Tema hari ke-9: Buat tulisan dengan tema "Danau yang Tenang."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari itu, kita bertemu di tempat itu.
Saat itu, aku sedang duduk di sebuah batu besar dekat danau.
Danau yang Tenang, begitu para penduduk setempat menyebutnya.
Kau tiba-tiba muncul, tepat saat aku akan mengabadikan keindahan danau menggunakan kamera.
Muncul dari belakang, tentu saja. Mungkin jika kau muncul dari tengah danau, aku akan langsung lari tanpa pikir panjang.
Kau memanggilku berulang-ulang, berkata bahwa ayah dan ibumu menyuruhku agar segera kembali untuk makan siang.
-----
Pertemuan kita terlalu singkat, tapi juga penuh makna.
Saat kita akan berpisah karena pekerjaanku di desamu sudah selesai, kita saling bertukar tatap.
Aku tahu, di matamu, aku bisa melihat dengan jelas embun menghias.
Kita akan bertemu lagi, itu yang aku janjikan padamu.
-----
Itu juga yang dijanjikan legenda Danau yang Tenang.
Bahwa cinta yang terbentuk di sekitar Danau yang Tenang, akan mekar selamanya.
Mungkin benar.
Aku masih mencintaimu.
Tidak bisa melupakanmu.
-----
Berpuluh tahun berlalu, dan sayangnya, kita tak pernah bertemu lagi.
Aku bersama keluarga kecilku.
Dan kau, dengan takdir yang terlalu pilu.
Kematian yang merenggutmu di usia yang terlalu muda, menyisakan luka terlalu dalam bagi semua.
Termasuk aku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lemme curhat dulu.
Iya, harusnya bab ini di-publish kemarin. Tapi, karena jaringanku hilang dari kemarin siang dan baru muncul subuh ini, baru bisa kupos sekarang.
Dan, yah, secara otomatis aku bolong huhu. SEMUA KARENA JARINGAN HINA YANG TETIBA HILANG! //brb bangun tower provider sendiri.
Doakan semoga jaringan ga seenak jidat hilang-hilangan lagi :( Ini juga ngasih pelajaran ke aku pribadi buat ga leha-leha ngerjain DWC kalau-kalau situasi kek gini bisa datang kapan aja //nangis di pojokan
