"Aku ingin menggigitnya", desis Li saat melihat seorang wanita muda berkepala dua (usia) yang baru saja lewat di depannya. Aku tahu ke arah mana mata itu melirik, selain paha langsing dan perut rata yang menjadi tipe orang mesum ini. Padahal wanita itu seorang jalang yang baru turun dari kapal pengangkut batu bara, aku ingin memuntahkan sarapanku saat mencium minyak busuk dari heels yang wanita itu pakai.
"Apa ini yang kita lakukan? Mengemis di jalan saat matahari baru duduk di singgasananya?", sinisku, dengan earphon yang tak pernah lepas dari telinga sejak keluar dari rumah dengan berjalan kaki ke pelabuhan tua kota Margarret ini.
"Tidak, tidak. Tunggulah sebentar, dia akan keluar", rengek Li sambil menggoyangkan tangan kananku dengan gemulai. Aku membenci sikap jalang yang satu ini, dia membuatku merinding setiap saat dengan perilaku manjanya.
"Baiklah, baiklah. Aku akan menunggu delapan menit lagi", apa aku termakan bujukannya? Untungnya pria yang ditunggu Li itu telah datang dan menghampiri kami dengan setengah berlari. Dia terlihat gugup saat melihatku bangkit dari duduk untuk ikut menghampirinya.
"Ini, tolong sampaikan pada nona Leass bahwa sisanya akan datang besok", aku bisa mendengar suara ledakan dalam kepala Li saat mendengar ucapan itu, membuat hitunganku pada musik Mariage d'Amour yang kudengarkan buyar.
"Kau pikir aku akan kembali ke tempat kumuh ini? Bahkan menginjakkan kakiku ke jalan penuh oli busuk ini sebuah penghinaan besar pada nama keluargaku", Li, dia menggunakan formalitasku. Bahkan aku belum pernah seangkuh itu, atau terdengar membanggakan jabatan keluargaku.
"Tenangkan dirimu Li, aku akan mengurus ini", gumamku sambil memijit batang hidungku pelan dan melepas earphon portable sebelah kananku yang tersembunyi oleh rambutku yang terurai, menutup telingaku agar tetap hangat.
"Maaf nona Li, tapi barang itu tertunda karena banyak yang harus diperiksa", pria ini masih bersabar menatap kami dengan wajah ramahnya.
"Aku mengerti, kirim saja semuanya ke rumah nona Leass atas namaku. Aku akan membawa barang yang pertama sampai ini padanya", ucapan seramah ini sedikit mengagetkan baginya, padahal aku baru saja setengah membentak orang yang lebih tua dariku.
"Nona, apa tanganmu baik-baik saja?", rasa penasaran manusia yang tidak pernah berubah, inilah yang kubenci dari semua manusia. Mereka selalu ikut campur pada hal baru atau unik yang mereka temui, tanpa berpikir panjang itu akan membahayakan mereka.
Aku menarik cepat tanganku setelah menggenggam ganggang paper bag yang diserahkan orang ini, sambil tersenyum tipis untuk mengurangi rasa penasarannya. Semua orang diajarkan untuk menerima barang dengan tangan kanan, dan yang Yi lakukan kemarin tak sempat kututupi dengan plester luka. Yup, dia mencengkram tanganku dengan kukunya yang padahal dua hari lalu kupotong itu. Haruskah aku mencabut kukunya agar tak melukai lenganku lagi?
"Terimakasih", itulah kalimat yang mengakhiri pembicaraan membosankan ini, karena pria itu melamun panjang setelah melihat senyumanku. Aku tidak ingin membanggakan wajah porselen ini, jangan menuduhku memiliki riwayat operasi plastik! Ini sebuah kutukan, bukan anugerah kecantikan yang selalu orang irikan. Kalian ingin aku merobek wajahku dan memberikannya pada kalian? Tolong biayai operasinya, aku akan melakukannya dengan senang hati. Itupun jika pemilikku setuju.
"Tersenyum pada semua orang yang baru kau temui? Apa kau sinting?", gerutu Li sepanjang jalan kami di trotoar jalan, ditatap aneh oleh orang-orang. Karena ia terlihat bicara sendiri pada dirinya, sedangkan aku tak menanggapi omong kosongnya.
"Setelah mengantar ini, ayo mampir ke perpustakaan umum sebagai pengangguran yang mencatat sebuah jurnal sejarah atau omong kosong lainnya", lihat, Li akan menghembuskan nafasnya berat dan menggemeletukkan giginya sampai bosan.
![](https://img.wattpad.com/cover/204442461-288-k193216.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
1% Mistake
ActionKau ingin aku menjadi apa? Masokis? yang suka disakiti Maniak gila? yang selalu mengejarmu Atau Psikopat yang berpura-pura manis dan membunuhmu perlahan sampai mati. Ayo katakan, aku bisa berperan seperti yang kau inginkan. Tapi itu tidak gratis, te...