O7: menjauh

867 111 0
                                    

{Jangan lupa untuk vote & comment ya agar author tetap semangat untuk terus melanjutkan ff ini} ☆

Semuanya benar-benar berubah, atau bisa dibilang semuanya sudah kembali normal?. Sudah tiga hari sejak Minju pingsan, Eunsang benar-benar tidak mendekatinya lagi. Minju juga sudah jarang melihat Eunsang. Tapi lain kali ia bisa melihat Eunsang ada di kantin bersama teman-temannya.

Tapi Minju merasa ada yang aneh. Tentu saja, ia merasa suasananya sudah beda. Namun bukankah ini seperti suasana yang biasanya sebelum lelaki itu masuk ke kehidupannya?. Seharusnya ia senang bukan? Ia tidak akan sakit hati. Jujur saja, setelah lelaki itu menjauhinya, ia merasa sangat sepi. Ia tidak punya teman, tapi Eunsang bukanlah teman baginya. Biasanya Eunsang akan selalu datang dimanapun Minju berada, mengganggunya dan mengeluarkan beberapa gombalan garing.

Minju mengambil sebuah buku tulis di laci mejanya, dan menulis sesuatu.

Entah aku harus percaya padanya atau tidak.
Tapi kepergiannya sangatlah membuatku merasa kesepian.
Namun alangkah lebih baik aku mencegahnya lebih dulu kan?. Daripada aku harus menerima luka yang kedua kalinya nanti.

🌠🌠🌠

"Lo masih yakin mau ngebatalin tantangan dari kita?." Yunseong bertanya pada Eunsang yang sedang mencatat rangkuman.

"Yakinlah. Udah ya, gue udah muak banget sama gadis itu. Susah banget mau dideketin. Kalo cantik mah gue mau ngedeketin terus. Tapi ini udah jelek terus cupu lagi, dihh. Ingat gue masih waras." Teman-temannya hanya menggelengkan kepalanya.

"Tumben lo mudah nyerah wkwk. Tapi masa iya Minju lo bilang jelek sih?." Ini Junho yang bicara.

"Untung gue masih inget harga diri. Gak apa-apalah kalo gue bukan cowok hebat di sekolah ini. Asalkan gue punya mantan yang cantik-cantik." Dasar playboy.

"Tapi..." Eunsang mencoba mengatakan sesuatu.

"Apaan priki?." Minseo bertanya dengan keponya.

"Minju pernah deket sama Kak Sihun ya?."

"Eh iya anjir! Bener-bener tuh. Dulu sih mereka berdua pernah deket. Katanya si Minju suka sama Sihun, yaa Sihun nya tau." Semuanya hanya mengikuti kelanjutan pembicaraan Yunseong.

"Terus Sihun ngemanfaatin si Minju. Kan Minju pintar tuh, jadi dia ngemanfaatin otaknya Minju buat bantuin dia agar lulus UTS. Lahh Minju nya malah udah ngarep banget. Waktu udah selesai UTS, nilai Sihun langsung tinggi semua. Dan saat itu juga Sihun mulai ngejauhin Minju." Semuanya tak menyangka dengan apa yang diucapkan Yunseong.

"Kasihan banget tuh Minju. Pantesan dia jadi pendiem dan cuek gitu. Padahal dulu, dia tuh orangnya baik, ramah, dan ceria." Sambung Junho.

Sedangkan Eunsang?. Ia hanya bisa mencerna dengan apa yang diucapkan teman-temannya.

"Oh jadi itu ya yang bikin kamu jadi kayak gitu sampe gak suka kalo ada cowok yang ngedeketin kamu?. Sekarang gue baru tau kalo lo nyuruh gue ngejauhin biar lo gak sakit hati lagi kan?."

🌠🌠🌠

"Gak ada bus lagi." Minju terus duduk di halte. Menunggu bus datang.

Ia mengambil handphone dari saku dan mulai menekan nomor Kak Wooseok. Namun, nomornya tidak bisa dihubungi. Apakah Kak Wooseok masih sibuk di tempat kerjanya?.

Sekolah sudah berakhir sekitar setengah jam yang lalu. Ia menyesal sudah menolak tawaran Donghyun untuk pulang bersama dengannya tadi. Karena biasanya, yang akan mengantar Minju pulang adalah Eunsang. Walaupun harus aduh bacot, tetap saja Eunsang akan berhasil mengajak Minju pulang bersamanya.

Area sekolah dan jalan sudah mulai sepi. Tak ada seorangpun yang berjalan di area halte. Hanya satu sampai tuga kendaran yang lewat setiap beberapa menit. Perasaan Minju sudah mulai tidak enak ketika melihat dua orang lelaki bertubuh besar menghampirinya. Haruskah ia lari? Tidak, mungkin saja mereka itu orang baik yang ingin naik bus juga.

Dua orang itu duduk di samping kiri dan kanan Minju. Sebenarnya ia merasa risih, karena mereka berdua berusaha duduk berdempetan. Agar rasa takutnya hilang, ia pun memainkan handphonenya.

"Hai neng cantik, kok belum pulang?." Ia berusaha untuk tidak terlihat takut. "Lagi nunggus bus."

"Mau gak kalo abang yang nganterin pulang?." Sumpah, dua orang ini sebenernya maunya apa sih?. "Gak, makasih."

Tiba-tiba salah satu dari mereka mulai mendekatinya dan mencoba merangkul bahunya . Tapi Minju langsung bertanya. "Ngapain tuh tangannya?."

"Mau megang aja neng. Emangnya gak boleh ya?." Ia mengangkat dagu Minju dengan jarinya. "Lepasin atau aku teriak?." Mata gadis itu mulai berkaca-kaca.

"Teriak aja. Jam segini udah gak ada orang yang lewat." Dan dua pria itu bisa melihat kalau Minju mulai mengeluarkan air matanya.

"Ayo ikut kita berdua aja." Akhirnya mereka berdua benar-benar menyeretnya dengan paksa.

"Kak Wooseok! Donghyun! Eunsang! Tolong, siapa aja tolong huhu." Minju mulai menangis namun mulutnya langsung dibekap.

Mereka membawanya dan melewati sekolah. Minju bisa melihat jika ada motor seseorang yang sedang terparkir di depan sekolah. Dan dia sangat yakin kalau itu adalah motor milik Eunsang. Minju mencoba berteriak, tapi Eunsang tak kunjung keluar.

"Eunsang tolong aku huhu." Dia menangis terus menerus.

"Kau bisa diam?. Jika tidak benda ini akan menancap di tubuhmu." Pria itu menunjukkan sebuah pisau. Dia takut. Badannya berkeringat. Tapi tiba-tiba Minju terjatuh dan tidak sadarkan diri untuk kesekian kalinya.

TBC

[TADAAA! Udah banyak update yaa hari ini hehe. Jadi jgn lupa votement nyaa.]

[✓] U Got It - EunsangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang