Ganjil 13

1.9K 288 32
                                    

Hampa. Itu yang ku rasakan belakangan ini. Aku jadi lebih banyak melamun tak jelas apa yang di lamunkan. Pikiran melayang kek layangan putus. Terbang kemana mana.

Aku juga mulai tidak fokus jika aku sudah di rumah. Mau ke toilet koq malah buka jendela kamar. Mau makan koq malah nyalain gas.

Hadeuhh Pramesti Athiya Tjokronoto, whats up girl?

Aku juga bingung mendefinisikan penyebab kegalauanku sekarang. Apa ini ada hubungannya dengan penolakan tegasku tempo hari ya?

Bukan hanya Uut yang ku lihat kecewa dan tampak shock dengan jawabanku yang to the point belum ingin menikah. Tapi juga Bapak. Mukanya tampak sayu seketika. Kebahagiannya seolah lenyap terserap penolakanku.

Aku masih ingat ketika kami pulang naik kereta yang sama tapi Uut memilih kursi yang sesuai dengan tiketnya. Dia tidak ingin pindah ke sebelahku seperti waktu berangkat ke Solo.

Tidak ada kata yang terucap sama sekali dari bibirnya. Bahkan ketika tiba di Gambir, kami tidak membuka suara lagi satu sama lain walaupun naik taksi yang sama.

Ya Tuhan.. apa aku salah menolak niat baiknya? Berkali kali aku menerima permohonannya untuk menikah denganku. Dan berkali kali pula aku menolaknya.

Jujur, aku masih belum bisa melupakan kejadian kejadian yang menyakitkan itu. Bagaimana aku harus memulihkan hatiku yang perlu waktu mengobati semuanya?

Move on sudah aku lakukan. Tapi untuk membuka hati yang baru? diri ini masih belum mampu rasanya.. hikss

Kehampaan ini sudah seminggu berlalu tapi kenapa kegalauan ini semakin akut? Pusing jadinya.

Akhirnya aku memutuskan untuk menelfon Yashinta sahabatku yang di Singapur untuk sharing. Rasanya tak kuat lagi menahan kegalauan ini sendiri. Aku butuh teman bicara.

"Loe butuh ke psikolog mungkin Ath.. kasus mantan loe gak bisa disamain dengan laki laki itu"

"Gw masih takut Yash. Bayangan selingkuh yang berulang bikin hati gw makin ciut menerima lamaran siapapun untuk saat ini.."

"Loe pasti bisa nyembuhin luka loe. Udah loe ketemu sama Budhe gw aja yang psikolog. Nanti gw kirim nomor kontaknya. Anggap aja loe curhat tapi loe bayar. Hahahaa.."

"Emang gw gila Yash?"

"Ya enggak gila lah Athiya, cuma mungkin ada gejala trauma. Jadi wajar loe butuh ketemu sama ahlinya. Ketakutan loe gak bisa bikin loe apatis sama hidup loe ke depannya. Loe gak kasian sama Bokap nyokap loe?"

Hiks.. masa aku setega itu?

"Bokap loe sakit kan kata loe. Bikinlah dia bahagia Ath. Umur memang hanya di tangan Tuhan, tapi loe harus bisa memaksimalkan usaha loe juga.. "

"Gw bakalan sembuh gak Yash?"

"InsyaAllah bisa. Loe juga harus berjuang.."

"Gw pikir pikir dulu yaa.."

"Ehh gw gak terima penolakan yaa. Maximal minggu depan loe udah janjian sama Budhe gw. Btw gw mau dikirimin dong foto tetangga loe itu. Kalo loe gak mau mending buat gw deh tuh orang"

"Ngaco! Mikha loe kemanain kaleng krupuk??"

"Hahahahahahaha.. gw kandangin dulu lah. Wis pokoknya kirim foto si Uut uut itu. Macho mana sama Mikha-ny gw .. wkwkwkwwk"

Asem. Begitulah kalau laporan soal cowok sama Yashinta. Ujung ujungnya dia akan bandingin sama Mikha tunangannya.

🌷

Aku sedang fokus mengecek Planning budgeting tahun depan ketika Dina sekretarisku mengetuk pintu ruanganku.

Aku lalu mendongak dan melihat dia masuk mendekati meja kerjaku.

Forever LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang