Ganjil 17

2.2K 287 21
                                    

Aku melotot tak percaya mendapati tamu tengah malam kali ini.

"Surpriseeeeee!!!!!!"

"Aaaaagggrrhhhhh.. kamuuu yaaa..."

Kami langsung berpelukan dengan erat lalu saling berteriak sama sama heboh satu sama lain.

"Gilanii!! Ayo masuk masukk.. kamu cuma bawa tas ransel butut ini?"

"Butut juga bukan kw nongnong.. enak aja loe!!"

"Hahahaaa... langsung ke atas aja deh. Eh loe dah makan belum?"

Aku lihat Yashinta menggangguk kencang.

"Tadi udah di airport. Pas sampe gw langsung ke resto ayam goreng kampung. Kangen gw sama sambalnya itu.."

Seakan tak percaya, aku mendapatkan tamu dadakan seperti Yashinta. Dia memang suka banget iseng orangnya.

Tak ada angin tak ada hujan dan tak ada clue apapun, tiba tiba dia datang ke rumahku. Pastilah dia ada urusan penting sampai dia mau ambil cuti kerja seperti ini.

Usai mengganti pakaiannya dengan baju tidur punyaku, Yashinta munyusulku masuk ke dalam selimut dan berbaring disebelahku.

"Loe besok bisa izin gak Ath?"

"Apaan? Libur? Gak lah.. gw lagi ada kerjaan yang gak bs ditinggal.. ada apa emang?"

"Gw dah janjian ketemu sama Budhe Arniz. Loe ikut gw makanya.. sekalian gw ada perlu"

"Duhh loe dadakan gitu sih. Belum tahu bisa gak. Lusa ada management meeting. Ada 2 budget yang harus gw laporin"

"Gw gak mau tahu. Gw telfon si Ado nanti. Kalau gak dikasih izin gw bilang sama abang Mikha gw biar dihajar tu orang.."

"Ya elah loe tu.. profesionnal lah. Mentang mentang Mikha saudaraan sama si Litha bini Ado.."

"Loe tuh ya harus diginiin Ath. Loe pasti belum telfon Budhe gw kan? Mau mulai kapan coba konsulny? Loe dah darurat gini.."

"Ya kan bisa nanti weekend gw kesana Yash.. "

"Loe gak kepengen merit secepatnya emang? Loe gak mikirin bokap loe? Gw aja bela belain kesini demi loe.."

Ya Tuhan, Yashinta benar. Tapi Bapak kan kondisinya baik baik saja saat ini..

"Ya udah nanti gw beresin kerjaan gw secepatnya."

"Jam 1 siang gw jemput. Nanti gw naik grab aja dari rumah loe. Sekarang gw mau tidur. Ngaantuukkk... hoooaaammmm"

Tak pakai lama, ku lihat Yashinta sudah langsung saja terlelap. Ini anak, memang pelor dimana dimana.

Aku pun mulai merapal doa, mencoba untuk tidur kembali. Besok aku harus menyelesaikan tugasku lebih cepat.

Tak pernah aku tahu kalau Adikku menelfon Yashinta tentang kondisi Bapak yang mulai menurun.

🌷

"Sorry Do.. ini gw sama Yashinta ada urusan dulu after lunch ya.."
Akhirnya aku menghadap Ado setibanya aku dikantor. Pusing juga sama kecerewetan Yashinta sejak bangun tidur tadi.

"Estimasi yang gw minta dah beres?"

"Udah gw email. Loe cek aja dan koreksi kalau ada yang kurang."

"Okay. Budget gathering loe siapin juga besok presentasiin ya. Sumber sumber dana yang loe anggap bisa covering disebutin juga. Jadi biar orang orang gak sinis sama kerjaan loe!"

"Halah. Gw gak peduli lah apa kata orang. Yang penting gw kerja ada hasilnya.."

"Di Indo beda sama di SG Ath.. loe harus bisa juga satiesfied bukan cuma sama bos loe. Tapi juga sama every people around you. Mulut orang sini kan beda.. Knowing Every Particular Object alias kepo gitu.."

"Iya gw faham. Btw jadi beneran Uut pegawai sini? Bagian apa sih dia?"

Tiba tiba Ado tertawa terbahak bahak lagi bikin aku sebal saja

"Ishh tuh kan loe kepo! Besok besok juga loe tahu. Atau coba dong tanya dia langsung. Hahahaha.."

Aku mendelikkan mataku sebal. Dari kemarin Ado hanya tertawa saja menanggapi pertanyaanku dan Uut. Mau tanya laki laki itu juga aku segan. Masih malas berhubungan dengan dia.

"Kamu kenal dimana sama Uut ? Kayaknya things happened between you and him. Just tell me.."

"Dia tetangga depan gw aja koq.."

"Wow ciyusan? Loe sama dia kena panah cupid ya? Keliatan banget lho dia mandang loe itu intens.."

"Cupid pala loe. Kita tetangga aja koq.."

"Seriusan ? Soalnya gw mau jodohin loe sama Si Atha. Kasian jg dia jones tuh.."

Mataku makin mendelik tak suka. Bibirku mencebik sebal

"Udah ah.. gw balik ruangan dulu."

"Hey.. Atha seriusan lhoo kemarin dia bilang pengen nyoba sama loe. Mau nyari gimana lagi sih Ath?"

"Brisik. Gw balik kandang dulu.."

Tak ku pedulikan teriakan Ado yang memanggilku berkali kali. Dasar sinting!

Aku dijemput Yashinta sebelum istirahat. Kami makan siang dulu di sebuah kafe dekat kantorku sebelum menuju rumah budhenya di kawasan barat Jakarta.

Berkali kali Yashinta menatarku tentang keseriusanku untuk melepaskan semua beban beban di hatiku selama ini. Dia minta aku menjalani konsul ini dengan sungguh sungguh.

"Loe yang serius buat sembuh. Jauh jauh gw kesini bela belain bantuin loe. Tiket aja gw bayar sendiri inih.."

"Alaah.. loe modus juga ke sini. Pasti abis nih loe ketemuan sama si mekong. Gigit jempol gw kalo gw salah.."

"Hahahahahahaa.. loe mah gituu.. anjiirr tauu ajaa.. xixixixi"

"Emang kita baru temenan setaon? Btw loe mau mulai ketemu WO ya? "

"Iya. Katanya bang Mikha itu sodaranya Litha ada yang punya WO keren. Ya udahlah daripada susah nyari nyari"

"Iyalah loe berdua sibuk. Minta Litha aja bantuin loe dari sini.."

"Males gw sama dia. Belagu banget gayanya. Ishh nyebelin!"

"Ya sabarin aja. Sepupu suami loe ya sepupu loe juga nanti. Loe cari aja sukanya dia apa. Loe baek baekin lah dia disitu.."

"Najis gw!"

Aku menoyor kepalanya kesal. Gak mau kalah dia sih.

🌷

Aku menyambut uluran tangan Budhe Arniz dan menciumnya takzim. Wanita setengah baya yang masih tampak cantik diusianya itu menyambutku ramah di rumahnya.

Tak pakai basa basi, aku diajaknya masuk ke ruangan prakteknya yang ada disamping kanan letak rumah utamanya.

Yashinta menemaniku masuk ke dalam untuk mulai menjelaskan kasusku apa. Tanganku tiba tiba saja bergetar ketika Yashinta mulai menceritakan masalah apa yang ku alami.

Budhe tampak menganggukkan kepalanya berkali kali mendengar penjelasan Yashinta. Tak lama, ia menyuruhku pindah ke sebuah sofa tunggal dan menyuruhku untuk mulai rilex dan memejamkan mataku.

Beberapa saat kemudian, sebuah alunan murotal AlQur'an terdengar pelan mengalun di ruangan ini. Entah kapan aku mulai terpejam dan merasakan diriku merasa mengantuk.

Tiba tiba saja aku menangis sesegukan dengan mata terpejam. Suara Budhe mengalun amat lembut menyapa telingaku. Pertanyaan dan pernyataan mengalir tiada henti dari mulutnya. Beberapa kali ia menyentuh tanganku menenangkan.

Aku tak menyadari Yashinta keluar dari ruangan dan bertemu dengan seseorang diluar sana.

.

🌷

.

Hai hai..
Ada yang mau nemenin proses healingny Athiya? 😁 doain doi yaa.. 😍

Ramein Vomentnya dunks.. biar aku bahagia.. 😉

Happy Monday!

Forever LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang