19 . Night

5.6K 257 6
                                    

Tiga hari berada di paris sangat menyenangkan, sora menghabiskan waktu untuk jalan-jalan dan mengelilingi kota paris bersama yoongi ,mengunjungi beberapa museum, bersepeda santai sore hari di taman kota dan belanja.

Malam ini rencananya yoongi akan menemui salah satu sahabat sekaligus rekan bisnisnya yang menetap diparis, sebenarnya yoongi sudah sering ke paris untuk urusan pekerjaan.

"Kau sudah siap?" Yoongi menghampiri sora yang sedang berdandan didepan cermin.

"Oppa, apa baju ini tidak terlalu terbuka?" Sora menatap yoongi, baju yang ia kenakan membuatnya sedikit tidak nyaman. Yoongi memberinya gaun pendek berwarna hitam tanpa lengan yang pendeknya hanya selutut dengan sedikit bukaan dibelahan dada.

Yoongi menyeringai.

"Kau cantik sayang."

Sora terdiam, awalnya ingin protes dengan yoongi tapi dipanggil sayang saja membuat sora membeku dan hatinya melayang-layang.

"Kita pergi sekarang."

Sora mengangguk menyetujui perkataan yoongi.

Sora sedikit bingung, ia mengira yoongi akan bertemu dengan temannya di resto atau cafe tapi ternyata yoongi membawa sora kesebuah bar yang berada di tengah kota, pantas yoongi memberikan sora pakaian seperti ini.

"Jackson"

Pria yang dipanggil yoongi menoleh dan tersenyum sebelum berjalan menghampiri mereka, tampan dan tinggi wajahnya bule sekali itu yang pertama kali sora lihat.

"Yoongi, apa kabar?"

"Seperti yang kau lihat."

Sora sedikit kaget karena pria yang bernama jackson itu bisa berbicara bahasa korea. Jackson melirik sora yang berada dibelakang yoongi menaikan sebelah alis seakan bertanya siapa?

"Sora, istriku"

Jackson membulatkan mata, dia terkejut, tentu saja.

"Istrimu, kau tidak mengundangku ke pernikahan kalian?" Jackson menggeleng pelan.

"Aku tau kau tidak bisa datang, kau kan sibuk," jawab yoongi tenang.

Jackson hanya menanggapinya dengan santai, mungkin dia sudah hafal dengan sifat yoongi.

Awalnya sora tidak nyaman saat masuk di bar ini mungkin karena ini pertama kalinya bagi sora, sejak tadi dia selalu menggenggam tangan yoongi, suara bising dari musik yang diputar dengan keras dan orang yang menari tidak jelas membuat sora sedikit pusing.

"Kau ingin minum?"
Jackson menawarkan dua gelas beer untuk sora dan yoongi.

"Sora tidak minum," yoongi hanya mengambil satu gelas saja. Sora memang tidak terbiasa meminum minuman beralkohol, dia payah dalam hal seperti itu.

Setelah acara bertemu dengan jackson yoongi dan sora memutuskan untuk kembali ke hotel.

"Pantas saja oppa menyuruhku memakai pakaian seperti ini." Protes sora saat memasuki mobil

Yoongi hanya tersenyum. Mendekatkan diri kepada sora dan mengecup pipi istrinya.

"Kenapa? kau terlihat sangat cantik dan seksi," yoongi berkata seperti itu kepada sora dengan tatapan yang menggoda.

Sora menggigit bibirnya. Yoongi berhasil  membuat pipi sora memerah.

"Jangan menggigit bibirmu, nanti berdarah."
Yoongi semakin mendekatkan wajahnya dengan sora, mengikis jarak diantara mereka. Yoongi mendaratkan bibir tipisnya diatas bibir sora melumat dengan lembut dan penuh perasaan, sesekali menggigit bibir manis istrinya. Ciuman mereka berlangsung beberapa menit hingga keduanya merasa membutuhkan oksigen sora memukul pelan dada yoongi. Nafas mereka berdua sedikit terengah.

"Kenapa oppa menggigitnya, bibirku benar-benar berdarah nanti," protes sora, yoongi yang melarangnya tadi tapi pria itu sendiri yang mengigit bibirnya.

Yoongi tertawa renyah.

"Haha baiklah, malam ini aku akan meminta hak ku."

Pernyataan yoongi membuat sora terkejut dan membulatkan mata. Sepertinya malam ini ia tidak bisa menghindar yoongi lagi seperti malam-malam sebelumnya.

Yoongi menyeringai sebelum melajukan mobilnya membelah kota paris, setelah sampai di hotel yoongi serius dengan ucapanya dia langsung membawa sora kekamar.

"Oppa, aku takut."

"Aku akan pelan-pelan, kau percaya padaku kan?" Yoongi meyakinkan.

Sora hanya mengangguk, dan malam itu adalah malam yang panjang bagi mereka.

Aku potong disini adegan hehe full nya nanti ada di versi book.

- - -

"Apa masih sakit?"
Sora tahu apa yang dimaksud yoongi, tadi pagi sora mengelus pusat tubuhnya sakit mungkin karena aktivitas mereka semalam.

Yoongi menarik sora kedalam pelukannya. Pagi ini setelah sarapan mereka hanya menghabiskan waktu di hotel menikmati pemandangan kota paris dari jendela kaca yang terbentang luas. Gedung - gedung tinggi dan juga kendaraan yang berlalu lalang seperti sebuah miniatur jika dilihat dari atas.

"Besok kita kembali ke korea," pernyataan yoongi berhasil mengambil alih atensi sora, wanita itu langsung mendongak menatap wajah suaminya.

"Kenapa?" Tanya sora singkat.

"Jungkook mengirimku pesan,  ada hal penting yang harus aku selesaikan."

Sora hanya mengangguk, pagi ini ia merasa lemas kepalanya sedikit pusing, mungkin karena kelelahan.

"Kau tidak marah?"

Sora menggeleng.

"Untuk apa aku marah oppa, ini kan bukan salahmu. Lagi pula aku juga sudah puas berada disini."

Yoongi tersenyum manis  sebelum mendaratkan bibirnya mencium kening sora.

- - -

Keadaan cafe memang sangat ramai, tapi kedua orang yang berada disudut ruangan dengan dua minuman diatas meja yang belum tersentuh sama sekali itu masih saja diam, suasana menjadi canggung.

Mereka larut dengan pikirannya masing-masing.

"Jadi bagaimana?" Jungkook memecah keheningan yang terjadi beberapa menit lalu.

Jira menundukkan kepala semakin dalam, pikirannya kacau bukan main setiap malam tidak bisa tidur dengan tenang, ia selalu dihantui perasaan ketakutan.

"Ini sudah lewat dua hari dan daehwan belum bertindak tapi aku yakin kook dia akan melakukan hal gila, pria itu tidak pernah main-main dengan ucapanya," jungkook dapat merasakan ketakutan yang mendalam dari sorot mata jira.

Jungkook menarik nafas dalam dan menghebuskannya dengan pelan, kepalanya tiba-tiba berdenyut cepat, pusing bukan main karena nyawa sora dan adiknya jira sudah terancam. Pikirannya berkecamuk dia harus menggagalkan rencana daehwan dan segera memberitahu yoongi.

"Kau tenang saja, aku akan membantumu," jungkook mengelus punggung tangan jira menyalurkan kehangatan agar wanita didepanya tenang.

Karena itu jira mengetahui satu hal, ia tidak tahu apa yang terjadi padanya jika jungkook tidak berada disampingnya sekarang. Pria yang sedang tersenyum didepanya itu selalu ada saat dia terluka, jira merasa dia bodoh karena baru menyadari hal ini. Ia tidak peka terhadap perilaku yang jungkook berikan kepadanya

Jira baru menyadari bahwa jungkook itu penyelamatnya.

~TBC~

With You ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang