Bag - 30

602 32 1
                                    

Mikhael menghela nafas setelah Rachel menceritakan semuanya. Tangannya tak pernah berhenti mengelus rambut Rachel.

"Mendingan sekarang kamu istirahat,ya? Lupain aja yang tadi. Gak usah dipikirin." kata Mikhael. Rachel mengangguk dan mulai memejamkan mata.

Setelah dirasa Rachel tertidur Mikhael menyandarka diri kekursi. Ia menatap Rachel dengan sendu. Ia belum bisa membuat Rachelnya bahagia.

Ia mengambil cincin pertunangannya dengan Rachel yang dijadikannya kalung.Cincin yang terukir nama dengan nama Rachel. Ia kembali menatap Rachel.

Lama ia melamun hingga akhirnya terdengar suara Mira. "Rachel tidur lagi?"tanya Mira seraya mengelus rambut anaknya itu. Mikhael mengangguk.

Setelah itu masuklah Ronal kadalam ruangan Rachel. Ia menghampiri Rachel. Ia mengelus rambut Rachel dengan sayang. Mikhael menyingkir memberikan tempat untuk Ronal duduk disamping Rachel.

Mikhael duduk disamping Mira. Mereka berdua menatap kearah Ronal yang terus menatap Rachel tanpa mengeluarkan suara.

~Heart~

"Papa akan mengeluarkan kamu dari sini,asalkan kamu tidak akan membuat hal seperti itu lagi. Mengerti Jere?"suara tegas milik papa Jere terdengar. Jere hanya mengangguk.

Mama Jere langsung memeluk anaknya itu. Kenapa ia tidak bisa ada untuk Jere dari kecil? Kenapa ia selalu menomor satukan pekerjaan?

"Maafin mama ya,Jer? Mama gak pernah ada untuk kamu,sayang." Jere hanya mengangguk dipelukan sang mama. Sudah sangat lama ia menginginkan pelukan ini. Pelukan hangat dari seorang ibu.

"Waktunya sudah habis. Jere harus kembali keruangan." kata polisi yang sedari tadi mengawasi mereka.

Mama Jere melepaskan pelukannya. Walaupun ia masih merindukan sang putra.

~Heart~

Rama memasuki kamar Apartemennya dengan malas. Melihat Rachel yang menangis karenanya membuat dadanya sesak. Ia memasuki kamarnya dan mengambil benda yang berada diatas meja samping tempat tidurnya. 

Ia berjalan kearah balkon dan mulai menghisap benda haram itu, rokok. Ia menyalahkan dirinya sendiri. Kenapa ia tidak bisa menahan perasaan itu? Kenapa dia memberi tau Rachel tentang perasaannya? Rachel pasti menjauhinya. Rachel tak akan bisa membalas perasaannya.

Sesekali ia menghisap rokok yang ada disela-sela jarinya. Rasanya kepalanya ingin pecah memikirkan itu semua. Ia mengambil kunci motornya dan berjalan keluar Apartemen. Ia mengirim pesan kepada Mila.

'Mil, temuin gue di  taman deket rumah lo ya. Gue mau curhat.'

Begitulah isi pesan yang dikirim Rama. Lalu segera menuju tempat ia akan bertemu dengan Mila. Selama perjalanan menuju taman, Rama mencoba untuk fokus.

Setelah sampai ditaman ia langsung mencari keberadaan Mila. Dari jarak yang lumayan jauh ia dapat melihat Mila yang sedang memainkan hpnya. Dengan segera ia menghampiri Mila.

"Udah lama?"tanya Rama seraya duduk disamping Mila.

"Astaga!"pekik Mila kaget. Ia mengelus dadanya. Jantungnya berpacu dengan cepat.

"Lo ngagetin tau gak!"kata Mila kesal. Rama hanya menggaruk tekuknya yang tidak gatal. "Gue mau curhat!" kata Rama sambil menatap lurus kedepan.

"Curhat aja."kata Mila menatap lelaki disampingnya itu.

"Tadi gue ngejenguk Rachel."kata Rama menatap kosong kedepan.

"Terus yang salah dimana?"kata Mila.

Heart [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang