4. Eunha jadi Biduan💃

2.1K 265 93
                                    

Eunha gak marah kok, cuma wanita itu kecewa sedikit sama suaminya. Mungkin nanti Eunha akan membicarakan kekecewaannya itu secara baik-baik. Masalah sekecil itu bisa jadi besar dan melebar kemana-mana kalau semisal Eunha gak bisa menahan kesensitifannya. Akhirnya Eunha memutuskan untuk membawa semua wireless micrhophone yang diborong Jungkook ke rumah. Rencananya mau dijual lagi sama Eunha lewat aplikasi Shoppe. Daripada mubazir hayoo.

Ya namanya juga jiwa ibu-ibu, mau beli satu barang aja harus mikir seribu kali. Entah ketakutan duitnya habis, barangnya bagus atau enggak, juga mikirin kebutuhan lain yang lebih penting. Sedangkan Jungkook dengan mudahnya mengeluarkan duit bak mengeluarkan duit monopoli. Untuk itulah Eunha sedang sibuk memotret satu-satu wireless micrhophone dan di upload ke-aplikasi Shoppe.

"Loh kok kamu bawa semua Dek? Kan tadi aku bagi-bagi ke-pegawai kecamatan". Tanya Jungkook dengan heran yang baru saja selesai mandi.

"Mau aku jual lagi, lagian yang minat sama barang ini cuma Yuju aja kok". Jawab Eunha santai sembari fokus mengutak-atik ponselnya.

"Dijual lagi? Buat apa sih? Kalau butuh uang tinggal bilang aku aja Dek". Eunha berdecak sebal mendengar perkataan Jungkook.

"Sini bentar deh!". Eunha melambaikan tangannya kode agar suaminya itu mendekat. Jungkook adalah suami yang penurut maka tanpa banyak omong, lelaki itu menghampiri istrinya yang sedang bersandar dikepala ranjang.

"Tahu gak sih Mas, ada hal yang paling gak aku sukai dari kamu". Kata Eunha jujur membuat Jungkook panik setengah mati. Jungkook gak mau diceraiin pas lagi sayang-sayangnya.

"Apa? Cepet bilang!". Jawab Jungkook tidak sabaran sambil menggenggam jemari Eunha. Untung Eunha gak menepis kayak yang di sinetron-sinetron itu.

"Kamu yang takabur".

"Takabur? Aku gak ngerasa kayak gitu". Jawab Jungkook langsung. Pasalnya Jungkook emang kalau melakukan sesuatu gak pernah berfikir dua kali. Apalagi kalau soal duit, lelaki itu gak ambil pusing. Licin aja gitu bawaannya.

"Iya itu dari sudut pandang kamu sebagai orang berduit. Kalau dari sudut pandangku ya beda lagi...". Kata Eunha sembari menatap mata Jungkook sungguh-sungguh.

"Mas, mulai kontrol kebiasaan kamu yang gampang buat keluarin duit tanpa pikir panjang. Kalau tujuannya buat amal atau ibadah aku gak bakal larang, tapi kalau kayak tadi aku gak suka. Gak selamanya kamu ada di atas Mas, gimana kalau suatu saat nanti Allah balikkin keadaan kamu jadi di bawah? Kamu pasti bakalan kaget karena selama ini gak pernah pusing mikirin duit. Bukannya aku mau doa-in yang jelek-jelek, cuma remainder aja sih kalau roda itu berputar". Lanjut Eunha panjang lebar membuat Jungkook diam merenungi nasehat dari Eunha.

"Astaghfirullah, kok aku baru sadar ya Dek kalau selama ini udah takabur". Kata Jungkook kemudian sembari menutup wajahnya dengan kedua tangan dan menggumamkan istighfar berkali-kali. Eunha mengelus bahu suaminya dengan lembut.

"Gak apa-apa Mas, namanya juga khilaf. Besok jangan diulangi lagi heum?". Bujuk Eunha lembut, Jungkook mendongak dan tersenyum menatap wajah teduh Eunha. Lelaki itu merasa beruntung memiliki istri sepengertian dan berbakti kayak Eunha. Disaat wanita diluaran sana berbondong-bondong morotin uang suaminya, Eunha justru gak pernah minta apapun sama Jungkook kecuali kalau suaminya itu yang nawarin.

"Ya Allah, punya istri cantik dan baik kayak gini. Kayaknya Allah sayang banget deh sama aku. Makasih ya Dek, untung ada kamu yang ngingetin aku. Aku suka caramu ngadepin permasalahan dengan santai. Semoga kamu terus kayak gini". Jungkook merangkul Eunha dan mengecup dahi Eunha sekilas.

"Iya sama-sama Mas, ya udah aku mau lanjutin jualan dulu. Kamu kalau mau makan ambil aja di dapur udah aku siapin di dalam lemari". Jawab Eunha melepaskan pelan pelukan dari Jungkook.

Pasutri Santuy (JJK-JEB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang