Bag - 26

648 41 1
                                    

Rachel mengetok pintu ruangan kepala sekolah. Setelah suara seseorang menyuruhnya masuk ia membuka pintu. "Permisi. " katanya kala membuka pintu.

Ia menatap kearah kepala sekolah yang juga menatapnya. Lalu tatapan kepala sekolah beralih kepada orang yang duduk membelakangi Rachel.

Tatapan Rachel juga beralih kepada orang yang ditatap kepala sekolah. Sepertinya ia mengenal orang itu. Apakah... Tapi itu tidak mungkin. Lamunan Rachel terhenti ketika kepala sekolah mulai membuka suara.

"Ini,yang bernama Rachel. "kata kepala sekolah kepada orang itu.

Orang itu langsung membalik badan untuk melihat. Setelah itu langsung memeluk Rachel dengan erat. Rachel masih mematung ditempat. Ia tidak salahkan? Yang memeluknya abangnya kan?

"Ini abangkan? "kata Rachel gemetar dengan tangan bergetar membalas pelukan Ronal.

"Iya,ini abang!"kata Ronal memeluk adiknya itu dengan erat.

Tangis Rachel langsung pecah saat itu juga. Ia memeluk ronal dengan sangat erat. Sambil terisak-isak ia berbicara.

"Rachel hiks... hiks... hiks... kangen hiks... hiks... ba-"Ronal meletakkan jarinya diatas bibir Rachel dan menyuruh Rachel berhenti menangis. Walaupun masih senggugukan Rachel mencoba menghentikan tangisnya.

"Sekarang kita pulang, ya? "tanya Ronal secara halus. Rachel hanya mengangguk.

"Saya izin Rachel untuk pulang!"kepala sekolah hanya mengangguk sebagai balasan.

Setelah mereka diluar, Ronal menyuruh asistennya itu untuk mengurus surat kepindahan Rachel.

"Kita kehotel kakak dulu,ya? Setelah itu kamu istirahat dan ceritakan semua, ok? "kata Ronal kepada Rachel. Rachel hanya mengangguk.

Lalu mereka pulang kehotel yang ditinggali Ronal. Selama diperjalanan, Rachel tertidur di pelukan Ronal. Mungkin karena terlalu lelah menangis.

Ronal mengelus kepala adiknya itu dengan sayang. Ia menatap keluar jendela. Akhirnya ia menemukan adiknya.

Bagaimana ia bisa menemukan adiknya? Rachel dapat ditemukan setelah dia ingat jika jam Rachel memiliki GPS-nya. Ia juga merasa bodoh. Kenapa ia bisa lupa pada jam Rachel yang memiliki GPS.

Awalnya ia pikir Rachel tidak menggunakan jam itu. Tetapi ia pikir bisa saja Rachel mengenakan jam itu.

Setelah sampai didepan hotel, Ronal langsung menggendong Rachel ala bridal style. Sedangkan supir Ronal pergi setelah mengantarkan Ronal.

~Heart~

Ronal telah mendengarkan semua yang diceritakan Rachel. Ia berniat melaporkan Jere kepada polisi. Tetapi Rachel melarangnya. Rachel mengatakan 'biarin aja'.

Sekarang mereka berada di jet pribadi keluarga Rachel. Kenapa saat datang ke London Ronal tidak menggunakan Jet? Jetnya saat itu sedang digunakan oleh kedua orangtuanya.

Setalah menempuh perjalanan yang sangat lama akhirnya mereka sampai di Indonesia tercinta.

Mereka langsung pulang kerumah. Semua keluarga mereka sudah mengetahui jika Rachel sudah ditemukan. Begitu juga keluarga Mikhael.

Saat Ronal mengatakan kepada Mikhael jika Rachel sudah ditemukan, Mikhael sempat menitihkan air mata. Ia begitu bahagia.

Saat Rachel memasuki rumah bersama Ronal mereka langsung berdiri dan berhambur memeluk Rachel. Mereka semua saling berpelukan. Bahkan mereka menangis. Dan tak lama mereka tertawa.

"Sayangnya, Mami. Sini sayang! "kata mami Rachel dengan pipi yang berurai air mata.

Rachel langsung memeluk kedua orang tuanya iti dengan erat behkan mereka bertiga menangis. Ronal yang melihat itu juga ikut bergabung memeluk mereka.

Heart [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang