SG-23

11.1K 440 7
                                    

"Terkadang perpisahan menjadi salah satu pilihan terbaik untuk kita"

........

Faris menatap sendu kearah Starla.Gadis itu berhasil membuatnya akan pergi karena ancamannya yang membuat ia tidak bisa berlama-lama disisi gadisnya.

Pergi,dalam artian tidak bertemu selama mungkin.

Awalnya,Faris tetap diposisinya saat Starla mengancam menyakitinya.Tapi ketika gadis itu mengancam akan menyakiti dirinya sendiri,Faris pun langsung melepaskan dekapannya.

"Ada yang ingin lo katakan sebelum gue pergi?" tanya Faris mengubah logat bicaranya dari aku-kamu menjadi lo-gue.Starla menahan sesak yang tiba tiba menghimpit dadanya.

"Kita putus" Starla mengucap kalimat terlarang itu dengan lancar,seolah tidak ada arti dalam setiap kata.Bahkan gadis itu berbicara dengan muka datarnya,tak ada ekspresi kesedihan disana.

Tapi ketahuilah,itu semua hanya topeng semata.Kini nyatanya hatinya hancur berkeping-keping.

Mata Faris membulat seketika,ia tidak habis pikir dengan Starla.Dengan semudah itukah ia memutuskan suatu hubungan.

"Kenapa? Apa salah gue? Gue ngecoba jelasin tapi lo seolah menghindar" ucapan Faris hanya ditanggapi dengan sepasang mata yang menyorotnya datar.

"Apa star?" tanya Faris lirih,Starla tersenyum kecil.

"Kita sudah satu bulan pacaran,tepatnya hari ini.Jadi balas budi selesai,dan kita putus" ucap Starla yang diakhiri senyum kecil yang terkesan dipaksakan.

"Lo anggap selama ini hanya tentang balas budi?" tanya Faris tak percaya,Starla menghendikan bahunya acuh seraya membersihkan bercak darah di tangannya.

"Oh oke,kalo gitu kita putus aja" ucap Faris pasrah,kini tatapan hangat yang biasanya menyorot ke arah gadisnya berubah menjadi tatapan dingin.

Starla mengepalkan tangannya,berusaha tetap berdiri tegak walau kakinya kini seperti jelly.Menahan agar badannya tidak jatuh terduduk menatap Faris dengan air mata yang mengalir.

Faris meninggalkan Starla begitu saja.Lelaki itu kecewa mendengar keputusan sepihak oleh Starla.Tanpa menoleh kebelakang,Faris memasuki mobilnya lalu mengendarainya.

Starla terduduk diatas rerumputan dengan mata yang terus melihat kepergian Faris.Gadis itu terisak,ia berharap bahwa Faris menolak keputusannya dan menjelaskan semuanya,tetapi lelaki itu memilih pasrah.

Sesak.Dadanya sangat sesak,seolah ada batu ribuan ton yang menghimpit dadanya.Ia benci menjadi gadis lemah seperti ini,ini semua karena Faris.Lelaki itu meruntuhkan tembok tak kasat mata miliknya,dan gadis itu bertekad akan membangun tembok itu lagi.

Hujan yang tadinya reda,menjadi deras lagi.Menimbulkan melodi rintik hujan mengiasi isak tangis akan kekecewaan.

Hatinya hancur,harapannya lenyap,tujuan hidupnya menghilang.Semua yang ia impikan sirna bagai terbawa oleh angin,kini gadis itu hanya meratapi nasib malangnya dan menunggu.

Menunggu luka yang mungkin akan menghamtamnya lagi esok.

Tanpa Starla sadari,ada seseorang yang memperhatikannya dari awal.Senyum miring terpatri diwajahnya,kemudian ia meninggalkan taman itu.

StarlaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang