Stage 25: Blood Red Past

18 2 0
                                    

"Haru. Hei, Haru, bangunlah."

Haru membuka matanya. Gelap, sekelilingnya gelap gulita. Dia melihat barisan pepohonan lebat dan semak-semak belukar yang tajam di sekitar. Tidak ada seorangpun di sana kecuali dirinya dan... sang serigala hitam.

Haru ingat dirinya terlempar ke masa lalu bersama dengan Reo. Sang serigala hitam mengajaknya ke masa lalu Erio untuk mencari tahu penyebab kemunculan serigala hitam itu. Dan kini Akuma berdarah campuran tersebut berlutut tepat di hadapannya.

"Reo...,"

"Ini bukan waktunya tidur. Ayo, ada hal yang lebih penting yang harus kita lakukan," ujar Reo sembari mengulurkan tangan. Sang Mechadroid menerima uluran tangannya dan bangkit. "Kita berada di hutan perbatasan, tempat tinggal para kaum serigala Hayrith. Erio dan keluarganya tinggal di salah satu gua di sekitar sini."

Tentu saja Haru ingat dimana letak gua tersebut. Dia telah melihatnya di masa lalu Haruhide.

Keduanya berjalan ke arah gua yang dimaksud oleh Reo. Terlihat beberapa ekor serigala putih yang berkumpul sembari membawa beberapa mangsa untuk makan malam. Tampaknya mereka mendapatkan hasil buruan yang cukup banyak dan bagus hari ini. Bahkan semua serigala tampak menikmatinya.

Di antara para serigala itu, terlihat seekor serigala kecil yang turut ikut menikmati makanan. Haru langsung mengenali serigala tersebut sebagai Erio.

"Itu Erio?" tanya Haru.

"Siapa lagi. Kau mungkin tidak tahu, namun darah Seraphine di dalam diri Erio sama kuatnya dengan darah Hayrith. Keluarganya tidak seperti kalian bertiga yang justru menolak dan menganggap kalau darah campuran itu aneh, justru mereka menganggap itu hal yang spesial," jelas Reo. "Kau lihat saja, temanmu itu mendapatkan jatah paling banyak."

Haru hanya mengangguk sembari menatap ke arah para serigala. Kemudian, dari dalam gua, muncul seorang anak perempuan berpenampilan lusuh dan dekil. "Haruhide?"

"Dia tinggal selama semalam bersama dengan Erio, 'kan? Kau seharusnya melihat hal itu di masa lalunya."

Haru dan Reo kemudian memandangi Haruhide yang menghampiri Erio. Serigala kecil itu pun memberikan sebagian jatahnya kepada gadis itu. "Nih, makan," katanya. "Kau terlihat kurus, pasti belum makan cukup lama."

"Terima kasih, tapi aku tidak yakin bisa memakan daging mentah," tolak Haruhide halus sambil memeluk kedua kakinya.

Erio mengubah wujud serigalanya menjadi manusia. "Kau masih memikirkan tentang ayahmu?"

"Tidak, aku hanya berpikir... apa yang terjadi jika salah satu Empat Orang Terpilih meninggal karena dibunuh sebelum sempat menghentikan perang dingin."

"Apa maksudmu?"

"Hanya penasaran, apa yang akan terjadi jika memang ada Empat Orang Terpilih yang dibunuh. Dan bagaimana jika Dewi Seraphine dan Dewi Hayrith tahu akan hal ini."

"Entahlah. Aku sendiri tidak bisa membayangkannya," sahut Erio sembari meluruskan kakinya yang pegal karena duduk berlutut terus sejak tadi. "Aku, sih, tidak masalah karena memiliki darah campuran. Toh, itu malah sudah menjadi takdirku. Tapi jika aku menjadi salah satu dari Empat Orang Terpilih itu... mungkin kedengarannya keren."

"Iya, 'kan? Aku juga berpikir begitu."

Haru dan Reo hanya memandangi mereka yang sedang mengobrol selayaknya anak kecil yang baru berkenalan dan berteman. Kemudian, sang Mechadroid menoleh ke arah Akuma serigala di sebelahnya. "Reo, ada yang ingin kutanyakan kepadamu."

"Apa?"

"Ketika kau menguasai tubuh Erio untuk pertama kalinya, apa yang kau rasakan?"

"Ah, itu." Reo mendongakkan kepala penuh arti. "Ketika aku muncul untuk pertama kali dan menguasai tubuhnya, rasanya seperti anak kecil yang baru mengenal dunia. Polos dan tidak tahu apa-apa. Namun tidak senaif Erio. Aku muncul dari kekuatan kegelapan yang ada di dalam dirinya, namun menjadi kuat karena rasa kehilangan yang dialami."

[End] Descendants of Dark & LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang