Bag - 18

791 44 10
                                    

Bacanya sambil dengerin lagu yang diatas, ok!

"Jer, gue mau nanya! Kenapa tadi lo sama Mikhael berantem?" tanya Rachel kepada Jere.

"Mikhael duluan yang nyari masalah sama aku, Rachel... "kata Jere sambil merengek.

"Kenapa emangnya? "tanya Rachel lagi.

"Dia deketin kamu mulu. Aku gak suka. Nanti kamu jadi suka sama dia. Terus nanti kalo kamu suka sama dia,kamu ninggalin aku. Nanti aku sendiri. Gak ada yang perhatian ke Jere lagi. Terus-" Rachel langsung memotong ucapan Rachel

"Terus kenapa sampe harus baku hantam? Apa untungnya sih!?! "pada akhir kalimat Jere membentak.

Jere pun langsung tertunduk. Ia ingin menangis sekarang. Bahunya mulai bergetar seiring dengan isakan keluar dari bibirnya.

Rachel langsung menghela nafas
Lalu berkata, "Udah gak usah nangis! Cengeng banget sih."kata Rachel melihat Jere terus menangis.

"Ck, udah ya... Jangan nangis"kata Rachel mulai lembut daripada Jere tambh menangis.

"Mendingan sekarang Jere tidur aja ya? Biar gak sakit lagi bibirnya. "kata Rachel.

"Tapi Rachel temenin Jere, ya? "kata Jere memelas.

"Yaudah"kata Rachel lebih baik mengalah dari pada nanti Jere nangis lagi.

Jere langsung membaringkan tubuhnya. Dan menyuruh Rachel untuk mengelus rambutnya. Dan lagi, Rachel menurut.

"Tidur!" perintah Rachel. Jere mulai memasuki alam mimpi. Rachel yang melihat itu pun menghela nafas.

"Akhirnya gak rewel lagi ni anak" batin Rachel.

Rachel memainkan hpnya. Setelah beberapa saat 8a merasa lapar. Dari tadi ia belum makan.
"Duh gue lapar lagi. Kantin dulu deh beli makan,baru balik lagi kesini. "kata Rachel lalu keluar dari Uks.

Tak lama setelah Rachel pergi, Jere terbangun. Ia langsung melihat keseluruh arah berharap bisa menemukan Rachel di ruangan itu.

Ia tidak melihat Rachel. Ia langsung menangis tanpa mengeluarkan isakan. Lalu kembali berbaring membelakangi pintu UKS dan menangis dalam diam.

"Rachel gak sayang Jere! "batin Jere.

Tak lama kemudian Rachel datang. Ia melihat punggung Jere yang bergetar. Dapat terlihat jelas karena posisi Jere yang membelakangi pintu.

Rachel langsung menghampiri Jere. "Jer... Loh, kenapa nangis lagi sih? Tadikan tidur,kok udah bangun?tanya Rachel saat membalikkan tubuh Jere agar Jere menghadap padanya.

Jere langsung membuang muka,tak ingin melihat Rachel. Rachel tidak menyayanginya lagi, pikirnya.

"Jer... " Jere kembali memunggungi Rachel. Rachel yang merasa kesalpun mengabaikan saja. Ia memilih memakan makanan yang tadi ia beli.

Jere merasa Rachel tidak lagi membujuknya, langsung menangis senggugukan. Rachel yang sedang makan langsung tersedak karena terkejut mendengar tangisan Jere yang senggugukan.

"Kenapa sih? "tanya Rachel.

"Kamu hiks... udah gak sayang lagi hiks... sama hiks... Jere. HUA... "Jere kembali menangis.

"Jer... Kan gue udah bilang gue gak suka liat lo nangis! "kata Rachel yang membuat tangis Jere lama kelamaan memelan.

"Udah ya? Gak usah nangis lagi! Ok"kata Rachel menghapus air mata Jere. Jere mengangguk seperti anak anjing.

"Mendingan sekarang kita kekelas. Kita udah bolos dua mata pelajaran. "kata Rachel. Untung sekarang sedang istirahat. Jika tidak mereka akan kena marah jika mereka masuk saat jam mata pelajaran.

~♥~

Saat ini Rachel sedang berada di salah satu Cafe bersama Mikhael. Tadi saat pulang sekolah ia dikirim pesan oleh Mikhael.

Saat hendak pergi, Jere menahannya. Rachel terpaksa membohongi Jere. Jika Jere tau bisa-bisa dimarahi di situ juga.

"Apa yang mau lo omongin?"tanya Rachel setelah pesanan mereka datang.

"Jauhi Jere, Chel! "kata Mikhael lembut tapi ada nada ketegasan disana.

"Udah berapa kali gue bilang sih? Sekarang gue gak bisa." kata Rachel menatap Mikhael yabg sekarang mengepalkan tangannya dibawah meja.

"Kenapa? " Mikhael bertanya dengan nada dinginnya, dan jangan lupakan wajah datarnya.

"Khael, gimana kalo lo ada di posisi dia? Dia butuh perhatian. Dia butuh kasih sayang. Orang tua lo walaupun sibuk masih punya waktu buat lo kan? Tapi enggak sama Jere. Orang tua dia sibuk kerja. Dia ngak dapet perhatian. Enggak dapat kasih sayang. Lo masih bisa dapat perhatian dari orang tua kamu, kasih sayang sama kedua orang tua kamu. Dia kesepian,Khael."kata Rachel mencoba menjelaskan kepada Mikhael. Mikhael membuang pandangannya, lebih memilih menghadap jendela. Ck, sama saja seperti Jere.

"Sama aja! "kata Mikhael sinis.

"Khael, jangan egois! Lo juga harus ngertiin posisi orang lain. Jangan hanya apa yang lo mau harus diturutin!"kata Rachel.

"Tuhkan, bilang aja kamu mau ngebela si Jere kan?" kata Mikhael masih sinis.

"Jangan egois! "kata Rachel mengarahkan wajah Mikhael agar menghadap kearahnya.

"Aku gak egois! Aku hanya gak suka. Apa yang udah jadi milik aku, ya milik aku. Aku gak mau berbagi. Kamu hanya milik aku. Walau pun dia kekurangan kasih sayang, perhatian,kenapa harus ke kamu dia minta perhatian dan kasih sayang? Dia bisa minta keorang tuanya kan? Gak harus kekamu kan? "kata Mikhael panjang lebar.

Rachel menghela nafas. Susah sekali menjelaskannya kepada Mikhael. Mikhael terlalu egois.

"Aku mau kamu punya banyak waktu ke aku. Tapi apa? Waktu kamu selalu habis hanya sama Jere. Bukan sama aku. Kayak tadi, dia bisa selalu dapat pekukan kamu. Sedangkan aku? Aku bahkan hanya sekali dua kali. Yang jadi tungangan kamu sebenarnya siapa sih? Bahkan kamu lebih sering ngabisin waktu kamu sama dia."kata Mikhael.

"Walaupun lo tunangan gue, tapi gak harus kan waktu gue sama lo doang? Kita gak boleh egois Mikhael. "kata Rachel lalu bangkit dari tempat duduknya dan berjalan keluar.

(╥╯﹏╰╥)ง

Hi, guys! Aku up dong! Alurnya diubah ya. Tapi dari awal masih sama kok.

Yang jadi tokohnya Mikhael cocoknya siapa?

Jangan lupa vote dan komen

Heart [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang