Ganjil 11

2K 309 21
                                    

Aku menarik nafas panjang dengan resah. Begini nih kalau ngikutin apa maunya kanjeng ratu.

"Calonnya mba Ath ini? Oalaah gantengnya poll mbak.. wis tho.. jangan lama lamaa takut dipatuk sebelah. Xixii"

"Wis mba Ath.. mau nunggu apalagi tho. Calon dah ada inih.. "

"Duhh mba Ath.. iki lanange sopo tho? Cepet diiket biar gak kabur mbak.. xixiii"

Aku hanya tersenyum kecil merespon komentar demi komentar yang ku terima malam ini.

Seharusnya cukup Ajeng saja sama Bimo yang memakai seragam pasangan ini. Kenapa musti aku dan Uut juga sih pakai baju seragaman yaa ampun! Aaggrrhh

"Kamu cantik banget sayang.." itu respon Uut ketika melihatku menghampirinya tadi. Blushing? Sedikit. Tapi aku abaikan saja. Tokh dia bukan siapa siapaku.

Kami duduk bersebelahan di samping Ibu dan Bapak yang sedang berbicara dengan Pak Dhe Mulyo. Rencana beliau yang akan menjadi wakil keluarga saat keluarga Bimo datang.

"Jadi rencananya mau siapa dulu tho ini? Ajeng atau Athiya? Koq yaa mba Athiya juga sudah siap Dhek.." ku dengar suara Budhe Hansa mencolek Ibuku yang duduk disampingku

"Doakan saja mbak yu. Ini sesegera mungkin setelah Ajeng insyaAllah. Iya tho mbak Ath?"

Aku bisa apa selain hanya mampu tersenyum kecil menjawabnya

"Baiknya sih ya Mbak Ath dulu toh dhek. Gak baik dilangkahin adik perempuan. Nanti malah tambah jauh lagi jodohnya.. ya thoo kang Mas?" Kali ini Budhe Hansa mencolek suaminya yang tak lain pak Dhe Mulyo.

"Kalau sudah ada jodohnya ya disegerakan. Ndak baik lama lama"

"InsyaAllah pak Dhe.." lagi lagi aku menjawab singkat.

Tiba tiba saja aku merasakan tepukan lembut dibahuku dari orang yang ada disebelahku. Aku melirik kecil dan bergumam dengan pelan.

"Im okay.."

Hal hal seperti ini sudah biasa aku alami jika datang ke acara keluarga. Ujung ujungnya ya tanya kapan aku menikah, kapan punya anak. Umur sudah diatas tigapuluh akan susah punya anak.. ya gitu gitulah..

Tak lama keluarga Bimo datang dan langsung saja acara inti dimulai.

Ku lihat Ajeng sangat bahagia ketika ibunya Bimo memasangkan cincin ke jari manisnya dan kemudian mereka berpelukan erat.

Ada rasa haru melihat momen itu. Adikku yang serampangan dan manja itu sebentar lagi akhirnya menikah. Semoga saja kelak setelah menyandang status istri, dia akan menjadi pribadi yang lebih dewasa dan mandiri.

Usai acara inti, ramah tamah dilanjutkan dengan makan malam penuh keakraban. Ada banyak senyum dan tawa yang hadir malam ini. Semuanya bergembira menyongsong acara pernikahan yang akan dilaksanakan dua bulan lagi.

"Kita balap yuk.." aku baru saja duduk setelah mengambilkan Uut sepiring cemilan khas Solo yang dia inginkan.

"Balapan apa?"

"Balapan akad nikah lah.."

Sontak aku terkejut dengan perkataannya lalu mendelik angkuh

"Mimpinya nanti aja. Tidur belum sudah ngelantur.."

Ku lihat Uut memandangku dengan intens. Tatapannya lembut tapi dalam

"Aku serius. 100% serius"

Aku menatapnya malas

"Aku sudah mulai suka sama kamu lho neng. Cinta? Entahlah. Mungkin perlu waktu. Sama sama saja nanti kita pupuk.. mau kan?"

Laki laki ini? Seriusan ingin menikahiku

Forever LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang