Bag - 21

691 34 1
                                    

"Maaffin Jere, ya?"kata Rachel saat ia sudah sampai di Uks.

"Gak papa, kok! Aku baik-baik aja. Kamu gak usah khawatir. "kata Rama.

Mila yang dari tadi hanya diam, mengajukan pertanyaan yang membuat mereka diam.

"Kalian yakin, diantara kalian gak ada yang punya perasaan untuk satu sama lain? Karena kata pepatah tuh ya kaya gini 'tidak ada persahabatan antara lelaki dan perempuan, pasti salah satu dari orang itu memiliki perasaan khusus. ' gitu. "kata Mila sambil menatap Rachel dan Rama.

"Ya gak mungkin lah ya kan, Tian? "bantah Rachel dan menatap Rama. Rama hanya dapat memaksakan senyum ketika mendengar kalimat Rachel.

"Huft... Apa daya aku yang hanya sahabat kamu dari kecil? Mungkin gak akan ada nama aku dihati kamu. " batin Rama sambil menatap sendu Rachel yang sedang berbicara dengan petugas UKS.

"Sekarang,kesiniin mukanya biar aku bersihin! "kata Rachel sambil mengarahkan wajah Rama.

"Nah, udah deh! Cepat sembuh Tian! "kata Rachel sambil tersenyum. Lalu menyuruh Rama untuk tidur.

"Mil, lo temenin Tian dulu, ya? Gue mau kekantin beli makanan ubtuk kita bertiga. "kata Rachel lalu keluar dari UKS.

"Ram! "

"Rama! " panggil Mila yang tak dijawab-jawab oleh Rama.

"Yaelah, gue tau lu pura-pura tidur. Ada yang mau gue bicaraain!" kata Mila.

Rama membuka matanya. Lalu beralih menatap Mila yang juga sedang menatapnya.

"Mau bicara apa?" tanya Rama langsung to the point.

"Lo yakin gak punya perasaan lebih ke Rachel? " Rama menatap Mila bingung.

"Kenapa lo bisa bilang kaya gitu? Jadi orang gak usah sok tau deh! "kata Rama sarkatis.

"Keliatan kali kalo lo suka sama Rachel. Gue yakin tadi lo maksain senyum di depan dia waktu bilang kalian gak punya perasaan. Jujur aja deh! Lo udah gue anggap sahabat juga. Lo juga harus anggep sahabat dong. Cepet jawab! Lo punya perasaankan sama Rachel. "kata Mila.

"Tapi... Lo gak boleh kasih tau Rachel,ya?" Rama masih ragu untuk mengatakannya.

"Iya! Udah cepet! "katanya Mila yang sudah geram.

"Sebenarnya gue udah punya perasaan sama Rachel dari kecil. Sebenarnya setelah gue pulang dari Jerman gue pengen ngungkepin perasaan gue ke Rachel. Tapi Rachel sekarang udah punya tunangan. Gue bisa apa? "kata Rama sambil menunduk.

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang menangis mendengar percakapan mereka. Niatnya ingin masuk ia urungkan. Ia lebih memilih pergi ke rooftop. Menenangkan pikirannya.

"Argh... "

"Ini gak mungkin! Itu pasti bohong! Hiks... Gak mungkin! "teriak terisak dan luruh jatuh ke lantai.

"Gak mungkin... "lirih Rachel.

"Sekarang gue harus apa? Bertindak biasa-biasa aja? Tapi rasanya gak bisa." kata Rachel. Lalu berdiri dari duduknya dan memilih duduk di sofa.

Menghela nafas,itu yang dilakukan Rachel. Ia tidak menyangka bahwa sahabatnya yang sangat ia sayangi sebagai sahabat mencintainya lebih dari seorang sahabat.

😭😭😭

Pulang sekolah ia berniat langsung ke rumah sakit. Tapi sepertinya ia tidak bisa langsung pulang. Mila menghadangnya.

"Kemana aja lo tadi? Kok gak ke UKS lagi? Bolos dua mata pelajaran lagi. Kemana lu? "tanya Mila sambil menatap Rachel.

"Gue kerooftop, tapi ketiduran di rooftop. Udah lah gue mau pulang. "kata Rachel ingin keluar tapi lagi-lagi ada yang menghalanginya.

"Pulang bareng aku,yuk!" ajak Jere.

"Gue mau pulang sendiri aja! "kata Rachel enggan menatap Jere dan langsung berlalu.

Jerepun tak tinggal diam. Iapun mengejar Rachel,lalu menahan Rachel.

"Sama aku aja! "kata Jere tetap memaksa.

"Gue bilang gue gak mau! Lo budek ya?!" marah Rachel. Moodnya sedang jelek ditambah kehadiran Jere yang membuatnya mengingat kejadian dikantin dan terpaksa juga harus mengingat Rama.

Kalian ingin bertanya Rama dimana? Rama sudah pulang duluan karni disuruh dokter UKS untuk pulang saja. Karna kondisi Rama yang tak memungkinkan.

"Kenapa? Karna kejadian dikantin tadi? Iya, sorry aku salah. Sekarang pulang sama aku,yuk!" Rachel menarik tangannya dari genggaman Jere.

"Gue bisa pulang sendiri! Geser! "bentak Rachel. Jere terdiam karna bentakkan itu. Ia ingin menangis tapi amarah lebih menguasai dirinya.

Tangannya terkepal, tapi lama kelamaan kepalan tangan itu melonggar. Ia menghela nafas,ia harus mengendalikan amarahnya.

Memilih untuk tidak mengejar Rachel. Ia kembali menatap kedepan. Rachel sudah tidak ada lagi.

~Heart~

Pendek ya? Sengaja
Karena siap ini aku mau up tentang 'new cast'nya Heart.

Jangan lupa 🌟 & 💬

Heart [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang