Stage 20: Rage Ultimatum

13 2 0
                                    

A/N: sewaktu Haru mengamuk, coba sambil dengarkan soundtrack dari mulmed (The Ravaging Myth Gorgon - Fate/Grand Order OST)

"A-Apa-apaan android ini?" kata Iriya.

Oriel menghunus pedangnya ke arah mereka. "Sayang sekali, sang pemimpin meninggalkan kita saat kebakaran terjadi. Hanya dia yang selamat, sementara kita? Aku beruntung karena Black Crows menemukanku," ujarnya sambil menekankan kata sang pemimpin. Kentara sekali kalau dia tengah mengejek Haru sebagai Mechadroid pertama.

"Jadi kau memang bekerja sama dengan gagak-gagak sialan itu?!" tanya Erio.

"Bagaimana kalau jawabanku adalah iya?"

Aria menggeram. "Kau... pengkhianat...,"

"Heh, silahkan kalian sebut aku dengan apa saja. Tapi tak lama lagi, mereka takkan bisa melindungi kalian!" Oriel menghunus pedangnya ke arah Haru dan Aria. "Sama seperti Prof. Hakone yang tidak bisa melindungi kita!"

Tiba-tiba, lingkaran hitam muncul didepannya. Dari lingkaran itu, duri-duri hitam melesat dan menyerang mereka. Aria menangkis serangan duri-duri tersebut dengan cepat menggunakan pedangnya. Namun duri itu semakin banyak. Salah satu duri berhasil menancap di lengannya.

"Aaghh!" Aria berteriak.

"Aria!" seru Haru.

Dylan menggeram dan menoleh ke arah Oriel. "Sialan, apa yang kau pikirkan, hah?! Kenapa kau menyakiti mereka?!"

"Bukan urusanmu. Kalian terlalu mengganggu pertarunganku dengan mereka," sahut Oriel. Dia mengarahkan pedangnya kepada tim Four Savior dan Spellcaster. Seketika, sebuah sangkar yang terbuat dari petir terbentuk dan mengurung mereka berenam.

Deko mencoba untuk menghancurkan sangkar tersebut dengan sihirnya, namun gagal. Oriel tersenyum sinis. "Percuma saja kau berusaha melepaskan diri. Meskipun sangkar itu tidak akan menyetrum kalian, namun sangkar itu cukup kuat untuk mengurung orang-orang yang menjadi pengganggu macam kalian."

"Lepaskan teman-temanku, Oriel! Apa yang kau pikirkan hingga ingin menghancurkan kami?!" seru Aria.

"Kau tidak pernah mengerti, Android A. Kita, para Mechadroid, tidak diciptakan untuk memiliki teman atau sahabat. Melainkan untuk melindungi negeri ini," ujar Oriel. "Apakah kau lupa tujuan kita diciptakan oleh Prof. Hakone?"

"Tidak, kau salah," sergah Haru. "Memang penjaga negeri, tidak ada yang namanya 'teman' atau 'sahabat'. Tapi aku tidak akan bisa sampai sejauh ini tanpa teman-temanku. Merekalah yang membuatku bisa bertahan hingga sejauh ini."

Mechadroid laki-laki tersebut mendengus. "Lihat dirimu. Tampaknya kau telah terkontaminasi oleh orang-orang di sini. Baiklah, jika kau berpikiran kalau mereka memang teman-temanmu...,"

Tiba-tiba, tubuh Aria terangkat. Salah satu pedang milik Oriel pun teracung ke arahnya. Bilah pedangnya tampak siap menusuk Mechadroid itu kapan saja. "...kau harus memilih siapa yang harus diselamatkan dulu."

Haru tersentak. "Hentikan!"

Erio yang sudah tidak tahan lagi pun langsung membentak. "Android O, kenapa kau lakukan ini?! Bukankah mereka adalah kedua kakakmu?!"

"Kakakku? Heh, yang benar saja. Aku lebih baik hancur di tangan Basileus ketimbang memiliki kakak yang lemah seperti mereka," sahut Oriel dengan nada dingin. "Karena tidak ada yang namanya keluarga dalam data kami. Hanya 'rekan' dan 'musuh'. Dan kalian adalah musuh yang harus dihancurkan, termasuk Android H dan Android A yang telah melanggar ketentuan sebuah Mechadroid."

Oriel berpaling ke arah Aria. "Ada kata terakhir sebelum kau kuhancurkan, Android A? Bukankah Ultimatum-mu dapat digunakan untuk melarikan diri dan menyerangku? Ayolah, jangan bilang kau lupa apa kegunaan Ultimatum yang kau miliki."

[End] Descendants of Dark & LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang