Bag - 29

520 37 1
                                    

Mikhael memasuki kamar Rachel setelah orangtua Rachel keluar. Ia yang akan menjaga Rachel setiap malam,hingga Rachel bangun.

Mikhael menghela nafas. Menduduki bangku yang berada disamping tempat tidur Rachel. Wajah Rachel pucat. Walau begitu tidak mengurangi kadar kecantikannya dimata Mikhael.

Ia tersenyum tipis. "Bangun dong,Chel"suara Mikhael mulai bergetar. Ia sesekali mencium tangan Rachel.

"Seharusnya aku yang sekarang berada diposisi kamu. Kenapa kamu harus nyelamatin aku?"gumam Mikhael lirih.

Mikhael membaringkan kepalanya ditangan Rachel. Memgarahkan kepalanya menghadap Rachel.

Tanpa sadar Mikhael telah tertidur. Tidur dengan posisi duduk.

~Heart~

Seorang perempuan menatap sekelilingnya yang gelap. Tadi ia mendengar suara. Tetapi tidak tau dari bagian mana. Semua gelap.

Lalu ia melihat setitik cahaya. Lalu muncullah wanita lansia dari cahaya itu dan menghampiri Rachel.

"Rachel"panggilnya dengan lembut.

"Nenek!"panggilnya dengan girang. Lalu memeluk wanita itu.

"Kamu harus bertahan,ya! Banyak yang sayang sama kamu. Kamu harus bangun sebelum kakek kamu tau kalo kamu koma. Nanti kakek drop lagi." nenek itu mengelus rambut sang cucu dengan sayang.

"Tapi Rachel pengen sama nenek. Rachel rindu sama nenek."Rachel memeluk neneknya.

"Kasian tunangan kamu. Dia nungguin kamu bangun. Banyak banget yang sayang sama kamu."kata nenek itu.

Setelah itu sang nenek hilang dalam kencangnya hembusan angin.

"Nenek!"teriaknya. Memanggil sang nenek yang tadi berada didepannya.

~Heart~

Tubuh Rachel kejang-kejang. Mikhael yang tidur disamping Rachel langsung terbangun.

Mematap Rachel yang kejang-kejang. Ia langsung menekan tombol yang berada diatas tempat tidur Rachel.

Tidak sampai lima menit datang seorang dokter dengan terpogoh-pogoh.

Ia menyuruh Mikhael untuk keluar. Mikhael menunggu diluar dengan cemas. Ia duduk dibangku depan ruangan Rachel dengan perasaan yang tak karuan.

Ia menge-SMS Ronal yang sedang lembur dikantornya untuk memberitahukan keadaan Rachel.

Dua puluh menit menunggu akhirnya dokter keluar bersamaan dengan datangnya Ronal. Mikhael dan Ronal langsung menghampiri dokter.

"Gimana keadaan adik saya, dok? "tanya Ronal tak sabaran.

"Adik kamu sudah bangun dari komanya. Kondisinya belum terlalu memungkinkan. Dan sekarang ia sedang tidur. Jika ia bangun langsung berikan minum. "kata dokter itu sambil menatap Ronal dan Mikhael bergantian.

"Baik,dok!"Mikhael menjawab karena tidak ada tanda-tanda Ronal akan menjawab.

"Kalau begitu saya permisi! "kata sang dokter dan Mikhael dan Ronal hanya mengangguk.

Mereka berdua memasuki ruang inap Rachel dan mendapati Rachel sedang tertidur seperti yang dikatakan dokter.

Mereka mendudukan diri disofa ruangan Rachel. Menatap kearah Rachel tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Heart [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang