Bag - 32

533 39 7
                                    

Rachel menatap malas kearah jendela rumah sakit yang memperlihatkan taman rumah sakit. Sudah seminggu ia dirumah sakit. Dan jika ditanya kapan pulang, pasti dijawab "Nanti kalo udah sembuh", "Kamu masih sakit," dan banyak lagi alasan lainnya.

"Hai Lia!" sapa Rama yang membuat Rachel terlonjak. Ia bahkan tidak menyadari bahwa Rama memasuki ruangannya.

"H-hai!"balas Rachel kaku. Ia merasa canggung atas kejadian waktu itu. Dan sekarang Rama ada didepannya.

"Ini aku bawain makanan." kata Rama meletakkan makanan yang dibawanya di nakas.

Rachel hanya diam saja. Rama duduk dikursi samping tempat tidur Rachel. Ia menatap Rachel yang tak menatapnya.

"Lia masih marah ya sama Tian" karena tidak ada balasan, Rama melanjutkan ucapannya,"Lupain aja apa yang Tian bilang waktu itu!"

Rachel masih diam dan tidak memandang Rama. Tangannya meremas pelan selimut yang dikenakannya.

"Tian bakalan balik ke Jerman." Rama mendongakkan kepalanya menatap langit-langit kamar Rachel untuk menahan air matanya yang siap keluar.

Dan seketika Rachel menoleh mendengar ucapan Rama. Ia semakin menguatkan remasannya pada selimut.

"Tian bakalan lanjutin pendidikan disana. " Cairan bening mengalir disudut mata Rama walaupun sudah ia tahan agar tidak jatuh.

Rachel juga sama air matanya terjatuh. Ia menatap Rama nanar. Lalu Rachel membuang muka,kembali menatap jendela.

"Dan ninggalin Lia?" tanya Rachel lirih.

"Tian gak maksud gitu. Tian, Tian hanya berusaha buat ngehapus perasaan Tian ke Lia."kata Rama menatap Rachel yang tak menatapnya.

Rachel menghela nafas. "Kapan berangkatnya?"tanya Rachel.

"Minggu depan."kata Rama sambil menghapus air matanya.

"Tian boleh tidur disamping Rachel kayak waktu kita kecil gak?" minta Rama sambil menatap Rachel dengan tatapan memohon.

Rachel menganggukkan kepalanya. Melihat itu Rana langsung naik keatas tempat tidur Rachel yang cukup lebar.

Rama merebahkan dirinya dibagian kiri agar tidak mengenai selang infus Rachel. Rama langsung memeluk Rachel dengan erat.

Rasanya sudah sangat lama sekali ia tidak memeluk Rachel. Ia sangat merindukan pelukan ini. Dulu Rama sering menginap dirumah Rachel dan tidur bersama dengan Rachel.

Flashback On

Tok...Tok...Tok...

Clek...

"Hai ante, Ian inep agi ya!" kata Tian langsung masuk kedalam rumah. (Hai tante, Tian nginep lagi ya!)

Mira hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Tian. Lalu kembali menutup pintu.

"Tian mau minum susu juga?" pertanyaan Mira hanya dijawab oleh suara pintu kamar Rachel yang ditutup. Kembali Mira menggeleng.

"Hai, Lia!"

"Hai, Ian! Ian tok ditini?" tanya Lia. "Ian inap cini! Jadi Ian bobo dicini!" Tian menjawab dengan semangat. Lia hanya mengangguk.

Lalu setelahnya pintu dibuka dan munculah Mami Rachel membawa dua gelas susu diatas nampan.

"Ini, minum susu dulu sebelum tidur!"kata Mami Rachel memberikan mereka masing-masing segelas susu.

"Selesai minum susu langsung tidur! Jangan lupa gosok gigi, cuci tangan, dan cuci kaki dulu!' kata Mami Rachel lalu keluar dari kamar.

Heart [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang