2 - Into You

127 9 5
                                    

Tema hari ke-2: Buka Wikipedia, klik pilihan bahasa Indonesia. Cek artikel yang di-feature hari ini, lalu tulis kisah berdasarkan artikel piliihan hari itu. Bisa retelling, memoar, puisi atau menuliskan kisah singkat berdasarkan artikel tersebut.

Artikel yang di-feature hari ini: Rumah panggung Betawi.

Artikel yang di-feature hari ini: Rumah panggung Betawi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat datang di Marunda Pulo." Adrian membentangkan kedua belah tangan dengam ceria dan penuh semangat. Senyum manis tersungging di wajah tampannya ketika menunjuk rumah panggung yang ada di belakangnya saat ini. "So, yeah, selama di Marunda Pulo, kita bakal nginep di sini."

Runa mencermati rumah panggung yang ada di depan mereka sekarang ini. Tampak indah dan klasik, meski terlihat kurang terawat. Faktor usia, kata Adrian saat Tata bertanya hal yang sama dengan apa yang ada di kepala Runa saat ini. Meskipun terlihat tua, rumah ini masih kukuh, kok, kata Adrian lagi meyakinkan. Semua yang ada hanya mengangguk paham, mengikuti langkah si pencetus ide di mana mereka akan tidur selama berada di Marundo Pulo menuju tangga di depan rumah panggung.

"Oh, iya. Sebelum naik, cuci kaki dulu." Adrian menunjuk gentong berisi air yang ada di dekat balaksuji—nama tangga yang menghubungan tanah dengan rumah panggung. "Ya, ya. Gue tau ini agak sedikit kurang masuk akal, tapi kakek sama nenek gue agak konservatif. So, yeah." Cowok itu meringis kecil.

Runa dan yang lain mengangguk paham. Memang, biasanya sebelum menapakkan kaki ke balaksuji, kaki harus dibasuh terlebih dulu sebagai tanda orang yang akan memasuki rumah panggung sudah suci dan bersih.

Orang pertama yang mencuci kaki tentu saja adalah si tuan rumah, Adriel. Diikuti Shahila, Tata, kemudian Arga. Ketika Runa ingin mengambil gayung dari tangan Arga, cowok itu justru menampik tangan Runa, membuat Runa bingung sendiri.

Etdah, jahat bener nggak bolehin gue masuk, Runa manyun lima senti yang disambut gelak tawa oleh Arga.

"Bukan gitu." Arga geleng-geleng, mengambil segayung air dari gentong dan mengucurkannya pelan-pelan ke kaki Runa. "Digosok, atuh, Neng." Arga mengingatkan, membuat Runa yang sempat melamun tersentak malu.

Cepat-cepat Runa menggosok kaki menggunakan kaki lain, sementara Arga membantu mengucurkan air. Keduanya tidak sadar, kalau teman-teman yang lain sudah saling pandang satu sama lain dan terkekeh melihat pemandangan tersebut.








The Light is Coming: 30 Daily Writing Challenge NPC 2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang