi ruangan yang ada dirumahku.

"Ya harusnya kamu bilang mba lah.. biar mba gak kaget.." balasku dengan bisikan juga

Ajeng terkikik geli mendengarnya. Dia memang adekku yang cukup slebor dan juga manja.

"Mba Ath.. kesini duduk sama Ibu.." ku lihat ibu duduk di sofa ruang keluarga setelah menginspeksi semua ruangan dengan detil.

"Njiiih Bu.."

Ibu menyuruhku duduk disampingnya. Raut muka Ibu tampak berseri seri kelihatannya.

"Mbak Ath apa kabar? Ibu senaaangg sekali mbak pindah ke Jakarta. Lebih dekat.. kalau kangen Ibu ndak usah naik pesawat. Takut mbak.. enakan naik kereta yo mbak.. tenang gitu rasane.."

"Injiih Bu. Iya.. alhamdulillah Ath baik Bu. Ath juga senang bisa pindah kerja di sini"

Jujur, aku memilih menerima tawaran mutasi itu karena ingin melupakan seseorang disana yang membuat hidupku kacau kemarin kemarin itu. Aahh bukan jodoh, gak usah dibahas.

"Mbak.. Ibu mau tanya. Boleh?"

Deg.. biasanya sih Ibu tanya soal hal yang sama dan berulang..

Aku akhirnya langsung menggangguk menyetujui permintaannya.

"Apa sekarang mbak Ath lagi dekat sama laki laki?"

Kan.. kaan...

"Mboten Bu.. ada apa?"

Ku lihat Ibu menarik nafas panjang dan wajahnya bersinar  terang. Pasti ada sesuatu, pasti!

"Alhamdulillah. Ibu itu sama Bapak berniat menjodohkan Mb Ath anak Ibu yang Ayu ini sama anaknya teman Bapak. Beliau itu perwira AU lho mba. Ganteng dan gagah mbak.. "

Aku menunduk resah. Ibuku ini putri keraton yang tidak suka di sela bicaranya jika belum selesai.

"Usianya memang dibawah mba Ath tapi ndak terlalu jauh. Ibu dan Bapak sudah bertemu sebelum ke Jakarta pas dia pulang ke Solo kemarin. Eh ternyata dia itu dinasnya di Halim lhoo. Jadi ini kesempatan baik buat Mba.. ditambah mba Ath juga pindah ke Jakarta. Ya koq jodoh gitu ya satu kota"

Ibu menepuk pundakku lembut dan mengangkat daguku untuk menatapnya.

"Kenalan dulu ya mbak.. Ibu sama Bapak sudah tua.. mau nunggu apalagi tho? Ndak punya calon kan sekarang?"

Kalau sudah bertanya begini, aku baru diizinkan untuk mulai bicara.

"Makasih banyak sebelumnya Bu. Saat ini Ath memang belum ada calon. Tapi untuk kenalan dulu Ath ndak bisa. Ath perlu waktu Bu.."

"Waktu apa tho mbak.. usia mbak sekarang sudah 35 tahun. Mau nunggu apa lagi mbak?"

"Mohon maaf Bu.. Ath masih belum siap.."

Dalam sekejap, wajah Ibu menjadi mendung. Aku tahu beliau kecewa dengan jawabanku.

"Ndhuk.. Ajeng sudah mau menikah. Ibu gak ikhlas kalau kamu dilangkahi. Perempuan itu pantang dilangkahi adik perempuannya menikah. Nanti jodohnya semakin jauh.. Ibu ndak mauu kamu hidup sendirian dimasa tua kamu nduk..hiks hikss.."

Forever LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang