Ruang makan...
"Hei, kau masih memiliki urusan denganku, Penyihir!"
"Hah?! Aku sudah tidak memiliki urusan denganmu lagi, Ratu Sadis!"
"Kau bilang apa tadi, Tukang Sihir?!"
"Apakah telingamu tuli, Cewek Pisang?! Kau manusia tapi seperti pisang, punya jantung tapi tidak memiliki hati!"
"Jaga ucapanmu, Penyihir Nge-Rap!"
"Kau juga sama, Ratu Sombong!"
Pertengkaran kembali terjadi. Deko dan Marilyn terlihat saling melotot dengan berbagai macam umpatan dikeluarkan. Keduanya sudah bersiap untuk mengeluarkan senjata masing-masing dan saling menyerang.
Yuka menepuk dahi. "Mulai lagi, deh. Deko dan Marilyn benar-benar seperti kucing dan tikus, bertengkar terus."
"Sebetulnya bagaimana mereka bisa bertengkar seperti ini?" tanya Iriya yang kebetulan sedang menikmati makan siang di dekat mereka.
Kanna menghela napas. "Awalnya sepele sekali. Deko tidak sengaja mengubah sepatu baru milik Marilyn menjadi dua ekor tikus. Otomatis, si Ratu Besar marah-marah dan mengatainya dengan seribu macam umpatan."
"Kalian tahu sendiri seperti apa Deko saat kesal," lanjut Yuka. "Rentetan rap bercampur kalimat kasar akan keluar dari mulutnya."
Tim Four Savior melirik Deko dan Marilyn yang saling mengatai dengan suara keras. Sebetulnya bukan hanya mereka yang memperhatikan, tapi hampir semua murid di ruang makan. Adu mulut keduanya langsung menjadi pusat perhatian di aula makan.
Untung saja tidak ada guru yang mengawas. Hanya ada pelayan dan juru masak turut menyaksikan kedua gadis itu saling mengejek. Mereka dibuat kebingungan oleh Deko dan Marilyn yang bertengkar di aula.
"Sudahlah, kalian! Bertengkar saja terus macam kucing dan anjing! Bisakah kalian tidak berteriak-teriak seperti itu?!" Dylan tampak sudah jengah mendengar Deko dan Marilyn.
"Tapi dia yang mulai duluan! Sepatu itu mahal sekali! Orangtuaku yang membelikannya!" Marilyn menunjuk Deko.
"Hah, sepatu seperti itu kau banggakan! Harusnya kau lebih bangga jika bisa mendapatkan sepatu dari hasil jerih payahmu sendiri!" Deko membalas dengan jengkel.
"Oh diamlah, Tukang Kutuk!"
"Harusnya aku yang mengataimu duluan, calon Hogosha gila!"
"Penyihir Stress!"
"Anak Hogosha Sombong!"
"Pengguna pedang sadis!"
"Penyihir sakit jiwa!"
"Sudahlah, hentikan!" seru Erio sambil menutup telinganya. "Kalian cewek-cewek bisa cerewet juga saat bertengkar! Kalau kalian ingin bertengkar, adu kekuatan saja sana!"
Deko berdecak. "Kayaknya aku setuju dengan Erio. Begini-begini, aku menguasai sihir paling ampuh di tingkatku!"
"Hoo, kau mau adu kekuatan denganku?! Boleh, boleh! Kita lihat siapa yang terkuat di sini, Penyihir Gila atau Anak Hogosha terbaik!" Marilyn menerima tantangan Deko.
"Kutunggu kau di Lapangan Air, Marilyn!"
"Aku siap dengan tantanganmu, Deko!"
Keduanya saling melempar tatapan sinis, kemudian mereka meninggalkan ruang makan dengan penuh emosi.
Keenam teman-temannya hanya terdiam sambil menatap pintu ruang makan setelah tadi dibanting Deko dan Marilyn. Dan mungkin bukan hanya mereka, tapi seluruh murid yang tengah menikmati makan siang di ruang makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] Descendants of Dark & Light
FantasíaKebakaran hebat membakar lab Prof. Hakone, seorang ilmuwan yang terkenal dengan penemuan-penemuan hebatnya. Hanya ada satu penemuan yang berhasil dibawa kabur oleh salah satu peneliti yang selamat: sebuah robot Mechadroid, Prototype H No. 4 R/U. Rob...