20 - You Don't Know Me

18 2 0
                                    

Tema hari ke-20: Buat cerita dengan prompt, "Seseorang melakukan apa pun untuk mengembalikan benda yang dia pinjam."

"Perhatian! Maaf mengganggu waktunya sebentar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Perhatian! Maaf mengganggu waktunya sebentar." Alvaro, anggota OSIS yang kali ini menjadi komentator perlombaan sepak bola NuGa Competition, memecah keheningan jeda istirahat sebelum masuk ke babak kedua. Semua mata tertuju ke arahnya, termasuk Tata dan Runa yang tengah menyapu lapangan sepak bola. "Pada cewek yang merasa punya ciri-ciri kayak gini, harap menuju sumber suara. Rambut dikuncir tinggi kayak Ariana Grande, kulit putih bersih, cantik, tinggi, langsing—bentar, ini cirinya generik banget. Enggak ada yang lebib spesifik apa?" Cowok itu malah mendumel, membuat para penonton di sekitar tergelak kecil.

"Beib!" Tata tersentak kecil saat Runa menyentil pipinya. "Lo, tuh." Runa memberi isyarat dagu, menyuruh Tata agar segera menuju Alvaro berada.

Tata mengernyit. Secara keseluruhan, dua ciri awal yang disebut Alvaro memang ia miliki. Namun untuk cantik, tinggi, langsing, bukan cuma Tata yang punya. Banyak di sekolah ini yang demikian. "Bukan, ah." Cewek itu mengedikkan bahu, lanjut membersihkan lapangan bersama Runa.

"Healah! Bilang, dong, dari tadi." Suara Alvaro yang terbilang nyaring mengejutkan semua orang. "Tata Faradila, sini lo!" Alvaro melambaikan tangan ke arah Tata, membuat yang dipanggil cengo mendadak.

"Tuh, kan?" Runa geleng-geleng, mendorong punggung Tata pelan. "Gih."

Mau tidak mau, Tata mendekat ke sumber suara berasal. Ditatapnya Alvaro dengan tanda tanya. "Harus banget, ya, dipanggil pakai pengeras suara. Mana pertama dipanggil pakai ciri-ciri gitu segala." Cewek itu manyun.

Alvaro mengedikkan bahu. "Bukan salah gue. Dia, tuh." Alvaro menunjuk cowok yang sekarang di sebelahnya. "Dia yang minta pakai ciri-ciri karena enggak tau siapa nama lo. Pas enggak sengaja liat lo nyapu lapangan, katanya lo yang dia cari. Ya udah, sekalian aja panggil nama biar cepet."

Tata mengernyit, menoleh ke cowok yang ditunjuk Alvaro. Sebelum Tata sempat angkat bicara, cowok itu lebih dulu menyapa. "Ah, gue mau balikin ini." Setelah berbasa-basi sebentar, cowok dengan perawakan langsing itu menyerahkan selembar sapu tangan yang Tata kenal. Sapu tangannya. "Thank you udah mau minjemin sapu tangan itu kemarin. Luka gue udah sembuh. Udah gue cuciin juga." Cowok itu meringis.

Tata meringis geli. "Kenapa enggak langsunh cari gue aja, coba. Sampai minta bantuan Alva buat bikin pengumuman coba." Cewek itu geleng-geleng.

"Sorry. Gue agak susah ngingat fitur muka orang kalau cuma ketemu sekali." Cowok itu mengusap leher sebelum tersenyum lebar, menampilkan deretan giginya yang putih bersih. "Oh, ya. Kita belum kenalan, kan, ya? Nama gue ...."







The Light is Coming: 30 Daily Writing Challenge NPC 2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang