7

23 4 8
                                    

Ayah menjadi dingin padaku sejak tiga tahun yang lalu, di mana aku tak sengaja membunuh seseorang. Saat itu aku mulai berteman dengan Li, tanpanya aku tidak akan hidup sampai sekarang dan bisa jadi telah bunuh diri karena menanggung kebencian semua orang atau malah masuk rumah sakit jiwa. Siapa yang kubunuh? Itu bukan hal yang penting untuk kau ketahui. Yang pasti, aku menyelamatkan tuan muda Gege dari kematian mudanya.

Dan sekarang ia kembali menatapku dengan wajah arogannya seperti tiga tahun yang lalu dengan kaki yang menyilang ke kanan.

"Jadi, apa kau tahu kesalahanmu?", dia menanyakan apa yang sudah dia ketahui. Aku tak berminat menambah cerita dan membuat spekulasi kepala keluarga Hillion semakin percaya padaku. Tetap seperti biasa, tundukkan kepalamu dan tunjukkan rekaman aslinya. Tapi, seseorang mengetuk pintu ruang kerjanya terlebih dulu sebelum aku membuka suara, itu membuatku sedikit kesal.

"Maaf menggangu", itu tuan Richard yang masuk, dia cukup berani masuk ke dalam ruang kerja kepala keluarga Hillion. Ini pasti sangat penting, sampai-sampai ibu membiarkannya mengganggu situasi tegang antara ayah dan anak.

"Selamat pagi tuan Hillion, aku ke sini untuk bertanggung jawab atas masalah yang dihadapi nona Ayili", bahkan dia ikut campur dalam masalah keluarga Hillion, ini semakin menarik. Apa nyonya Hera mulai menekan kekuasaan sementaranya atau ini hanya gertakan, pamer?

"Silahkan duduk", sepertinya ayah tertarik untuk menyeret tuan Richard ke dalam masalahku. Wajah tuan Richard sangat santai duduk di sampingku, sofa panjang yang menghadap ayah di seberang meja sementer ini.

"Bertanggung jawab atas masalah apa?", selidik ayah, menatap tajam ke arah tuan Richard.

"Keamanan nona, Yi. Aku ditugaskan langsung oleh nyonya Hera untuk mengawasinya dan melindunginya", aku tidak menyangka tuan Richard sejujur ini, dia tak memihak ibunya! Bahkan dia memanggil ibunya dengan sebutan nyonya. Permainan ini, dengan siapa dia bersekongkol? Atau hanya pengecoh?

"Jadi, kau yang bertanggung jawab atas kematian dua orang dari distrik barat malam ini?", ayah sangat suka menyimpulkan sebuah cerita panjang dalam satu kalimat.

"Ya, aku sendiri", aku hanya bisa tersenyum miris mendengar jawaban tuan Richard yang sangat cepat itu. Dia jadi besar kepala setelah masuk ruang kerja kepala Hillion dan lupa tengah berurusan dengan siapa.

"Baiklah, kalau begitu kita akan melakukan penghakiman sekarang juga", ayah bangkit dari duduknya, mengambil sebuah cambuk dari laci mejanya. Tebak siapa yang akan dicambuk?

"Kau sadar telah melanggar peraturan ketujuh belas?", ayah meletakkan cambuknya di atas meja depanku dan kembali duduk di kursinya dengan kaki yang menyilang.

"Ya, kuakui", benar, akulah yang menjawabnya.

"Apa yang kau gunakan untuk membunuh?", inilah pertanyaan yang kutunggu-tunggu sedari tadi.

"Kaki kiri dan tangan kiri", bohongku, berusaha tak tersenyum miring karena rencanaku berhasil untuk membatalkan acara Li untuk pergi bersama tuan Acellio malam ini. Ah, aku sangat senang tak menemani brengsek itu malam ini. Li harus belajar dari rasa sakit yang akan diterimanya ini, agar menurut pada perintah dan peraturanku. Semesta sangat adil bukan?

"Sekarang, hukumannya. Sepuluh cambukan dikali dua korban yang kau bunuh, pada kaki dan tangan kirimu", wajah tuan Richard nampak sedikit kaget mendengar keputusan ayah yang terdengar santai dan biasa-biasa saja itu. Inilah keluarga Hillion, peraturan yang meninggikan martabatmu atau menyiksamu.

Dengan senang hati, aku berlutut di depan meja dan menahan lengan kiri Li di atas meja. Ini pertama kalinya aku akan membuat Li dicambuk, aku sangat senang sampai-sampai hampir memecahkan tawaku.

1% MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang