37. Iwak Cethol🐟

2.1K 226 93
                                    

Pasutri Santuy akhirnya jadi Baby Moon. Seperti saran Yerin, akhirnya Eunha memutuskan untuk Baby Moon di rumah simbah-nya saja yang ada di Muntilan. Karena Eunha lagi hamil dan sensitif dengan bau-bauan, akhirnya Jungkook memutuskan untuk naik motor saja menuju rumah simbah Eunha. Apalagi rumah simbah Eunha jauh, pasti bakalan ribet kalau mereka naik mobil. Udah macet, belum lagi kalau Eunha mendadak mabuk darat.

Eunha sih setuju-setuju aja saat diajak Mas Jungkook naik motor. Dengan berbekal satu tas ransel, keduanya otw banter (kenceng) menuju rumah simbah yihaaaa. Eunha nemplok di punggung suaminya sambil ngemil kacang Mayasi. Eunha itu berisik banget kalau bagi Mas Jungkook, tapi sekalnya Dek Eunha gak bersuara bisa bikin hari-harinya merasa sepi eaaaakkk.

"Mau beli nanas madu gak Dek?". Eunha langsung menatap Jungkook dengan horor. Lagi hamil disuruh makan nanas, situ sehat?

"Ya boleh aja sih kalau mau aku keguguran". Jawab Eunha santai.

"Astaghfirullah maksud aku tuh nanas madunya buat oleh-oleh gituloh. Su uzon aja deh sukanya". Omel Jungkook dan langsung menepikan motornya di depan lapak penjual nanas madu. Eunha meringis karena merasa malu, udah sewot salah lagi. Alhasil Eunha cuma diem sambil ngintilin Mas Jungkook dari belakang.

"Mas, nanas madunya lima puluh biji ya". Kata Jungkook dengan santai.

"Edan! Gak dibeli selapak-lapaknya sekalian?". Sahut Eunha yang mendadak shock. Apa gak kebanyakan tuh beli nanas madu lima puluh biji.

"Lagi malas mengelola bisnis aku Dek. Beli lima puluh biji buat dibagi ke tetangga". Eunha menggut-manggut. Suaminya lagi dermawan, yaudah deh biarin aja. Sambil nunggu nanas madunya dibungkusin sama yang jual. Eunha inisiatif ngabarin Mbak Yerin lewat V-Call.

"Gimana perjalanannya Na? Udah sampai mana?". Tanya Mbak Yerin langsung. Meski kayak familiar sama tempat yang saat ini jadi background Eunha berdiri.

"Alhamdulillah Mbak aman terkendali. Meski tadi harus melewati warung dan polisi tidur sih".

"Emang sekarang kamu dimana?". Tanya Yerin kemudian.

"Di jalan Paris beli nanas madu eheheh". Eunha cengengesan tanpa dosa. Mbak Yerin nyesel udah ngangkat panggilan dari adik iparnya itu. Pasalnya jarak antara jalan Paris dan rumah itu hanya berkisar tiga puluh meter saja. Astaghfirullah!

"Lha terus ngapain V-Call segala? V-Call nya kalau udah sampe aja Markoneng! Astaghfirullah sabar Rin!".

Pip!

"Wah sadis! Orang ngabarin kok malah diomelin".

"Ayo Dek kita capcus!". Ajak Jungkook setelah mencantolkan kresek berisi nanas madu di gantungan motor. Eunha memangguk dan masukin hape-nya ke dalam saku jaket.

"Pelan-pelan aja ya Mas, dingin". Keluh Eunha. Mereka berangkat sore-sore biar gak panas. Eunha suka pusing kalau kepanasan.

"Oke pegangan yang kenceng ya istriku". Jungkook menarik tangan Eunha biar meluk perutnya.

"Iya suamiku". Jawab Eunha dengan imut. Keduanya cengengesan dan bercanda disepanjang jalan. Perjalanan mereka cukup lama sekitar satu setengah jam. Eunha sempat minta berhenti di Pom bensin karena kebelet pipis. Belum lagi wanita itu ngerengek minta dibeliin Batagor yang ada di depan Gereja Muntilan.

"Seger banget ya disini. Coba kalau kita gak sibuk di kecamatan, aku pasti lebih seneng kalau kamu tinggal di sini". Kata Jungkook saat motor melaju dengan tenang melewati persawahan yang terbentang luas. Aroma sawah dan tanah langsung menerpa hidung mereka. Aroma yang jarang mereka hirup di perkotaan. Bayi yang ada diperut Eunha langsung merespons dengan tendangan.

Pasutri Santuy (JJK-JEB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang