Bag - 11

1.2K 67 4
                                    

"I...itu tadi cuma ngebales chatnya doang. I-i-iya. Suer. "kata Rachel tergagap-gagap.

"Sama aja,kamu ngak ngejauhin dia, Ra! "kata Mikhael sedikit membentak. Rachel pun hanya bisa menunduk. Ia takut sekarang.

"Aku lagi ngomong Rachel! Jangan nunduk! "kata Mikhael dengan nada tegasnya.

"Iy-"ucapan Rachel terhenti karena teriakan melengking dari arah pintu yang terbuka. Memperlihatkan Mila yang sedang berdiri sambil berteriak dengan suara cemprengnya.

"Halo, Rachel! Your best friend is here! "teriakan melengking tanpa melihat kondisi.

"Eh-- Gue salah moment ya datangnya? "kata Mila sambil menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal.

"Enggak ko, Mil. Sini! "kata Rachel.

'Selamat gue' batin Rachel.

"Ra... Kita belum selesai bicara! "kata Mikhael sambil menatap Rachel memelas.

"Nanti aja,ya? Nantikan bisa dilanjutin bicaranya! Mendingan kamu keluar dulu, ya? "kata Rachel lembut.

"Gak! Aku mau disini! "kata Mikhael yang membuat Rachel menhela nafas.

"Yaudah, tapi jangan ngeganggu,ya?"tanya Rachel.

"Iya! "kata Mikhael sambil membaringkan badannya ke kasur Rachel. Sedangkan Mila sedari tadi bingung. Ada banyak pertanyaan dibenaknya.

"Ayo, Mil. Kita kerjain! Lo udah punya kado belum buat bang Ronal?"tanya Rachel sambil duduk diatas karpet berbulu hitam lembut itu.

"E... Eh udah. "kata Mila tersenyum kikuk dan berjalan ke arah Rachel. Setelah duduk Mila mengarahkan pandangannya kearah Mikhael, lalu manatap Rachel dengan menaikan alisnya. Bertanya 'kok ada Mikhael disini? ' tanpa suara.

"Nanti gue jelasin! "kata Rachel juga tanpa suara. Lalu mereka mulai pekerjaan mereka.

Rachel memasukkan foto-foto serta menghias dalamnya dan Mila membungkus kadonya.

"Selesai! "teriak Rachel kegirangan. Teriakan itu membuat Mila yang sedang main hp tersentak kaget dan Mikhael terbangun dari tidur nyenyaknya. Entah sudah sampai dimana mimpinya tadi.

"Rachel... Gue kaget kampret! "kata Mila sambil mengelus dadanya. Rachel hanya cengengesan.

"Hehe... Abisnya, gue senang banget tau gak? Akhirnya selesai juga. Udah penuh sampai belakang fotonya. "kata Rachel dengan senyum yang sangat lebar.

"Udah pulang lo sana! "usir Rachel. Ia lupa jika Mikhael masih ada disini. Padahal ia bisa membuat Mila lama-lama disini dan dapat kabur dari kemarahan Mikhael tadi.

"Jadi ceritanya lo ngusir gue? "tanya Mila sinis.

"Enggak. Cuma udah malem aja. Gak baik nanti kalo lama banget pulangnya. Lo kesini naik apa? "tanya Rachel.

"Sama pacar setia gue. "kata Mila.

"Lo punya pacar!?!"teriak Rachel yang membuat Mikhael terbangun lagi dari tidurnya.

"Rachel, aku mau tidur. "kata Mikhael lemas,karena masih sangat mengantuk.

"Sorry, sorry. Jadi pacar lo siapa? "tanya Rachel.

"Abang tukang ojek dong. Yang setia mengantar gue kemana pun!"kata Mila dengan bangga.

"Anjir... Lo pulang sama abang gue aja. Dianterin sama bang Ronal. "kata Rachel sambil berdiri.

"Aaaa... Makasih Rachel. Pengertian banget sih lo! "kata Mila sambil mengikuti Rachel keluar kamar.

***

Rachel sudah menyuruh abangnya mengantar Mila. Setelah melihat mobil abangnya tidaka ada lagi,ia masuk ke dalam rumah.

Sambil bersenandung kecil ia masuk kedalam kamarnya. Lalu melihat Mikhael masih dalam posisinya saat ia tinggalkan. Lalu ia mengambil album yang sudah ia hias, lalu di taruh diatas meja belajarnya. Ia berjalan kearah kulkas kecil disudut kamar.

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas tepat. Rachel memandang Mikhael yang masih tertidur di kasurnya.

Ia menjalan mendekat. Lalu ia membangunkan Mikhael.

"Kael... Lo gak pulang? "tanya Rachel sambil mengguncang pelan tubuh Mikhael. Mikhael pun bangun, lalu menatap Rachel.

"Aku nginep disini."kata Mikhael.

"Udah bilang sama mami? "tanya Rachel.

"Udah. Aku bilang sama mami nginep disini. Biar besok pas party abang kamu gak perlu bolak balik. "kata Mikhael sambil melihat jam.

"Ra... "panggil Mikhael.

"Hmm"jawab Rachel.

"Kamu janji ya, gak bakalan ninggalin aku? "tanya Mikhael yang membuat Rachel menatap kearah Mikhael.

'Pertanya yang sama kaya pertanyaan Jere. 'batin Rachel bermonolog.

"Aku gak janji! "jawaban yang sama seperti yang ia berikan kepada Jere. Mikhael hanya menghela nafas.

"Kamu tidur dimana? "tanya Rachel mengalihkan pembicaraan.

"Maunya sih disini... Tapi gak boleh. Kita belum nikah. Aku gak mau nanti kamu hamil diluar nika-"perkataan Mikhael terpotong karena adanya bantal yang mengenai wajahnya.

"Ngomong apa lo barusan?!? "teriak Rachel. Sedangkan Mikhael mengangkat dua jarinya sehingga menjadi bentuk 'v' pertanda damai

"Damai, Chel! Ya, aku tidur di kamar tamu lah. Dimana lagi? "Rachel hanya ber'oh'ria. Lalu ia menyalakan telivisi yang berada dikamarnya.

"Kamu gak tidur,Chel?"tanya Mikhael sambil mengelus rambut Rachel.

"Enggak. Gue nunggu sampai tengah malem. Gue mau jadi orang yang selalu ngucapin selamat ulat tahun ke bang Ronal. Kecuali kalo gue udah berkeluarga. Gak mungkinkan gue nanti kerumah bang Ronal tengah malem."kata Rachel pangjang lebar. Memang Rachel selalu menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun kepada abangnya itu. Itu semua di mulai saat ia kelas 5 sd. Ia sangat menyayangi abangnya itu. Begitupun dengan Ronal.

"Yeudah. Aku temenin,ya?"tanya Mikhael. Rachel hanya mengangguk karena ia sudah kembali fokus kepada film yang sedang tayang.

Heart [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang