Bag - 10

1.3K 69 3
                                    

Rachel memutuskan untuk tidak mengikuti permintaan Mikhael atau pun Jere. Ia sudah mengirim pesan kepada kedua lelaki itu. Saat ini ia sedang berada di mall. Ia ngin membeli kado dan kue ulang tahun untuk abangnya itu.

Saat melewati tempat penjualan kamera yang menjual album foto,ia tertarik untuk membeli album foto itu.

Sampulnya yang polos berwarna hitam menjadi daya tariknya dengan tulisan emas ditengahnya bertuliskan 'our memories'. Ia akan membeli itu untuk kado abangnya. Ia akan mengisi dalamnya sebagus mungkin.

"Nanti gue hias dalemnya. Lagian banya foto gue sama bang Ronal berserakan dikamar,gak ada tempatnya. Ok deh. Ini aja!"kata Rachel mengambil album foto tersebut dan membawanya ke kasir.

"Hanya ini aja,mbak?"tanya mas kasir menatap lekat Rachel. Mungkin terpesona sama kecantikan Rachel.

"Iya,mas!"kata Rachel. Tetapi sepertinya tukang kasir itu tidak mendengarkan,malah asik memandang wajah Rachel.

"Mas..."panggil Rachel lagi sambil melambaikan tangannya didepan wajah Rachel.

"Eh...iya,mbak. Ini aja kan?"tanya mas-mas kasirnya gelalapan.

"Iya! Berapa mas?"tanya Rachel.

"380.000,mbak. Cash atau Debit"kata mas kasir sambil tersenyum.

"Cash aja,mas. Kartu saya ketinggalan. Ini,mas."kata Rachel sambil memberi uang berwarna merah sebanyak empat lembar.

"Ini kembaliannya, mbak."kata mas kasir.

"Makasih."kata Rachel sambil tersenyum manis dan keluar dari toko itu.

"Ya ampun. Senyumnya manis banget,ya Tuhan. Kapan gue punya pacar kayak gitu. Kapan-kapan kali ya?"entah tukang kasir itu berbicara kepada siapa.

***

Rachel keluar dari mall itu. Ia menghidupkan kembali hpnya yang sengaja ia matikan. Kenapa? Karena ia sedang tidak ingin diganggu. Ia ingin focus untuk menyari kado untuk abangnya itu.

"Ya ampun?!?!!"pekik Rachel melihat 169 miss call dan 74 pesan dari Mikhael. 54 miss call dan 231 pesan dari Jere.

"Mereka gak punya kerjaan apa gitu selain nelfon sama nge-smsin gue? Ngabis-ngabisin kuota aja mereka. Ck... Bodo amat lah. Yang beli kuotanya juga bukan gue. Mana tau mereka ke cafe yang ada wifi-nya kali ya? Makek wifi geratisan."kata Rachel. Rachel pun menelfon supir suruhan papinya yang ditugaskan untuk mengantar jemput dirinya kemana pun.

"Halo,pak! Bisa jemput Rachel gak di mall biasnya?"tanya Rachel ke orang disebrang telepon sana,mang Dadang.

"Bisa,non. Non-nya nunggu dimana?"tanya mang Dadang.

"Di lobby aja,mang."kata Rachel.

"Oke,non. Saya segera kesana!"kata mang Dadang.

"Makasih ya,mang!"kata Rachel. Setelah itu telefon pun terputus.

Setelah menunggu beberapa menit,akhirnya mang Dadang datang.

"Ayo,non!"panggil mang Dadang sambil membukakan pintu mobil untuk Rachel.

"Mang,kan Rachel udah sering bilang. Kalo Rachel bisa buka pintu sendiri, gak usah dibukain. Emangnya Rachel gak punya tangan apa,mang?"kesal Rachel.

"Udah kebiasaan,non."kata mang Dadang.

"Langsung pulang,non?"tanya mang Dadang setelah masuk ke dalam mobil.

Heart [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang