Stage 4: First Class

11 3 0
                                    

Kantor Kepala Sekolah...

"Jadi nama tim kalian adalah Tim Four Savior. Anggotanya adalah Haru, Iriya, Dylan, dan Erio," kata Miss Julia.

Keempat anak di depannya mengangguk. Miss Julia menulis nama tim mereka ke sebuah folder. "Baiklah, tim kalian resmi memiliki empat anggota. Saya harap kalian bisa menjadi tim terbaik di antara tim yang lain."

Haru, Iriya, Dylan, dan Erio mengangguk. Lalu mereka diperbolehkan untuk keluar. Pagi ini, kegiatan belajar dimulai. Sang gadis android juga diizinkan untuk mengikuti kelas pagi ini.

"Pelajaran pertama hari ini adalah dasar-dasar bertarung. Kelas Pertarungan Dasar adalah kelas terbaik di Hogakuma," jelas Iriya. "Gurunya pun mantan seorang Hogosha."

"Seperti yang kau tahu, anak-anak di kelas Pertarungan Dasar sangat meremehkan kami. Mereka termasuk golongan-golongan top scorers dalam tes masuk Hogakuma," sambung Dylan.

Haru mengangguk tanda mengerti.

"Hei, hati-hati kalau jalan! Kau tidak punya mata, ya?!"

Keempatnya menoleh ke arah suara tadi. Tiga orang gadis terlihat berdiri mengelilingi seorang anak laki-laki. Dua diantaranya mendorong laki-laki itu hingga terjerembap. Sementara gadis yang ada di tengah menarik jubah yang dipakainya. Dari pakaian mereka, Haru menyimpulkan kalau ketiga gadis itu adalah manusia, sementara si anak laki-laki adalah penyihir.

"M-Maafkan aku... Tadi aku terburu-buru...," ujar anak laki-laki itu.

Seolah tidak mendengar kalimatnya, si gadis angkuh mendorong anak itu lagi tanpa ampun. "Maaf, maaf. Kau pikir aku akan semudah itu memaafkanmu?!"

"Berikan saja dia pelajaran! Anak seperti dia harus diberikan pelajaran agar menghormati Ratu Marilyn," ujar salah satu "anak buah" gadis itu.

Erio berdecak melihat kejadian barusan. "Hal seperti ini sudah biasa, Haru. Marilyn selalu seperti itu kepada anak-anak yang lebih lemah dari mereka."

Haru mengaktifkan scan dari mata kirinya untuk mencari tahu tentang gadis bernama Marilyn itu. Karena scan tersebut berbentuk layar tipis yang tidak terlihat, jadi mudah baginya untuk mendapatkan informasi yang diinginkan dengan cepat. "Marilyn, gadis yang menduduki peringkat pertama dalam setiap kelas. Kemampuan bertarungnya di atas rata-rata. Berasal dari kaum Seraphine. Ayah dan ibunya adalah bangsawan, dan keluarga besarnya pun kaya raya," ujarnya setelah mendapat data tentang gadis barusan.

"Ya, kurasa kita tidak perlu menjelaskannya lagi kepadamu. Bagiku Marilyn adalah Ratu Elizabeth Bathóry versi Hogakuma," Erio berkomentar.

Sembari mengobrol, mereka berjalan ke kelas Pertarungan Dasar. "Aku benar-benar ingin melawan si 'ratu' di kelas nanti. Tapi sulit sekali untuk mengalahkannya," celetuk Dylan dengan gemas melihat kelakuan Marilyn. "Waktu itu, ada yang menantang Marilyn untuk bertarung di depan kelas Pertarungan Dasar. Coba tebak? Dia berhasil menundukkan anak itu dalam hitungan menit. Makanya dia paling disegani di Hogakuma Academy."

"Aku tidak heran." Haru berkomentar.

"Ya, kau bisa lihat aksinya di kelas nanti," kata Dylan. "Asal jangan coba-coba menantangnya."

Keempatnya tiba di kelas Pertarungan Dasar. Di Hogakuma, setiap kelas berbentuk seperti sebuah stadion. Guru mengajar di bawah, sementara murid-murid berada di atas. Mejanya memanjang dan muat untuk satu tim.

Tim mereka kebagian tempat duduk di barisan paling belakang. Meja mereka dipenuhi coretan-coretan dengan kalimat yang tidak mengenakkan, seperti "cupu", "payah", dan "Tim lemah mending ke laut". Haru tertegun melihat coretan-coretan itu. Dia yakin ketiga temannya harus bersabar dengan ejekan yang dilayangkan pada mereka.

[End] Descendants of Dark & LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang